KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

WASPADA OPT BARU Pseudoteraptus wayi PADA KELAPA

Diposting     Rabu, 10 Februari 2021 10:02 am    Oleh    ditjenbun



Hama buah kelapa Pseudotheraptus wayi Brown. (Hemiptera: Coreidae) bersifat polifagus dan menyerang tanaman kelapa (Cocos nucifera), jambu mete (Anacardium occidentale), belimbing (Averrhoa carambola), kayu manis (Cinnamomum verum), dan banyak tanaman legum.  Fase nimfa dan dewasa dari P. wayi menghisap batang muda, daun, tandan bunga, dan buah. Bagian tanaman yang dihisap kemudian akan terinjeksi toksin yang dapat menimbulkan wilting dan nekrosis.

imago

Biologi:

Perkembangan hama dari telur hingga Imago dapat bertahan selama 31- 41 hari pada tanaman kelapa dan jambu mete. Imago menyerang bunga dan buah muda. Imago betina dapat bertahan hidup selama 45-66 hari, dan Jantan 83-84 hari pada suhu 24,6oC. Imago betina dapat menghasilkan hingga 100 telur selama hidupnya.

Gejala Serangan:

Gejala serangan berupa kerusakan dan gugur pada bunga (Gambar 2a), berupa lesi berwarna kecokelatan sampai kehitaman pada kulit buah (Gambar 2b), kerusakan pada titik tumbuh (Gambar 3). Kerusakan yang disebabkan oleh spesies ini sangat signifikan bergantung pada tanaman inangnya. Pada jambu mete dapat menyebabkan 80% kehilangan hasil, sedangkan kerusakan pada alpukat sebesar 76,2% dan keguguran bunga sebesar 99% pada tanaman kelapa.

Persebaran Hama:

Hama ini merupakan hama utama yang sering ditemukan di perkebunan kelapa negara-negara tropis Benua Afrika.  Indonesia memiliki iklim tropis dan komoditas kelapa juga merupakan komoditas perkebunan yang banyak ditanam di Indonesia. Sehingga memungkinkan P. wayi untuk masuk dan kemudian menyerang perkebunan kelapa di Indonesia.

Hasil penelitian pada lahan petani kelapa di Desa Pinenek, Likupang Timur, Minahasa Utara, terdapat serangan hama buah kelapa yang mempengaruhi produksi kelapa. Produksi kelapa sangat rendah bahkan beberapa tandan buah sudah kosong karena sudah gugur. Berdasarkan gejala serangan tersebut, kemungkinan kerusakan ini dapat disebabkan oleh P. wayi.  Hama ini diprediksi akan menjadi salah satu ancaman bagi pembangunan perkebunan kelapa, apabila tidak dilakukan pengendalian yang sesuai.

 

Pengendalian:

Menurut Egonyu et.al. , program pengendalian terpadu untuk hama jenis ini  yaitu dengan penggunaan predator semut Oecophylla longinoda, yang berkerabat dekat dengan semut merah Oecophylla smaragdina. Akan tetapi, semut ini rentan terhadap penggunaan insektisida berspektrum luas dan kompetisi dengan semut jenis lain.

Pengendalian yang efektif terhadap P. wayi saat ini masih bergantung pada pengendalian secara kimiawi dengan insektisida berbahan aktif sipermetrin, lamda sihalotrin, dan endosulfan. Akan tetapi, residu bahan-bahan kimia tersebut sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

 

DAFTAR PUSTAKA

CABI. 2021. Invasive Species Compendium (Pseudotheraptus wayi: coconut bug). Dikutip dari: https://www.cabi.org/isc/datasheet/45033. Diakses pada tanggal: 1 Februari 2021.

CABI. 2021. Invasive Species Compendium (Oecophylla smaragdina; Weaver Ant). Dikutip dari: https://www.cabi.org/isc/datasheet/37096. Diakses pada tanggal: 1 Februari 2021.

Egonyu, et.al. 2014. Biology of the coconut bug, Pseudotheraptus wayi , on French beans. Journal of Insect Science. 14(1): 44.

Hosang, M. dkk. 2017. Kajian Potensi Hama Tanaman Palma dan Strategi Pengendalian Secara Hayati. Makalah dipresentasikan pada: Simposium Kurma Tropika, Mei 9, Jakarta.

Balai Penelitian Tanaman Palma. 2017. Laporan Tahunan 2017. Dikutip dari: https://balitka.litbang.pertanian.go.id/laporan-tahunan-2017/. Diakses pada tanggal: 1 Februari 2021.

 

Penulis: Annisa Balqis, Rony Novianto, Andi Asjayani


Bagikan Artikel Ini