KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

China Minati Gula Kelapa & Kopi Spesialty Indonesia

Diposting     Kamis, 15 Agustus 2019 10:08 am    Oleh    ditjenbun



JAKARTA – Kopi merupakan salah satu produk unggulan Indonesia yang sangat kompetitif, begitu juga dengan kelapa khususnya dalam hal ini hasil olahan dari kelapa yaitu gula kelapa. Ekspor komoditas perkebunan memiliki peluang besar khususnya dalam hal ini komoditas kelapa dan kopi Indonesia tembus ke pasar China. Hal ini disampaikan oleh KADIN CHINA pada pertemuan dengan wakil dari Kementerian Pertanian yang dihadiri oleh Subdirektorat Pemasaran Hasil dari Ditjen. Perkebunan dan Ditjen. Hortikultura di Margo Hotel Depok, 9 Agustus 2019 lalu.

“Saat ini untuk komoditas perkebunan seperti kopi specialty dan kopi luwak sedang marak dan menjamur pembukaan beberapa outlet dan café kopi di China yang membutuhkan banyak bahan baku untuk memenuhi pasar china yang lebih dari 50% dari kalangan muda. Untuk komoditas gula kelapa terutama organik, pasar China terbuka luas karena di barengi dengan munculnya kesadaran sebagian besar masyarakat China untuk mengkonsumsi gula yang baik untuk kesehatan seperti gula kelapa organik dan gula aren organik,” kata KADIN China pada pertemuan yang dipimpin oleh SAM bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional juga dihadiri oleh berbagai pelaku usaha Indonesia yang bergerak di usaha sayuran, buah-buahan, kopi dan kelapa.

Data Ditjen. Perkebunan menunjukkan bahwa neraca perdagangan untuk komoditas perkebunan ke China mengalami surplus tahun 2018 sebesar USD 3,14 milyar yang sebagian besar didominasi oleh produk kelapa sawit/CPO. Untuk ekspor kelapa Indonesia tahun 2018 ke China sebesar 343,5 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 174,2 juta. Sebagian besar ekspor kelapa RI berupa minyak kelapa mentah & setengah jadi dari kopra sebesar 105,7 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 115,95 juta. Sedangkan kopi Indonesia tahun 2018 diekspor ke China sebesar 2,05 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 7,96 juta.

Untuk business matching pada kesempatan ini, pelaku usaha kelapa (PT. Harpin Agro Internasional) menjelaskan kepada KADIN CHINA bahwa selama ini sudah eksisting ekspor kelapa dalam bentuk gula kelapa organic dan gula aren organic. Kapasitas produksi per tahun adalah 10 ton sedangkan sampai akhir tahun 2019 siap untuk dieskpor sekitar 17 ton. Selain itu untuk kopi Bengkulu yang dipaparkan oleh PT. Bencoolen Coffee menjelaskan selama ini telah mengekspor kopi Bengkulu ke Chengdu, China dengan volume 1.000 ton di tahun ini untuk memenuhi 150 café di Chengdu. Kedepan, KADIN China mengharapkan ekspor kopi Indonesia terutama kopi luwak semakin meningkat mengingat demand yang tinggi di negara tersebut. Peningkatan perdagangan RI-China juga harus didukung dengan kegiatan promosi yang lebih aktif utamanya dalam memperkenalkan dan menghadirkan produk perkebunan yang diminati oleh China.

Kementerian Pertanian menjelaskan komoditas pertanian harus melakukan promosi pada event food expo di China dan negara lainnya, sehingga menghasilkan nilai perdagangan on the spot. Karena sesuai Permentan 19 tahun 2019 tentang Pengembangan Ekspor Pertanian, bahwa komoditas pertanian wajib hukumnya berkontribusi dalam event pemeran Internasional sebagai sarana promosi.

Pada beberapa kesempatan bahwa terkait ekspor komoditas perkebunan terutama untuk kopi ke pasar Asia Timur seperti China, Korea dan Jepang, Indonesia perlu Meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi ke china, jepang dan korea yang selama ini didominasi oleh kopi vietnam terutama untuk kopi-kopi specialty kita yang banyak memiliki keunggulan cita rasa nya.


Bagikan Artikel Ini