KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Penetapan Kebun Sumber Benih Tanaman Lada Varietas Malonan 1 di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Diposting     Kamis, 29 Desember 2022 08:12 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting diantara rempah-rempah lainnya (King of Spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan devisa negara maupun dari segi kegunaannya yang sangat khas dan tidak dapat digantikan dengan rempah lainnya. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia.

Pada era tahun 1970 indonesia pernah mengalami kejayaan lada. Untuk mengembalikan kejayaan lada perlu penyiapan benih lada unggul bermutu harus disiapkan dengan baik, karena penggunaan benih yang unggul bermutu merupakan awal/dasar dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman, didukung dengan penggunaan sarana produksi yang tepat sesuai rekomendasi serta penerapan sistem manajemen usaha tani yang benar. Selain untuk mengembalikan kejayaan rempah nusantara, keberadaan kebun sumber benih atau kebun induk sangat diperlukan sehingga benih yang dihasilkan benar-benar benih unggul dengan produktivitas tinggi.

Berdasarkan data statistik Perkebunan tahun 2019 luas lahan tanaman lada seluas 189.703 hektar dengan rincian perkebunan rakyat seluas 182.617 hektar dan perkebunan besar swasta seluas 7.086 hektar. Di Provinsi Kalimantan Timur untuk luas areal tanaman lada seluas 8.921 hektar. Di Provinsi Kalimantan Timur, lada (Piper nigrum L.) atau sahang merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peran strategis dalam perekonomian masyarakat di wilayah ini. Sejak zaman Hindia Belanda lada sudah menyebar di Kalimantan Timur dan merupakan salah satu daerah sentra pembudidayaan lada di Asia Tenggara. Tanaman lada varietas  malonan 1 digemari oleh masyarakat setempat, yang mempunyai ciri khas dapat berbuah hampir sepanjang tahun. Lada varietas Malonan 1 memiliki sejumlah keunggulan diantaranya mengandung minyak atsiri sebesar 2,35%, oleoserin 11,23% dan piperin 3,82 lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada putih varietas Petaling 1 yang hanya 10,66% dan 3,03% juga toleran terhadap penakit busuk pangkal batang dan mampu berproduksi sepanjang tahun dengan produksi rata-rata sekitar 2,17 ton per hektar.

(Sumber foto: Milik pribadi)

Di Provinsi Kalimantan Timur untuk kegiatan pengembangan lada tahun 2022 seluas 100 hektar dan rencana tahun 2023 seluas 100 hektar anggaran dari APBD. Kebutuhan benih per 1 (satu) hektar sebanyak 1.600 dengan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m. Jadi kebutuhan untuk pengembangan seluas 200 hektar sebanyak 320.000 batang. Untuk itu untuk mencukupi kebutuhan benih lada di Provinsi Kalimantan Timur dan provinsi lain telah dilakukan penilaian dan penetapan kebun sumber benih lada varietas Malonan 1 milik Bapak H. Abbas seluas 0,5 hektar yang berlokasi di Desa Batuah, Kecamatan Loa janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari hasil penilaian dan penetapan administrasi dan lapangan bahwa kebun layak sebagai sumber benih lada dengan jumlah pohon sebanyak 1.050 pohon dengan hasil taksasi produksi benih sebanyak 70.350 setek satu ruas berdaun tunggal atau 10.050 setek lima sampai tujuh (5-7) ruas.  Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Penetapan Kebun Sumber Benih Lada Varietas Malonan 1 di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur sudah keluar dengan Nomor 90/Kpts/KB.020/11/2022 tanggal 01 November 2022. (Iswandi M)

Sumber:

Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan Penetapan Kebun Benih Sumber Tanaman Lada Varietas Malonan 1 di kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.


Bagikan Artikel Ini  

Kebun Sumber Benih Vanili Varietas Alor di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diposting        Oleh    Dirat Perbenihan



Vanili merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi dengan fluktuasi harga yang relatif stabil dibandingkan dengan tanaman perkebunan yang lain. Vanili memiliki nilai ekonomi cukup tinggi karena ekstrak buahnya yang dikenal sebagai sumber bahan pengharum pada bahan makanan dan minuman. Vanili Indonesia banyak digemari oleh banyak konsumen, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini disebabkan karena kualitas vanili Indonesia yang lebih unggul disbanding vanili Mexico dan Madagaskar yang juga terkenal sebagai penghasil vanili yang cukup berkualitas. Untuk memenuhi permintaan serta menjaga kualitas vanili, perlu dikembangkan suatu metode budidaya vanili yang mampu menghasilkan benih vanili dalam jumlah banyak, cepat dalam waktu singkat dan berkualitas.

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan vanili di Indonesia adalah adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Bahan tanam vanili kebun sumber benih vanili yang telah ditetapkan untuk benih unggul yaitu di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, sedangkan untuk unggul lokal ada di Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat, Maluku Utara dan Sumatera Utara.

Hamparan kebun sumber benih vanili varietas Alor di Desa Jawapogo Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo
(Sumber foto: Milik pribadi)

Berdasarkan data statistik perkebunan luas lahan tanaman lada pada tahun 2020 seluas 9.291 hektar yang merupakan perkebunan rakyat, sedangkan untuk luas lahan tanaman vanili di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 2.404 hektar. Untuk mencukupi kebutuhan pengembangan tanaman vanili di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2022 melalui anggaran APBD sebanyak 8.800 batang sedangkan rencana kegiatan pembangunan kebun induk vanili melalui anggaran APBN tahun 2023 kebutuhan benih sebanyak 3.800 batang. Oleh karena itu telah dilakukan Penilaian dan Penetapan Kebun Sumber Benih vanili varietas Alor di Desa Jawapogo, Kecamatan Maupogo Kabupaten Nagekeo milik Bapak Yohanes Debrito Kowe dengan luas kebun 0,5 Ha. Berdasarkan hasil Penilaian dan Penetapan Kebun Sumber Benih varietas Alor telah layak sebagai kebun sumber benih dengan jumlah populasi yang layak berjumlah 1.800 tanaman, dengan hasil taksasi produksi benih sebanyak 149.400 setek pendek satu ruas berdaun tunggal/tahun. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 83/Kpts/KB.020/11/2022 tentang Penetapan Kebun Sumber Benih Vanili Varietas Alor di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Iswandi M)

Sumber:

Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan Penetapan Kebun Benih Sumber Tanaman Vanili Varietas Alor di kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Bagikan Artikel Ini  

Produksi Benih Kelapa Hibrida Secara Alami dan Buatan

Diposting     Jumat, 16 Desember 2022 11:12 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Kelapa merupakan tanaman socio tropical crops (semua bagian tanaman dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat) dan tree of life (menjadi sumber kehidupan bagi manusia).  Salah satu kelapa yang saat ini diminati adalah kelapa hibrida. Kelapa hibrida merupakan persilangan antara dua tipe kelapa yang berbeda secara genotipe atau antarvarietas/kultivar kelapa berbeda secara genetis dari tipe kelapa yang sama (Novarianto, 2021). Tujuan perakitan kelapa hibrida adalah untuk mendapatkan kelapa yang cepat berbuah, berproduksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit tertentu, spesifik lokasi, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen (pabrikan).

Kelebihan kelapa hibrida adalah:

  • Berbuah cepat (berbunga lebih awal)
  • Potensi berbuah lebih tinggi dari kelapa dalam
  • Ketinggian pohon sedang (lebih pendek dari kelapa dalam)
  • Daging buah tebal dan kandungan minyak tinggi

Saat ini luas kelapa hibrida di Indonesia mencapai 91.974 ha dengan produksi 93.914 ton, yang didominasi oleh perkebunan rakyat (87 %). Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat kelapa hibrida, dengan provinsi terluas areal kelapa hibridanya adalah Provinsi Riau (Ditjenbun 2021).

Untuk menghasilkan benih Kelapa Hibrida dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu:

  1. Hibridisasi alamiah (natural pollination)

Pada hibridisasi alamiah, buah kelapa hibrida yang diperoleh karena terjadinya penyerbukan silang secara alami tanpa bantuan manusia. Cara ini dilaksanakan dengan membangun kebun – kebun  induk penghasil kelapa hibrida. Pola penanaman kelapa hibrida dapat ditanam dengan tiga macam pola tanam (Kepmentan, 2022), yaitu:

  • Pola tanam I dengan penanaman menggunakan blok terpisah, tetapi berdampingan antara blok kelapa genjah dengan blok kelapa dalam. Untuk mengurangi kontaminasi polen kelapa dari luar kebun, di sekeliling kebun induk kelapa dapat ditanam pohon bambu yang agak rapat, sekaligus berfungsi sebagai pagar hidup untuk gangguan dari luar terhadap kebun induk.
  • Pola tanam II ditanam kelapa genjah di bagian tengah dan di sekelilingnya ditanam kelapa dalam.
  • Pola tanam III adalah pola tanam campuran, yaitu penanaman 4 baris Kelapa Genjah sebagai tetua betina, diselingi dengan 1 baris Kelapa Dalam sebagai tetua jantan (sesuai dengan jenis hibrida yang akan dihasilkan).

Bunga jantan pada pohon induk diemaskulasi untuk mencegah penyerbukan silang yang liar, kemudian penyerbukan yang terjadi dibiarkan secara alami, dimana putik yang terdapat pada pohon induk diserbuki dengan tepung sari dari salah satu pohon bapak. Hasil akhirnya nanti, pada pohon induk akan diperoleh buah yang kemudian dapat ditanam sebagai benih kelapa hibrida.

  1. Hibridisasi buatan (artificial pollination)

Pada hibridisasi buatan, buah Kelapa Hibrida diperoleh karena sengaja dilakukan penyerbukan silang oleh manusia. Dibutuhkan teknis pemrosesan polen dari tetua kelapa jantan, yang dilakukan dengan baik agar diperoleh polen dengan viabilitas minimal di atas 40 %. Selain itu polen disimpan dalam lemari pendingin agar mutu tetap terjamin sampai tiba saatnya hibridisasi dilaksanakan. Proses hibridisasi buatan dilakukan dengan:

  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan emaskulasi dan polinasi berupa pisau emaskulasi, gunting stek, alat persilangan, kerodong, tangga, plastik kemasan,  termos es, freezer,  kuas ukuran sedang,  kuas lukis, kertas sampul, talkum dan polen.
  • Dilakukan emaskulasi pada pohon tetua betinanya. Pohon – pohon ini diberi pelabelan/penomeran. Kemudian diaamati tandan yang sudah siap diemaskulasi (terlihat seludang baru pecah dan jumlah bunga betina minimal 6).
  • Pembersihan bunga betina yang akan diemaskulasi (dengan membuang seludang bunga dan kotoran di sekitar tandan, bagian pangkal tandan dibersihkan untuk pemasangan kerodong).
  • Selanjutnya dilakukan pemotongan bunga jantan (spikelet jantan dipotong/digunting menyisakan sekitar 4 cm dari bunga betina).
  • Pemipilan bunga jantan yang tersisa.
  • Pemasangan kerodong dan pelabelan tanda emaskulasi.
  • Kegiatan Pollinasi dilakukan setelah ada tanda bunga betina reseptif (rata – rata 4 – 10 hari setelah emaskulasi), yang ditandai dengan bunga betina telah membuka dan berlendir.
  • Pencampuran polen dan talk.
  • Penyemprotkan polen ke bunga betina yang sudah reseptif.
  • Buah yang diperoleh dari hasil hibridisasi ini digunakan sebagai benih kelapa hibrida. (Yoviana EA)

Daftar Pustaka:

Ditjenbun, 2021. Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020 – 2022. Jakarta : Ditjenbun Kementan.

Menteri Pertanian RI. 2022. Keptusan Menteri Pertanian RI Nomor 57/Kpts/KB.020/07/2022 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran, dan Pengawasan Benih Tanaman Kelapa.

Novarianto, H. 2021. Pembangunan Perkebunan Kelapa Hibrida Berkelanjutan. Yogyakarta : Lily Publisher.

Tenda, E. 2004. Perakitan Kelapa Hibrida Intervarietas dan Pengembangannya di Indonesia.  Perspektif– Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 35 – 45.


Bagikan Artikel Ini  

Mengenal Pala Varietas Unggul Nasional

Diposting     Senin, 12 Desember 2022 09:12 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Hasil produk pala yang diperdagangkan di pasaran dunia adalah biji, fuli dan minyak atsiri. Indonesia merupakan produsen pala terbesar di dunia (70%), dimana sebagian besar perkebunan pala di Indonesia diusahakan oleh perkebunan rakyat (98%) dan sisanya (2%) oleh perkebunan besar. Menurut statistik pembangunan perkebunan Indonesia, produksi pala di Indonesia tahun 2021 mencapai 39.577 ton.

Benih Unggul merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman dan perannya tidak dapat di gantikan oleh faktor lain, karena benih sebagai bahan tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas unggul. Varietas Unggul adalah Varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya. Komoditas Pala sampai dengan tahun 2022, mempunyai 9 (sembilan) varietas unggul yang telah dilepas melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, antara lain:

  1. Varietas Banda

Pala Varietas Banda dilepas dengan SK Nomor: 4059/Kpts/SR.120/12/2009 tanggal 28 Desember 2009. Asal usul pala Banda dari Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Beberapa ciri dari pala varietas Banda diantaranya mempunyai bentuk daun obovat berwarna hijau tua. Warna kulit buah kecoklatan dengan bentuk buah bulat agak oval, daging buah berwarna putih susu, warna batok tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah darah. Aroma buah dan fuli pala banda tajam dan menjadi khas dari pala banda. Pala milik Pemerintah Daerah Provinsi Maluku ini mempunyai produktivitas 5.120 ± 167,37 butir per pohon/tahun dengan bobot basah buah per butir adalah 59,50 ± 9,83 gram dan tebal daging 1,0 ± 0,18 cm. Kadar minyak atsiri pala banda mencapai 21,71%.

2. Varietas Ternate 1

Pala Ternate 1 milik Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi dilepas dengan SK Menteri Pertanian Nomor: 4061/Kpts/SR.120/12/2009 tanggal 28 Desember 2009. Pala Ternate 1 berasal dari Pala Marikrubu Ternate, mempunyai bentuk daun obovat berwarna hijau tua. Warna kulit buah pala Ternate 1 kecoklatan dengan bentuk buah bulat, daging buah berwarna putih susu, warna batok tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah darah mengkilat. Aroma buah dan fuli pala banda tajam khas pala. Pala Ternate 1 mempunyai produktivitas sampai dengan 7.595 butir per pohon/tahun dengan bobot basah buah per butir adalah 87 ± 0,52 gram dan tebal daging mencapai 1,12 cm. Kadar minyak atsiri biji tua pala ternate 1 antara 6,84% s.d. 7,92%.

3. Varietas Tidore I

Selain Pala Ternate 1, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi juga melepas Pala Varietas Tidore 1 yang ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor: 4062/Kpts/SR.120/12/2009 tanggal 28 Desember 2009. Pala Tidore 1 berasal dari Jaya Tidore, mempunyai bentuk daun obovat berwarna hijau tua coklat keunguan. Warna kulit buah pala Tidore 1 merah kecoklatan dengan bentuk buah bulat, daging buah berwarna kuning muda, warna batok tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah darah. Aroma buah dan fuli pala banda tajam khas pala. Pala Tidore 1 mempunyai produktivitas sampai dengan 7.652 butir per pohon/tahun dengan bobot basah buah per butir adalah 75,2 ± 1,06 gram dan tebal daging mencapai 1,56 cm. Kadar minyak atsiri biji tua pala Tidore 1 mencapai 12,35%.

4. Varietas Tobelo 1

ersamaan dengan pelepasan varietas Pala Ternate 1 dan Tidore 1, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi juga melepas Pala Varietas Tobelo 1 yang ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor: 4063/Kpts/SR.120/12/2009 tanggal 28 Desember 2009. Pala Tobelo 1 berasal dari Wari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Varietas ini mempunyai bentuk daun obovat berwarna hijau. Warna kulit buah pala Tobelo 1 merah kecoklatan dengan bentuk agak lonjong, daging buah berwarna putih susu, warna batok tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah darah. Aroma buah dan fuli pala banda tajam khas pala. Pala Tobelo 1 mempunyai produktivitas sampai dengan 7.650 butir per pohon/tahun dengan bobot basah buah per butir adalah 79,62 ± 1,23 gram dan tebal daging 1,37 ± 0,17 cm. Kadar minyak atsiri biji tua pala Tobelo 1 mencapai 12,70%.

5. Varietas Makian

Pala Varietas Makian dilepas dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 72/Kpts/KB.020/1/2016 tanggal 26 Januari 2016. Asal usul pala Makian dari Makian, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Beberapa ciri dari pala varietas Makian diantaranya mempunyai bentuk daun kano berwarna hijau tua. Warna kulit buah kuning gading dengan bentuk buah bulat, warna tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah darah. Pala Makian mempunyai aroma fuli khas pala. Pala milik Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara ini mempunyai potensi produksi 2.500 butir per pohon, potensi produksi biji basah 25 kg/pohon dengan bobot buah per butir adalah 60 – 98 gram dan tebal daging 1,0 – 1,8 cm. Rendemen minyak dalam fuli pala Makian mencapai 12,6%.

6. Varietas Fakfak

Pala Varietas Fakfak dilepas dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 95/Kpts/KB.010/2/2017 tanggal 14 Februari 2017. Asal usul pala Fakfak dari populasi pertanaman pala di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Beberapa ciri dari pala varietas Fakfak diantaranya mempunyai bentuk daun obovat – lanset dengan warna permukaan daun atas hijau dan warna permukaan daun bawah hijau keputihan. Warna kulit buah kuning kecoklatan berbintik coklat dengan bentuk buah bulat telur, warna batok biji hitam kecoklatan mengkilap dan warna fuli merah. Pala Fakfak mempunyai aroma fuli kurang tajam. Pala milik Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat ini mempunyai produksi buah 2.275 ± 340 butir per pohon/tahun dengan bobot buah per butir adalah mencapai 105,6 gram/butir dan tebal daging kurang lebih 1,55 cm. Kadar minyak atsiri fuli mencapai 3,27 %.

7. Varietas Nurpakuan Agribun

Pala Varietas Nurpakuan Agribun dilepas dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 22/Kpts/KB.020/2/2019 tanggal 1 Februari 2019. Asal usul pala Nurpakuan Agribun dari seleksi populasi pala di Bogor, Jawa Barat. Pala Nurpakuan Agribun mempunyai bentuk daun obovat-lanset, warna permukaan atas daun hijau dan warna permukaan bawah daun hijau muda. Warna kulit buah tua hijau kekuningan dengan bentuk buah bulat dan bulat-oval, warna tempurung biji tua hitam kecoklatan mengkilap dan fuli segar berwarna merah. Pala Nurpakuan Agribun mempunyai aroma fuli tajam khas pala. Varietas pala milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor ini mempunyai produksi buah hingga 8.730 butir per pohon dalam setahun dengan bobot buah per butir adalah dari 51,42 gram 63,89 sampai gram dan tebal daging 1,05 – 2,3 cm. Mutu minyak atsiri dalam fuli tua pala Nurpakuan Agribun mencapai 12,18%.

8. Varietas Patani

Pala Varietas Patani dilepas dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 47/Kpts/KB.030/3/2020 tanggal 31 Maret 2020. Asal tanaman pala Patani dari Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara yang merupakan tipe varietas komposit hasil penyerbukan silang alami dalam populasi M. succadanea. Pala Patani mempunyai bentuk daun Kano agak memanjang dengan ujung runcing, warna daun tua hijau tua dengan permukaan daun agak licin. Warna buah matang kuning gading dengan bentuk buah agak lonjong, warna tempurung biji hitam kecoklatan mengkilap dan fuli segar berwarna merah darah. Pala Patani mempunyai aroma fuli khas pala. Varietas pala milik Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah ini mempunyai produksi buah 3.000 – 5.000 butir per pohon per panen dengan bobot buah per butir rata-rata 7,3 gram dan tebal daging 1,0 – 1,7 cm. Potensi fuli kering 3,6 kg/pohon dengan rendemen minyak atsiri dalam fuli pala Patani adalah 8,5%.

9. Varietas Tiangau Agribun

Pala Varietas Tiangau Agribun dilepas dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 48/Kpts/KB.010/3/2020 tanggal 31 Maret 2020. Asal varietas pala Tiangau Agribun dari hasil seleksi individu dari populasi pala lokal Anambas. Pala Tiangau Agribun mempunyai bentuk daun Lanset – obovat, permukaan atas daun berwarna hijau sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau keabu-abuan. Warna buah matang kuning keemasan dengan bentuk buah bulat-bulat telur terbalik (obovat), warna batok biji tua coklat kehitaman mengkilap dan fuli segar berwarna merah cerah. Pala Tiangau Agribun mempunyai aroma fuli sedang sampai kuat. Varietas pala milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ini mempunyai produksi buah 11.064 ± 3.138 butir per pohon per tahun dengan bobot buah per butir 64,32 ± 8,70 gram dan tebal daging 1,24 ± 0,93 cm. Kadar minyak atsiri pala Tiangau Agribun adalah 13,12 ± 3,10%.

Penggunaan benih pala dari varietas unggul yang telah dilepas dalam pengembangan tanaman pala, diharapkan dapat lebih meningkatkan produksi pala. Selain itu, dari segi penggunaannya, pala varietas unggul dapat diedarkan antar provinsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih pala secara Nasional. (Dina F)


Bagikan Artikel Ini  

Produsen Benih Kelapa Sawit Ini Berwenang Menerbitkan Sertifikasi Benihnya

Diposting     Jumat, 09 Desember 2022 02:12 pm    Oleh    Dirat Perbenihan



Setelah pangan dan hortikultura yang terlebih dahulu mengimplementasikan kebijakan sertifikasi mandiri, saat ini perkebunan telah resmi menerapkannya. Terhitung tanggal 9 Desember 2022 PT. Bakti Tani Nusantara berwenang menerbitkan sertifikasi kecambahnya secara mandiri.

Pada pasal 22 ayat 2, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 tahun 2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan disebutkan jika proses sertifikasi dapat diselenggarakan oleh Produsen Benih yang mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Dimana PT. Bakti Tani Nusantara telah mendapatkan sertifikasi dari LSSM BEBI PT. Agri Mandri Lestari.

Hindarwati, Direktur LSSM BEBI menyebutkan bahwa PT. BTN telah menerapkan ISO 9001 sebagai syarat mendapat sertifikasi, sehingga sudah menerapkan sistem manajemen mutu. Sehingga dapat dipastikan kecambah yang dihasilkan sesuai standar dan mendapatkan kewenangan menerbitkan sertifikasinya secara mandiri.

“Terkait model sertifikasi dan label produsen tetap mengacu pada Keputusan Menteri terkait. Serta produsen tetap harus melaporkan peredaran benih kepada UPTD Sertifikasi di wilayahnya”, jelas Hindarwati.

Adapun kebijakan ini diterapkan bertujuan untuk meningkatkan akselerasi penyebaran benih bermutu. Serta mengurangi beban Petugas Benih Tanaman Perkebunan dalam melakukan sertifikasi mengingat besarnya jumlah benih yang harus disertifikasi setiap tahunnya. (Hendra AS)


Bagikan Artikel Ini  

Uji Kompetensi Produsen Benih Kelapa Sawit Resmi Diterapkan

Diposting     Kamis, 08 Desember 2022 12:12 pm    Oleh    Dirat Perbenihan



Dengan adanya kebutuhan untuk peningkatan mutu perbenihan maka perlu diterapkan uji kompetensi untuk memastikan bahwa yang menghasilkan bibit tanaman perkebunan harus memiliki keahlian yang memadai. Sesuai dengan ketentuan di Permentan 50 Tahun 2015, untuk mendapatkan izin usaha produksi benih wajib memiliki tenaga yang berkompeten.

Pada 6 Desember 2022 yang lalu telah dilaksanakan di Kampus Politeknik Kelapa Sawit, Citra Widya Edukasi, Bekasi, Jawa Barat, kegiatan Witness atau Penyaksian Uji Kompetensi Penambahan Ruang Lingkup Lembaga Sertifikasi Perkebunan dan Hortikultura (LSP-PHI). Aktivitas tersebut mencakup pengujian perdana skema perbenihan kelapa sawit.

Direktur Utama LSP-PHI, Darmasyah Basyarudin menyebutkan bahwa kegiatan witness dan uji kompetensi yang dilakukan untuk 9 skema dan 3 diantaranya terkait perbenihan kelapa sawit yakni Skema Sertifikasi Okupasi Pelaksana Penangkaran Benih Kelapa Sawit, Skema Sertifikasi Okupasi Manajer Penangkar Benih Kelapa Sawit dan Skema Sertifikasi Okupasi Pengawas Penangkar Benih Kelapa Sawit. Setidaknya 6 pelaku usaha perbenihan kelapa sawit mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan tersebut menjadi uji kompetensi spesifik komoditas pertama di lingkup Kementerian Pertanian sehingga ini menjadi langkah maju. Sementara uji kompetensi yang sudah dilaksanakan adalah untuk produsen benih secara umum.

Direktur Perbenihan Perkebunan, Saleh Mokhtar, menyebutkan bahwa kegiatan hari ini merupakan aktualisasi dari kebijakan pemerintah untuk mendorong perbaikan mutu sawit dari sisi SDM dan sistem. Adapun penyusunan skema uji kompetensi kelapa sawit dilakukan sejak 2 tahun lalu dengan target agar dapat segera diterapkan. Sehingga kegiatan witness dan uji kompentensi yang dilakukan LSP-PHI menjadi langkah implementasi nyata dari kebijakan pemerintah.

“Selain mendorong penerapan uji kompetensi, pemerintah akan mendorong penerapan ISO 9001 pada produsen benih, bahkan akan bersifat mandatori untuk komoditas tertentu. Sehingga standarisasi mutu benih diharapkan dapat terwujud melalui kegiatan ini”, jelas Saleh Mokhtar.

Terkait dengan uji kompetensi kelapa sawit, ke depan akan diakselerasi pada penyedia bibit kelapa sawit baik melalui pembiayaan pemerintah atau secara swadaya. Sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu bibit kelapa sawit yang beredar di masyarakat. (Hendra AS)


Bagikan Artikel Ini  

Mengenal Sumber Benih Nilam di Aceh Barat Daya

Diposting     Selasa, 06 Desember 2022 08:12 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Tanaman Nilam (Pogostemon cablin. Benth.) merupakan salah satu tanaman perkebunan unggulan penghasil minyak atsiri di Indonesia. Secara nasional berdasarkan data statistic perkebunan, luas area penanaman maupun produksi minyak nilam mengalami penurunan selama hampir satu dekade terakhir dimana di tahun 2011 luas areal penanaman Nilam mencapai 28.615 Ha dengan total produksi 2.866 ton minyak nilam, di tahun 2020 mengalami penurunan luas areal menjadi 18.273 Ha dengan produksi minyak nilam sebanyak 2.459 ton. Harga minyak nilam yang fluktuatif sampai dengan penggunaan benih yang tidak bermutu dan bersertifikat menjadi kendala menurunnya pengembangan nilam oleh petani dan produksi minyak nilam nasional.

Upaya dalam meningkatkan kualitas benih perkebunan terutama komoditi Nilam terus dilakukan selain peningkatan pengawasan peredaran benih nilam hal lainnya yaitu dengan mendorong penetapan Kebun Sumber Benih (KSB) baru terutama dari varietas unggul yang telah dilepas.
Pada tanggal 10 Oktober 2022 satu lagi KSB Nilam varietas unggul Lhokseumawe resmi ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 66/Kpts/KB.020/10/2022. KSB Nilam yang berlokasi di Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh ditetapkan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan calon KSB oleh tim penilaian dan penetapan KSB yang terdiri dari unsur Pemulia, Pengawas Benih Tanaman, dan Petugas Teknis Perkebunan Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Dengan ditetapkannya KSB Nilam varietas Lhokseumawe tersebut maka menjadi KSB Nilam ketiga dengan varietas sama yang ditetapkan selain di Aceh Utara pada tahun 2020 dan Aceh Selatan pada tahun 2021.

KSB Nilam Lhokseumawe di Kabupaten Aceh Barat Daya termasuk salah satu andalan karena memiliki potensi produksi benih yang tinggi dimana dari luas kebun 0,5 Ha berpotensi menghasilkan benih sebanyak 515.886 setek sekali panen. Potensi tersebut lebih tinggi dibanding pendahulunya KSB Nilam Lhokseumawe di Aceh Utara dimana lahan seluas 1 Ha berpotensi menghasilkan 640.000 setek atau jika dikonversi ke 0,5 Ha hanya berpotensi menghasilkan 320.000 setek sekali panen. Selain itu secara visual memiliki pertumbuhan tanaman yang jagur dan seragam serta tidak ada serangan hama dan penyakit sehingga sangat berpotensi menghasilkan benih nilam dengan kualitas yang baik.

Untuk menjaga kuantitas dan kualitas benih yang dihasilkan dari KSB Nilam tersebut masih dibutuhkan pendampingan secara intensif kepada pemilik kebun dan evaluasi secara berkala dari UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh dan/atau Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan sebagai wilayah kerjanya (Dwi YA).

Sumber pustaka

  1. Direktorat Jenderal Perkebunan, 2021, Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020-2022, www.ditjenbun.pertanian.go.id, Jakarta;
  2. Kementrian Pertanian, 2022, Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 66/Kpts/KB.020/0/2022 tentang Penetapan Kebun Sumber Benih Nilam Varietas Lhokseumawe di Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh, Jakarta

Bagikan Artikel Ini  

Deskripsi Varietas Kelapa Genjah Pandan Wangi dan Kebun Sumber Benihnya di Indonesia

Diposting     Senin, 05 Desember 2022 04:12 pm    Oleh    Dirat Perbenihan



Saat ini kelapa genjah menjadi salah satu kelapa konsumsi yang sangat diminati oleh petani kelapa terutama di wilayah pesisir pantai dan dekat dengan tempat wisata di Indonesia. Jika dibandingkan dengan kelapa dalam, beberapa keunggulan kelapa genjah antara lain tanaman kelapa cepat berbuah + 2 – 3 tahun, tanaman lambat meninggi dan jumlah buah yang lebih banyak.

Kelapa genjah Pandan Wangi adalah salah satu kelapa konsumsi dengan aroma air dan daging buah muda wangi pandan, rasa air dan daging buah bercitarasa pandan, sehingga kelapa ini sangat bagus jika dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani karena harga per butirnya yang lebih mahal dibandingkan dengan harga kelapa konsumsi biasa.

Varietas kelapa genjah Pandan Wangi telah dilepas dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 40/Kpts/KB.020/2/2019 tanggal 1 Februari 2019 dengan deskripsi varietas sebagai berikut:

Tanaman

  • Asal : Hasil introduksi dari Malaysia dan telah ditanam di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada tahun 2003
  • Tipe tumbuh : Tegak
  • Habitus : Tunggal
  • Lingkungan tumbuh : Lahan Kering iklim basah, tumbuh baik di dataran rendah sampai 500 mdpl
  • Tinggi tanaman (meter) : 2 – 7
  • Bentuk Tanaman : Tanaman tunggal
  • Umur berbuah (tahun) : 2,5

Batang

  • Lingkar batang 20 cm (cm) : 115,00(+ 11,31)
  • Lingkar batang 150 cm (cm) : 83,50 (+ 2,21)
  • Tinggi 11 bekas daun (cm) : 32,50 (+ 0,71)

Akar

  • Aroma ujung akar cikal : Wangi pandan

Daun

  • Warna pelepah daun : Hijau
  • Panjang tangkai daun (cm) : 1181,50 (+ 9,19)
  • Tebal tangkai daun (cm) : 3,24 (+ 0,09)
  • Lebar tangkai daun (cm) : 6,37 (+ 0,18)
  • Jumlah anak daun (helai) : 102,00 (+ 1,41)
  • Panjang anak daun (cm) : 95,00 (+ 0,00)
  • Panjang rachis (cm) : 330,50 (+ 27,58)
  • Lebar anak daun (cm) : 5,25 (+ 0,35)
  • Aroma daun cikal saat dibakar : Wangi pandan

Bunga

  • Jumlah tandan bunga/tahun : 11,50 (+ 0,71)
  • Panjang tangkai tandan (cm) : 40,50 (+ 0,71)
  • Panjang rangkaian bunga (cm) : 26,67 (+ 1,69)
  • Lebar tangkai tandan (cm) : 3,89 (+ 0,54)
  • Tebal tangkai tandan (cm) : 2,34 (+ 0,19)
  • Jumlah spikelet (buah) : 12,7 (+ 0,21)
  • Jumlah bunga betina (buah) : 9,50 (+ 4,95)

Buah

  • Warna buah : Hijau
  • Berat buah utuh (g) : 1.499 (+ 1,335,72)
  • Jumlah buah/tandan (butir) : 10,67 (+ 2,36)
  • Jumlah buah/phn/thn (butir) : 101,33 (+ 11,67)
  • Lingkar buah polar (cm) : 44,20 (+ 35,36)
  • Lingkar buah equatorial (cm) : 45,75 (+ 35,36)
  • Bentuk buah : Bulat
  • Ukuran buah : Sedang
  • Volume air buah (g) : 430,00 (+ 4,249)
  • Kadar kemanisan (% brix) : 6,65 (+ 2,21)
  • Aroma air dan daging buah : Wangi pandan muda
  • Rasa air dan daging buah : Bercitarasa pandan Muda
  • Wilayah pengembangan : Lahan kering iklim kering dengan tinggi tempat < 500 mdpl, curah hujan 1000 – 1500 mm per tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering

Kebun sumber benih kelapa genjah Pandan Wangi telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian 40/Kpts/KB.020/2/2019 tanggal 1 Februari 2019 dengan lokasi kebun sebagai berikut:

  1. Lokasi kebun Blok Penghasil dan Pohon Induk Terpilih (PIT) kelapa genjah Pandan Wangi populasi I yaitu di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan pemilik Samudi dengan jumlah Pohon Induk Terpilih (PIT) sebanyak 120 pohon
  2. Lokasi kebun Blok Penghasil dan Pohon Induk Terpilih (PIT) kelapa genjah Pandan Wangi populasi II yaitu di Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan pemilik Samudi dengan jumlah Pohon Induk Terpilih (PIT) sebanyak 268 pohon

Dengan adanya kebun sumber benih yang telah ditetapkan diharapkan benih kelapa genjah Pandan Wangi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan kelapa genjah di Indonesia karena harga benih maupun harga buah kelapa Pandan Wangi yang cukup tinggi dapat menjadi salah satu tanaman yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani. (Santi FS)

(Sumber: Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Perkebunan dan berbagai sumber)


Bagikan Artikel Ini  

Pengujian Patologis untuk Penyakit Tular Benih

Diposting     Jumat, 25 November 2022 10:11 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Penyakit tanaman didefinisikan sebagai keadaan fungsi fisiologis abnormal lokal atau sistemik dari suatu tanaman, yang dihasilkan dari ‘iritasi’ yang terus menerus dan berkepanjangan yang disebabkan oleh organisme fitopatogen (agen penyakit menular atau biotik). Terjadinya suatu penyakit paling sedikit diperlukan tiga faktor pendukung yaitu tanaman inang (host), penyebab penyakit (patogen) dan faktor lingkungan. Dari konsep segitiga penyakit, jelas bahwa penyakit dapat timbul dan berkembang apabila ada interaksi antara tanaman rentan dengan patogen yang virulen pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan patogen atau lingkungan yang kurang sesuai untuk tanaman.

Benih merupakan simbol kehidupan, dimana benih yang sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat dan produktivitas tinggi. Patogen tular benih berperan dalam penyebaran dan perkembangan epidemik patogen pada beberapa komoditi. Benih yang sudah terinfeksi oleh patogen dapat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan akan menjadi sumber infeksi di lapangan, sehingga tidak direkomendasikan sebagai bahan tanam.

Organisme pengganggu tanaman berupa patogen terbawa benih dapat menurunkan kualitas benih melalui infeksi pada jaringan benih atau kontaminasi pada permukaan benih. Benih sehat memiliki arti bahwa biji yang digunakan sebagai benih harus bebas dari infeksi ataupun kontaminasi patogen. Timbulnya patogen tular benih salah satunya berasal dari penanganan pasca panen yang kurang tepat, pada alur praktek produksi benih. Benih yang sudah terinfeksi oleh patogen, akan menjadi faktor pembatas produksi tanaman yang optimal. Kerugian akibat penyakit tular benih yaitu produksi menurun, daya berkecambah dan vigor benih rendah, kerusakan bentuk fisik dan warna benih, perubahan biokimia benih, perubahan sifat fisik benih. Patogen tular benih dapat berupa bakteri, cendawan, virus dan nematoda.

Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Asia Seed Industry Development Training Program yang diselenggarakan oleh Korea Seed and Variety Service pada tanggal 25 September s.d. 8 Oktober 2022, telah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dan praktikum tentang pengujian patologis untuk penyakit tular benih oleh Ms. Lee Yoojin (Lecturer at Seed Testing & Research Center, Korea Seed and Variety Service).

Penyakit benih seringkali tanpa gejala kerusakan sehingga sulit diketahui secara visual. Patogen tular benih yang disebabkan oleh virus dan bakteri sulit untuk dideteksi secara fisik, sehingga memerlukan pemeriksaan melalui PCR (polymerase chain reaction) ataupun pemeriksaan serologi untuk mengidentifikasinya.

Pada kedelai, cendawan terbawa benih yang penting diantaranya adalah Alternaria spp., Cercospora kikuchii, Cladosporium spp., Phomopsis, Fusarium spp. dan Verticillium spp. Bakteri terbawa benih kedelai yang penting adalah Pseudomonas syringae (disebut juga P. savastanoi) penyebab hawar daun, dan Xanthomonas axonopodis penyebab pustule. Virus pada benih kedelai yang merugikan adalah virus mosaik SMV atau Soybean Mosaic Virus dan virus kerdil SSV atau Soybean Stunt Virus.

Penyakit tular benih oleh Bakteri, salah satunya yaitu Bacterial Canker (Bakteri Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis pada benih tomat),  Bacterial Fruit Blotch (BFB) merupakan penyakit penting pada famili Cucurbitaceae yang disebabkan oleh Acidovorax avenae subsp. Citrulli. Penyakit tular benih oleh cendawan salah satunya yaitu Bakanae yang merupakan penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh Gibberella fujikuroi, Fusarium fujikuroi, Fusarium moniliforme. Penyakit tular benih oleh virus salah satunya yaitu penyakit mosaik pada tanaman nilam disebabkan oleh beberapa jenis virus, yaitu Potyvirus, Potexvirus, Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Broad Bean Wilt Virus 2 (BBWV2).

Berbagai teknik serologi telah digunakan dalam deteksi dan diagnosis patogen terbawa benih. ELISA (Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay) merupakan salah satu metode serologi yang efisien dan murah terutama untuk mendeteksi penyakit virus dan bakteri terbawa benih. Teknik serologi sering digunakan untuk mendeteksi patogen yang menginfeksi secara laten dalam waktu yang cepat. Pengujian secara serologi tidak memerlukan isolasi patogen, tetapi diperlukan antibodi spesifik. Salah satu contoh yang telah dilakukan yaitu deteksi penyakit  tular benih yang disebabkan oleh virus pada tanaman tomat, dengan menggunakan Serological diagnosis (Immunostrip test) yang mudah digunakan dan diagnosis cepat hanya dalam 10 menit.

Pencegahan dan pengendalian penyakit tular benih dapat dilakukan dengan cara seleksi dan perlakuan benih. Seleksi benih dilakukan dengan memilih benih yang bagus dan bermutu secara fisik. Langkah selanjutnya adalah perlakukan terhadap benih. Perlakuan benih yang sering dilakukan pada saat sebelum tanam atau ketika benih akan disimpan adalah dengan cara mekanis, fisis, dan kimia. Perawatan mekanis bertujuan untuk membuang sumber penyakit yang tercampur dalam lot benih atau patogen berada di luar benih. Perawatan fisis pada umumnya dengan menggunakan suhu panas seperti solarisasi yaitu benih dipapar dengan panas sinar matahari (dijemur), direndam dalam air hangat, udara panas, uap panas, dan radiasi mikrowave atau gelombang mikro. Perawatan secara kimia menggunakan pestisida (fungisida, antibiotik, insektisida) dan desinfektan, pada umumnya diterapkan dalam industri benih. Pengendalian penyakit terbawa benih yang efektif meliputi pengendalian prapanen dan pengendalian pascapanen termasuk perawatan benih selama dalam penyimpanan atau selama distribusi benih. (Rotua MS)


Bagikan Artikel Ini  

Ini Dia Syarat Benih dalam Produksi dan Perbanyakan Cengkeh

Diposting        Oleh    Dirat Perbenihan



Cengkeh (Eugenia aromatica), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai rempah dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.

Cengkeh tersebar di beberapa wilayah Indonesia diantaranya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara.

Pada produksinya, bahan tanam cengkeh dapat menggunakan benih varietas unggul yang telah dilepas serta ditetapkan oleh Menteri Pertanian dan/atau Benih Unggul Lokal. Perbanyakan bahan tanam cengkeh dapat dilakukan melalui teknik perbanyakan generatif dan vegetatif.

Namun pada umumnya ialah menggunakan teknik perbanyakan generatif karena perbanyakan tanaman cengkeh secara vegetatif tingkat keberhasilannya masih rendah, daya tumbuh sel-sel tanaman cengkeh sangat lambat. Untuk mendapatkan benih cengkeh melalui perbanyakan cengkeh secara vegetatif dengan tingkat keberhasilan yang tinggi masih dalam proses penyempurnaan penelitian.

Adapun persyaratan benih dalam produksi benih dan perbanyakan bahan tanam cengkeh adalah sebagai berikut:

  1. Benih berasal dari buah yang telah masak fisiologis (warna ungu kehitaman)
  2. Bebas hama penyakit
  3. Tidak cacat (tidak ada bekas luka atau bercak hitam jamur)
  4. Tidak benjol-benjol (adalah terinfeksi penyakit cacar daun cengkeh)
  5. Bobot benih 0,5 gr sampai dengan 0,8 gr
  6. Panjang 1,8 cm sampai dengan 3,5 cm
  7. Diameter 0,8 cm sampai dengan 1,39 cm
  8. Kadar air minimal 80% dengan daya kecambah 85%
  9. Panjang akar kecambah ≤ 2 cm, lurus dan tidak rusak
  10. Benih harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai

Sumber : Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 315/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Cengkeh (Eugenia aromatica O.K)


Bagikan Artikel Ini