KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Peran penting jiwa wirausaha Petani Milenial dalam Kemajuan Perkebunan Indonesia

Diposting     Sabtu, 08 Oktober 2022 11:10 am    Oleh    ditjenbun



Untuk kali kedua Sarasehan Petani Milenial Tahun 2022 kembali diselenggarakan selama 3 hari di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan yang dimulai dari tanggal 6 sampai dengan 7 Oktober 2022 diikuti para petani milenial dari wilayah Timur Indonesia.

Kegiatan Sarasehan Petani Milenial ini merupakan pertemuan para petani milenial dari berbagai penjuru Indonesia yang mengusung kegiatan inovatif dan kolaboratif dalam penumbuhan jiwa wirausaha muda pertanian dan mendukung upaya penguatan ketahanan pangan nasional bahkan dalam keadaan krisis.

Agenda acara yang diikuti para petani milenial yang bertempat di Hotel Claro, Makassar berupa sosialisasi program utama masing-masing Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian, Business Matchmaking, Program TANI AKUR, Forum Discussion, penghargaan, sosialiasi aplikasi petani millennial serta display pameran produk petani milenial.

Kegiatan ini merespon arahan Wakil Presiden RI yang dalam beberapa waktu lalu mengapresiasi capaian sektor pertanian Indonesia saat ini yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai ancaman krisis. Ketika menghadapi pandemi dan potensi krisis pangan, pertanian hadir di garda terdepan sebagai bantalan ekonomi nasional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam arahannya agar petani milenial bertumbuh semakin banyak dan semakin berkualitas dengan fokus dan memperluas jaringan antar petani milenial sehingga tercapai kesejahteraan pangan bahkan saat krisis pangan.

“Langkah-langkah ini untuk para petani milenial. Yang pertama memanfaatkan teknologi (gadget) untuk memperluas jaringan pertemanan. Yang kedua pembentukan kelompok tani. Ketiga, harus belajar dari kejadian yang sudah ada, terobos ilmu nya dari web. Harus fokus juga kalian pada suatu komoditas, diterapkan sampai berhasil.” tegas Mentan.

Selain itu Menteri Pertanian juga menyamlaikan bahwa petani milenial merupakan hal yang paling dibutuhkan saat ini dalam menghadapi krisis pangan global yang akan dihadapi pada tahun 2023.

“Kepada anak-anakku sekalian para jajaran petani milenial, terimakasih sudah hadir disini. Gunanya kita berkumpul disini adalah memberi pernyataan pada negara Indonesia bahwa kita petani milenial itu ada, bahwa apapun yang terjadi (krisis pangan), kita siap.” ujar Mentan.

Selanjutnya Heru Tri Widarto selaku Sekretaris Ditjenbun dalam sosialisasi program utama pertanian memaparkan 6 program unggulan perkebunan tahun 2020-2024 antara lain: Korporasi Perkebunan; Produksi Benih/Nursery 20 juta batang dan Pengembangan Kawasan Kopi, Kelapa, Jambu Mete dan Kakao; Pengembangan Sagu Hulu Hilir Berbasis Korporasi; Pengembangan Gula Non Tebu; dan Pengembangan Kopi Komandan.

“Kami di Ditjenbun, ada beberapa program unggulan yang terdiri dari 6 program. Salah satunya Pak Menteri Pertanian meminta kita (Ditjenbun) untuk mengembangkan brand kopi Indonesia yaitu Kopi Komandan, yang diracik khas dengan campuran cokelat, kopi serta gula aren. Jadi setiap Pak Menteri mampir ke Coffee Bun, kita sediakan Kopi Komandan yang disajikan oleh barista kita. Jadi ayo silahkan para petani kopi milenial yang ingin mengembangkan kopi daerahnya, kami bantu mulai dari hulunya, mulai dari benihnya.” kata Sesditjen Perkebunan.

Mengenai komoditas kopi, Heru sangat antusias memberikan alasannya mengapa kopi itu digemari di kalangan milenial dan seluruh dunia serta bagaimana potensinya jika dapat diekspor ke luar negeri.

Beliau juga menyampaikan bahwa Pengembangan Kawasan Kopi, Kelapa, Jambu Mete dan Kakao akan segera ditindaklanjuti untuk dilakukan peremajaan agar tanaman lama dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.

“Arahan Pak Presiden kemarin untuk komoditas kopi, kelapa, jambu mete dan kakao harus segera ada peremajaan dan pengembangan kawasan, karena komoditas-komoditas tersebut banyak yang sudah tua. Maka dari itu produksi benih juga masuk program unggulan kita. Dan kita butuh kolaborasi dan sinergi dengan teman-teman penangkar benih. Peluang bisnis menjadi penangkar benih itu sangat menguntungkan karena produk-produk dari komoditas kita selalu ekspor. Kita juga akan kolaborasi dengan Badan Karantina Pertanian untuk Program Gratieks.” tutur Heru.

Selain itu, Heru memberikan penjelasan mengenai permasalahan impor gula tebu yang dimana harus segera disubstitusi ke alternatif yang lebih menyehatkan dan dapat dikembangkan di berbagai daerah yang tersebar di Indonesia.

“Program Pengembangan Gula Non-Tebu juga menjadi salah satu program kita untuk mengembangkan substitusi gula yang lebih sehat seperti gula aren, gula semut, gula dari lontar dan stevia. Di wilayah timur Indonesia terdapat banyak lontar yang bisa dijadikan gula. Palm Sugar juga permintaannya tinggi dari mancanegara. Seperti salah satu produsen gula aren di Banten, selalu ekspor ke luar negeri. Di wilayah selatan Jawa juga sudah terbentuk desa organik produksi gula kelapa seperti di Kebumen, yang ekspor juga.” jelas beliau.

Pada kesempatan ini juga beliau menjelaskan betapa pentingnya kontribusi petani milenial yang membantu pergerakan roda ekonomi menjadi lebih maju.

“Mari kita majukan perkebunan. Namun kita tidak bisa melakukannya sendiri. Kita butuh support dari para petani terutama petani milenial yang mampu beradaptasi serta berperan aktif dalam mengembangkan wirausaha untuk memajukan perkebunan bersama-sama.” ujar Sesditjen Perkebunan.

Dari sisi petani milenial, mereka sangat berharap agar program kegiatan seperti Sarasehan ini terus berlanjut untuk mengakrabkan dan menambahkan koneksi antar petani sehingga dapat memajukan pertanian mereka.

“Kami bisa berada disini berkumpul sama petani lain sudah bersyukur. Kita bisa menambah teman, dari jangkauan wilayah lain, memperluas jaringan antar petani dan menambah ilmu untuk kita petani. Semoga acara ini terus berlanjut dan menghasilkan petani milenial yang maju dan mandiri serta modern.” Ucap salah satu petani milenial dari Ditjen Perkebunan.


Bagikan Artikel Ini