KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Pengujian Patologis untuk Penyakit Tular Benih

Diposting     Jumat, 25 November 2022 10:11 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Penyakit tanaman didefinisikan sebagai keadaan fungsi fisiologis abnormal lokal atau sistemik dari suatu tanaman, yang dihasilkan dari ‘iritasi’ yang terus menerus dan berkepanjangan yang disebabkan oleh organisme fitopatogen (agen penyakit menular atau biotik). Terjadinya suatu penyakit paling sedikit diperlukan tiga faktor pendukung yaitu tanaman inang (host), penyebab penyakit (patogen) dan faktor lingkungan. Dari konsep segitiga penyakit, jelas bahwa penyakit dapat timbul dan berkembang apabila ada interaksi antara tanaman rentan dengan patogen yang virulen pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan patogen atau lingkungan yang kurang sesuai untuk tanaman.

Benih merupakan simbol kehidupan, dimana benih yang sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat dan produktivitas tinggi. Patogen tular benih berperan dalam penyebaran dan perkembangan epidemik patogen pada beberapa komoditi. Benih yang sudah terinfeksi oleh patogen dapat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan akan menjadi sumber infeksi di lapangan, sehingga tidak direkomendasikan sebagai bahan tanam.

Organisme pengganggu tanaman berupa patogen terbawa benih dapat menurunkan kualitas benih melalui infeksi pada jaringan benih atau kontaminasi pada permukaan benih. Benih sehat memiliki arti bahwa biji yang digunakan sebagai benih harus bebas dari infeksi ataupun kontaminasi patogen. Timbulnya patogen tular benih salah satunya berasal dari penanganan pasca panen yang kurang tepat, pada alur praktek produksi benih. Benih yang sudah terinfeksi oleh patogen, akan menjadi faktor pembatas produksi tanaman yang optimal. Kerugian akibat penyakit tular benih yaitu produksi menurun, daya berkecambah dan vigor benih rendah, kerusakan bentuk fisik dan warna benih, perubahan biokimia benih, perubahan sifat fisik benih. Patogen tular benih dapat berupa bakteri, cendawan, virus dan nematoda.

Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Asia Seed Industry Development Training Program yang diselenggarakan oleh Korea Seed and Variety Service pada tanggal 25 September s.d. 8 Oktober 2022, telah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dan praktikum tentang pengujian patologis untuk penyakit tular benih oleh Ms. Lee Yoojin (Lecturer at Seed Testing & Research Center, Korea Seed and Variety Service).

Penyakit benih seringkali tanpa gejala kerusakan sehingga sulit diketahui secara visual. Patogen tular benih yang disebabkan oleh virus dan bakteri sulit untuk dideteksi secara fisik, sehingga memerlukan pemeriksaan melalui PCR (polymerase chain reaction) ataupun pemeriksaan serologi untuk mengidentifikasinya.

Pada kedelai, cendawan terbawa benih yang penting diantaranya adalah Alternaria spp., Cercospora kikuchii, Cladosporium spp., Phomopsis, Fusarium spp. dan Verticillium spp. Bakteri terbawa benih kedelai yang penting adalah Pseudomonas syringae (disebut juga P. savastanoi) penyebab hawar daun, dan Xanthomonas axonopodis penyebab pustule. Virus pada benih kedelai yang merugikan adalah virus mosaik SMV atau Soybean Mosaic Virus dan virus kerdil SSV atau Soybean Stunt Virus.

Penyakit tular benih oleh Bakteri, salah satunya yaitu Bacterial Canker (Bakteri Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis pada benih tomat),  Bacterial Fruit Blotch (BFB) merupakan penyakit penting pada famili Cucurbitaceae yang disebabkan oleh Acidovorax avenae subsp. Citrulli. Penyakit tular benih oleh cendawan salah satunya yaitu Bakanae yang merupakan penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh Gibberella fujikuroi, Fusarium fujikuroi, Fusarium moniliforme. Penyakit tular benih oleh virus salah satunya yaitu penyakit mosaik pada tanaman nilam disebabkan oleh beberapa jenis virus, yaitu Potyvirus, Potexvirus, Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan Broad Bean Wilt Virus 2 (BBWV2).

Berbagai teknik serologi telah digunakan dalam deteksi dan diagnosis patogen terbawa benih. ELISA (Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay) merupakan salah satu metode serologi yang efisien dan murah terutama untuk mendeteksi penyakit virus dan bakteri terbawa benih. Teknik serologi sering digunakan untuk mendeteksi patogen yang menginfeksi secara laten dalam waktu yang cepat. Pengujian secara serologi tidak memerlukan isolasi patogen, tetapi diperlukan antibodi spesifik. Salah satu contoh yang telah dilakukan yaitu deteksi penyakit  tular benih yang disebabkan oleh virus pada tanaman tomat, dengan menggunakan Serological diagnosis (Immunostrip test) yang mudah digunakan dan diagnosis cepat hanya dalam 10 menit.

Pencegahan dan pengendalian penyakit tular benih dapat dilakukan dengan cara seleksi dan perlakuan benih. Seleksi benih dilakukan dengan memilih benih yang bagus dan bermutu secara fisik. Langkah selanjutnya adalah perlakukan terhadap benih. Perlakuan benih yang sering dilakukan pada saat sebelum tanam atau ketika benih akan disimpan adalah dengan cara mekanis, fisis, dan kimia. Perawatan mekanis bertujuan untuk membuang sumber penyakit yang tercampur dalam lot benih atau patogen berada di luar benih. Perawatan fisis pada umumnya dengan menggunakan suhu panas seperti solarisasi yaitu benih dipapar dengan panas sinar matahari (dijemur), direndam dalam air hangat, udara panas, uap panas, dan radiasi mikrowave atau gelombang mikro. Perawatan secara kimia menggunakan pestisida (fungisida, antibiotik, insektisida) dan desinfektan, pada umumnya diterapkan dalam industri benih. Pengendalian penyakit terbawa benih yang efektif meliputi pengendalian prapanen dan pengendalian pascapanen termasuk perawatan benih selama dalam penyimpanan atau selama distribusi benih. (Rotua MS)


Bagikan Artikel Ini