KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Kakao di Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Diposting     Kamis, 16 Juni 2022 11:06 am    Oleh    perlindungan



Serangan OPT pada tanaman perkebunan, khususnya tanaman kakao selain menurunkan produksi, juga dapat menurunkan kualitas sehingga mempengaruhi harga produk. Hal tersebut akan berdampak pada menurunnya pendapatan petani sehinga mengakibatkan kerugian petani yang cukup besar. Penggunan pestisida kimia saat ini sebisa mungkin dihindari sehingga petani dan pelaku usaha tani kakao menggunakan metode yang lebih ramah lingkungan, yang dikenal dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Konsep PHT menekankan bahwa penggunaan pestisida kimia sintetis dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila metode pengendalian lainnya tidak mampu mengatasi serangan OPT. Dalam penerapan PHT, petani perlu dipandu atau dibimbing untuk dapat mengamati, mengidentifikasi, dan menganalisis masalah sehingga dapat mengambil keputusan pengendalian di kebunnya. Oleh karena itu, kegiatan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) dapat menjadi solusi bagi para petani dan diharapkan mampu men-trigger kelompok tani lain di sekitarnya.

Pada tahun 2022 di Provinsi NTB telah dialokasikan kegiatan penerapan pengendalian OPT tanaman kakao di Kabupaten Lombok Utara seluas 50 ha dilaksanakan di Kelompok Tani Hijau Daun Pada Pacu dan Kelompok Tani Tunas Maju yang terletak di Desa Bukit Karya, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Pada saat kunjungan, sudah dilakukan beberapa Tahapan kegiatan PPHT yaitu sosialisasi, pengamatan awal, dan pembuatan serta pengaplikasian MS APH dan Pupuk Kompos.

Kunjungan ke Kelompok Tani Hijau Daun Pada Pacu dan Kelompok Tani Tunas Maju di Desa Bukit Karya, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara  dilakukan oleh tim Direktorat Perlindungan Perkebunan serta pelaksana dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB. Saat dilakukan kunjungan, kondisi sanitasi kebun kakao milik petani sudah baik, sudah dilakukan pemangkasan secara teratur dan pembuatan rorak. Salah satu ketua kelompok merupakan anggota Regu Pengendali OPT (RPO) dan anggota kedua KT tersebut sebagian besar berusia produktif yang memiliki semangat menerapkan PPHT.

Teknologi pengendalian yang diterapkan pada kegiatan penerapan PHT OPT tanaman kakao, antara lain:

  1. Pemangkasan, dilakukan dengan cara memangkas tunas air dan cabang lain secara selektif untuk mengatur kedudukan cabang, mengurangi kelembaban sehingga tingkat serangan hama dapat berkurang.
  2. Panen sering, dilakukan dengan rotasi satu minggu untuk memutus siklus hidup hama PBK.
  3. Pemupukan, bertujuan untuk menambah unsur hara yang terdapat di tanah sehingga tersedia untuk tanaman agar berproduksi secara optimal.
  4. Sanitasi, dilakukan dengan membersihkan areal kebun dari daun-daun kering, tanaman tidak sehat, ranting kering, kulit buah maupun gulma yang berada di sekitar tanaman.
  5. Aplikasi MS APH yang mengandung jamur antagonis Trichoderma sp., Beauveria bassiana dan bakteri Rhizobium sp. dengan cara penyemprotan, infus akar dan infus batang untuk meningkatkan vigor tanaman.

Metabolit Sekunder APH merupakan senyawa organik yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian OPT. Fungsi Metabolit Sekunder APH adalah untuk menghambat perkecambahan spora patogen, melindungi pertumbuhan awal, membersihkan lingkungan, melindungi dan memperkuat jaringan, menyediakan pasokan nutrisi, merangsang pembentukan zat pengatur tumbuh. Metabolit Sekunder APH bersifat mudah larut dalam air, tidak meninggalkan residu, tidak mudah menguap, mudah diaplikasikan, dapat dipadukan dengan pupuk organik cair dan pestisida nabati, efektif dan efisien untuk mengendalikan OPT. Penyemprotan/spraying merupakan cara aplikasi Metabolit Sekunder APH yang paling umum dalam pengunaannya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan petani dan petugas Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, hasil aplikasi MS APH tersebut tidak langsung terlihat, namun perlahan-lahan tanaman menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini karena aplikasi metabolit sekunder dapat menjangkau keberadaan jamur patogen di dalam jaringan tanaman. Kandungan di dalam metabolit sekunder APH selain toksin juga terdapat hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman. Kelompok Tani Hijau Daun Pada Pacu dan Kelompok Tani Tunas Maju merasakan manfaat pengendalian OPT tanaman kakao di kebunnya, dan mereka akan tetap melanjutkan pengendalian OPT secara berkelanjutan, sehingga produksi kakao dan mutu kakao menjadi lebih baik dan kesejahteraan petani meningkat.

Penulis: Annisa Balqis, Rony Novianto, Andi Asjayani

DAFTAR PUSTAKA

Marajahan Y., Islan, dan M, Khoiri. 2010. Aplikasi Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma Cacao L.) yang Ditanam Diantara Kelapa Sawit. Url: https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle//JURNAL%20DIKA.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada: 14 Maret 2022, 10.00 WIB.

Alimin., Al Idrus, A. 2021. https://ditjenbun.pertanian.go.id/penerapan-pengendalian-hama-terpadu-ppht-lada-di-kabupaten-bangka-barat-provinsi-kepulauan-bangka-belitung/. Diakses pada: 3 Juni 2022, 9.30 WIB.

Engka, R.G., J. Rimbing., N, Wanta., 2019. Penerapan Penerapan Pengendalian Hama Secara Terpadu pada Tanaman Kakao. Techno Science Journal. Volume 1 (18-24).


Bagikan Artikel Ini