KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Konsistensi Ekspor Kopi Arabika Sumatera Koerintji Menembus Pasar Eropa

Diposting     Selasa, 28 Juli 2020 08:07 am    Oleh    ditjenbun



Sekali lagi, kopi arabika yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Jambi ini di ekspor tanggal 28 Juli 2020 ke pasar Eropa, tepatnya negara Belgia. Acara pelepasan Ekspor kali ini sudah barang tentu teramat spesial karena dilakukan secara resmi oleh Gubernur Jambi dan Bupati Kerinci bersama dengan Direktur Jenderal Perkebunan, Kepala Badan Karantina Pertanian, Direktur Pengolahan & Pemasaran Hasil Perkebunan dan perwakilan dari Sucafina (Buyer Kopi di Belgia) dan Rikolto, LSM asal Belgia yang melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani kopi di Kabupaten Kerinci.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal dalam keterangan resminya di Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Jambi bahwa Ekspor kali ini merupakan ekspor perdana langsung menuju Belgia melalui Pelabuhan Talang Duku Jambi, sebelumnya Ekspor perdana dilakukan melalui Pelabuhan Belawan Medan pada bulan Oktober 2019 dan secara simbolis dilakukan pelepasan ekspor di Desa Jernih Jaya, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci.

Lebih lanjut dikatakan Rikolto telah melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para petani kopi di Kerinci, yang tergabung dalam Kelompok Tani Koperasi Barokah Bersama di Kayu Aro selama 3 tahun sejak tahun 2017. Rikolto melakukan pendampingan kepada petani dalam pemrosesan kopi sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh buyer (pembeli) di Belgia dan pasar Uni Eropa, salah satunya Sucafina, dan ekspor ini merupakan hasil dari bentuk komitmen Bersama antara Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Kerinci, Kementerian Pertanian, Kelompok Tani kopi Kerinci dan Pelaku usaha (Sucafina dan Rikolto) dalam pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Kerinci untuk perluasan pasar Eropa.

Ketua Poktan Koperasi Barokah Bersama, Triyono yang juga berprofesi sebagai Barista mengatakan bahwa Ekspor Kopi Arabika Koerintji kali ini volumenya sekitar 15,9 ton yang terdiri atas grade perlakuan Natural, Washed, Honey, Anaerobic Natural dan Anaerobic Honey. Ekspor kali ini meningkat jika dibandingkan ekspor perdana di tahun 2019 lalu sebesar 15,6 ton. Saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan green bean kopi untuk di permintaan ekspor pada bulan Agustus 2020. Lebih lanjut dikatakan Triyono bahwa buyer Sucafina sanggup untuk menyerap kopi kerinci hingga 40 ton pertahun, dan saat ini sedang menjajaki potensi ekspor kopi robusta Jangkat di Kabupaten Merangin, Jambi.

Direktur Jenderal Perkebunan ditempat terpisah menyatakan sangat mengapresiasi langkah-langkah yang ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Kerinci dalam mendukung akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan, salah satunya Kopi yang menjadi prioritas komoditas ekspor. Melalui strategi peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing (Grasida), Ditjen. Perkebunan mengharapkan target ekspor komoditas perkebunan seperti kopi bisa tercapai yaitu meningkat 3x lipat hingga tahun 2024 sebagimana main policy Kementerian Pertanian pada program Gratieks. Saat ini kondisi eksisting nilai ekspor kopi tahun 2019 sebesar USD 883 juta dan ditargetkan mencapai USD 2,6 milyar hingga tahun 2024.

Ditambahkan juga bahwa data ekpor komoditas kopi ditengah kondisi pandemic covid19 ini cukup menggembirakan. Data BPS diolah Ditjen. Perkebunan menyatakan nilai ekspor kopi meningkat 5,05% (yoy) jika dibandingkan nilai ekspor januari hingga mei 2019 dengan januari hingga mei 2020 atau dari USD 296,96 juta menjadi USD 311,95 juta. Demikian juga dengan volume ekspor meningkat 31,15%, dari 96,57 ribu ton menjadi 127 ribu ton hingga bulan Mei 2020. Kondisi ini jangan menjadikan kita berpuas diri, Ditjen. Perkebunan terus mendorong petani untuk terus memperbaiki kualitas produk sesuai permintaan pasar. Yang terpenting juga adalah menjaga konsistensi kualitas, selain itu diperlukan penekanan pada prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pascapanen.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi menambahkan bahwa potensi-potensi komoditas ekspor provinsi Jambi perlu terus dikembangkan, selain kopi juga ada komoditas kayu manis yang banyak dibutuhkan negara buyer terutama Eropa. Secara kekhasan, kopi dan kayu manis Kerinci sudah diakui melalui sertifikasi Indikasi Geografis (IG) di tahun 2017 dan 2016 lalu. Tantangan pengembangan kopi kedepan tidak hanya persoalan produksi, produktivitas dan mutu tetapi bagaimana bisa menciptakan produk bernilai tambah dan mengefisienkan rantai supply chain. Ekspor kali ini akan menjadi tonggak atau pioneer tentang efisiensi rantai produksi dan pemasaran dari produsen atau kelompok tani, langsung kepada buyer/ pembeli. Kedepan, ekspor juga perlu diperhatikan penerapan kepatuhan negara-negara buyer/konsumen/ pembeli atas aspek-aspek environment GAP, tracesibility atau ketelusuran, standar organic product dan penerapan standar lainnya.


Bagikan Artikel Ini