KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Pembuatan Ekstrak Serai Wangi Sebagai Pestisida Nabati

Diposting     Senin, 30 Oktober 2023 10:10 am    Oleh    perlindungan



A. Latar Belakang

Tanaman serai wangi terutama pada batang dan daunnya mengandung zat-zat seperti geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen alkohol, asam-asam organik dan terutama sitronelal yang bisa dimanfaatkan sebagai penghalau nyamuk. Penelitian tentang manfaat tanaman serai wangi terus dilakukan dan dikembangkan seiring membangun kesadaran masyarakat untuk beralih natural. Khoirotunnisa (2008) menyatakan bahwa serai wangi adalah salah satu tanaman obat tradisional yang mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai anti jamur utamanya terhadap jamur Malassezia furfur (jamur penyebab penyakit kulit panu) secara invitro dan sebagai penghalau nyamuk Aedes. Berdasarkan laporan bahwa pada konsentrasi 4,4% ekstrak serai wangi efektif membunuh 90% larva Aedes aegypti.

Tanaman serai wangi termasuk divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, ordo Poales, famili Poaceae, genus Cymbopogan, spesies Cymbopogan nardus L. Akar tanaman serai wangi memiliki akar yang besar, akarnya merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek. Batang tanaman serai wangi bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan. Selain itu, batang tanaman serai wangi juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah. Serai memiliki tipe daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris,gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian daunnya lebih dari separuh yang menggantung dan bila diremas remasan tersebut berbau aromatik. Daunnya kesat, panjang dan runcing. Tulang daun tanaman serai tersusun sejajar. Panjang daun sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm.

Gambar 1. a) akar, b) batang, c) daun serai wangi
Sumber : Risnawati, 2019

Keuntungan menggunakan ekstrak serai wangi sebagai berikut: i) merupakan bahan alami yang mudah terurai sehingga aman terhadap lingkungan dan produk pertanian, ii) memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding dengan bahan pestisida sintetik, dan iii) aplikasi yang relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh setiap orang. Pestisida organik ekstrak/minyak atsiri serai wangi memiliki kandungan senyawa aktif dipentena, farnesol, geraniol, mirsena, metal heptenol, sitronella, nerol dan sitral. Kandungan senyawa aktif tanaman serai dapat mengendalikan hama tanaman termasuk: kepik cokelat, kutu tanaman dan beberapa serangga Tribolium sp, Sitophilus sp, Callosobruchus sp, nematoda Meloidogyne sp, dan jamur Pseudomonas sp.

B. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan untuk pembuatan pestisida organik adalah pisau, penumbuk (mortar), panci ukuran 3 liter, kompor, jerigen air ukuran 2,5 liter, timbangan analitik, gelas ukur, saringan, handsprayer, kamera, alat tulis, kalkulator, dan komputer. Bahan percobaan adalah tanaman cabe dan hama kutu daun cokelat. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk pembuatan pestisida organik adalah batang serai wangi dan air bersih.

C. Pembuatan Pestisida Organik

Pembuatan pestisida organik berbahan baku batang serai wangi adalah dengan langkah sebagai berikut:

a. Siapkan batang serai wangi segar yang sudah dibersihkan dari daun, kemudian ditimbang sebanyak 100 g.

b. Batang serai wangi segar lalu dibasuh menggunakan air mengalir dengan tujuan untuk membersihkan kotoran yang ada di batang serai wangi tersebut.

c. Batang serai wangi yang segar dan bersih tersebut kemudian ditumbuk.

d. Siapkan panci kemudian diisi air bersih sebanyak 2.000 ml dan dimasukkan batang serai wangi yang segar, bersih dan sudah ditumbuk tersebut.

e. Rebus serai wangi tersebut hingga mendidih (40 menit), dan dalam proses perebusan dilakukan aduk-aduk serai wangi tersebut sampai serai wangi mengeluarkan minyak atsirinya.

f. Dinginkan serai wangi tersebut lalu dimasukkan air rebusan serai wangi beserta serainya ke dalam jerigen air.

g. Dilakukan inkubasi air rebusan batang serai wangi tersebut selama 24 jam sebagai ekstrak serai wangi dan disebut dengan pestisida organik.

Gambar 2. Ekstrak serai wangi selesai diproses yang dimasukkan kedalam jerigen (kiri) dan ekstrak serai wangi siap diaplikasikan (kanan)
Sumber : Arfianto, 2016

D. Aplikasi Pestisida Organik

Pengaplikasian pestisida organik ekstrak serai wangi untuk mengendalikan hama kutu daun cokelat pada tanaman cabe dilakukan sebagai berikut:

a. Mengambil ekstrak serai wangi sebagai pestisida organik dengan cara larutan ekstrak disaring dari jerigen dan diukur menggunakan gelas ukur.

b. Membuat konsentrasi larutan pestisida organik dengan konsentrasi 75 ml ekstrak serai wangi ditambah air bersih 100 ml.

c. Menyemprotkan pestisida organik ekstrak serai wangi seminggu sekali selama 3 (tiga) minggu berturut-turut menggunakan hand sprayer yang dilakukan pada pagi.

Oleh: Alimin, S.P., M.Sc.

Sumber Pustaka

Arfianto, Fahruddin. 2016. Pengendalian Hama Kutu Daun Coklat Pada Tanaman Cabe Mengggunakan Pestisida Organik Ekstrak Serai Wangi (The Control of Brown Leaves (Toxoprera citricidus Kirk) on Chili (Capsicum annum L.) by Using Organic Pesticide Citronella Extract (Cymbopogon nardus L.). Agrotek, Faperta. Univ. Muhammadiyah Palangkaraya.

Aulung A., Sri R., dan Anggitia N. H. 2014. Pengaruh Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap Kematian Larva Aedes aegypti. Fakutas Kedokteran, UPN . Jakarta.

Risnawati. 2019. Pengaruh Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon Nardus) terhadap Daya Tarik Lalat Buah Jantan Bactrocera spp. (Diptera: Tephritidae) di Perkebunan Cabai Muaro Jambi. Prog. Studi Biologi. Faperta, UIN Sulthan Thaha Saifuddin.  Jambi.

Rizal., Molide. 2009. Pemanfaatan Tanaman Atsiri Sebagai Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor.


Bagikan Artikel Ini