KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Kementan Dukung Ekspor Melalui Agribisnis Kakao Berdaya Saing

Diposting     Rabu, 14 Agustus 2019 10:08 am    Oleh    ditjenbun



TANJUNG REDEB – Kakao merupakan produk unggulan perkebunan di Kabupaten Berau, di samping kelapa sawit, kelapa dalam, karet, dan lada. Perkembangan budi daya kakao yang tersebar di beberapa kecamatan ini pun menjadi perhatian pemerintah agar terus bertahan. Dalam rangka mengembalikan kondisi perkakaoan di Kab. Berau, Kementerian Pertanian mendorong diversifikasi komoditas melalui program GEMARI (Gerakan mengembangkan Agribisnis) Kakao di Kabupaten Berau dengan menetapkan Berau sebagai Kawasan pengembangan di Kalimantan Timur. Dukungan ini merupakan kolaborasi dinas dan stakeholder terkait. Hasilnya pertumbuhan kakao di Bumi Batiwakkal terus mengalami kemajuan.

Produksi perkebunan kakao diyakini akan terus mengalami peningkatan sehingga perlu mendorong pembangunan industri pengolahan biji kakao, menjadi berbagai produk, seperti berbagai jenis makanan. “Ini yang kita dorong kepada petani kakao, agar bisa menciptakan industri olahan, sehingga nilai jualnya bertambah,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau.

Pemda Kab. Berau menggandeng Yayasan Berau Coal dalam percepatan program GEMARI melalui pendampingan usaha petani kakao. Kehadiran Berau Coal sangat dirasakan oleh petani Kakao di Kabupaten Berau dimana sebelumnya petani kesulitan dalam memasarkan kakaonya dan tidak ada intensif harga terhadap kakao fermentasi yang diproduksi petani. Pasar Kakao Berau sudah mulai terbuka lebar dengan kehadiran Yayasan Berau Coal yang sedang merintis akses pasar ke Amsterdam dengan pengiriman perdana sebanyak 2 ton kakao fermentasi, direncanakan untuk bulan November akan mengirim biji kakao sebanyak 2 kontainer.

Keseriusan Pemda dalam mendorong program GEMARI Kakao di Kabupaten Berau melalui pengajuan sertifikasi Indikasi Geografis guna melindungi produk Kakao Berau yang sering diklaim sebagai produksi tetangga sebrang mendorong Pemda Provinsi Kalimantan Timur memfasilitasi Sosialisasi IG dan Kemitraaan Usaha Kakao Berau yang dilaksanakan tanggal 8 – 9 Agustus 2019 di Tanjung Redeb, Kab. Berau, yang menghadirkan Narasumber dari Ditjen Perkebunan, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kaltim, Tim Ahli Indikasi Geografis dan Universitas Mulawarman. Karena antusias petani yang sangat tinggi dalam sosialisasi ini telah berhasil dibentuk  kepengurusan MPIG Kakao Berau.

Staf Ahli IG, Dr Riyaldi menyampaikan sertifikat Indikasi Geografis Kakao Berau dapat terwujud bila anggota MPIG sudah sepakat melakukan budidaya dan pengolahan sesuai dengan yang dipersyaratkan, untuk itu perlu disusun dokumen persyaratan yang menjadi acuan anggota MPIG dalam pengolahan biji kakao fermentasi, karena hanya melalui fermentasi biji kakaolah aroma khas dan ciri spesifik kakao Berau akan dikenal keunikannya sehingga layak mendapatkan sertifikat IG yang tentunya sudah melalui proses pengujian terlebih dahulu oleh Puslitkoka Jember.

Dari 43 sertifikat IG produk perkebunan yang didominasi kopi dimana belum ada sertifikat IG komoditi kakao, kelak bila impian petani mendapatkan sertifikat IG Kakao berau terwujud maka MPIG Kako Berau menjadi pemilik sertifikat IG yang pertama untuk produk Kakao. Kemitraan antara Yayasan Berau Coal harus tetap dijalin dengan menerapkan prinsip prinsip kemitraan yang saling menguntungkan, menperkuat dan saling memerlukan harus tetap diterapkan. Kedepan IG Kakao Berau bisa berdampak agrowisata berbasis Kakao. Hal ini disambut baik oleh petani Kakao Berau, lahan kakao yang mereka usahakan memiliki potensi pengembangan agrowisata berbasis kakao juga didukung adanya potensi wisata hutan jati di sekitarnya.

 


Bagikan Artikel Ini