Verifikasi Kelompok Tani Pada Kegiatan Pengendalian OPT Dengan Pestisida Nabati di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Diposting Rabu, 30 Maret 2022 11:03 am
Lampung merupakan salah satu daerah penghasil kakao di Indonesia, dibuktikan dari banyaknya sentra penghasil kakao. Sentra perkebunan kakao tersebut meliputi Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, Lampung Tengah, dan Lampung Timur dengan luas lahan kakao pada tahun 2020 tercatat 79.356 hektar dan produksi mencapai 58.852 ton. Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kelima dari total produksi kakao di Indonesia.
Usaha untuk meningkatkan produksi kakao tidaklah mudah karena harus berhadapan dengan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh adalah serangan organism pengganggu tanaman (OPT). Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman kakao di Lampung diantaranya yaitu penggerek buah kakao (PBK), kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.), penggerek batang/cabang (Zeuzera sp.), dan penyakit busuk buah (Phytophthora sp.).Serangan penyakit Busuk Buah Kakao di Provinsi Lampung pada triwulan III tahun 2021 mencapai 2.235 ha, hama PBK 2.250,85 ha dan serangan Kepik Penghisap Buah sebesar 2.461 ha.

Gambar 1. Kunjungan Lapangan ke Kelompok Tani di
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pengendalian OPT dengan Pestisida Nabati diawali verifikasi CP/CL di dua kelompok tani yang berada Kabupaten Pesawaran. Kedua kelompok tani (KT) tersebut yaitu KT Subur 6 di Desa Padangratu, Kecamatan Gedong Tataan, dan KT Mekar Abadi 1 di Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong. Kunjungan dilakukan oleh tim verifikasi dari Direktorat Perlindungan Perkebunan, Kementerian Pertanian, dan didampingi oleh Kepala Seksi UPTD Proteksi Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, serta Penyuluh Lapangan Kabupaten Pesawaran.

Gambar 2. Kondisi kebun kakao petani di Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran
Kelompok Tani Subur 6 memiliki luas kebun kakao 15 hektar. Varietas tanaman kakao yang ditanam oleh petani yaitu MCC02 (varietas tahan VSD) dan Sulawesi 2. Pengendalian yang selama ini dilakukan oleh petani adalah penyemprotan dengan pemangkasan, panen sering, dan insektisida kimia. Kelompok Tani Mekar Abadi memiliki luas kebun kakao 15 hektar dengan klon tanaman kakao yang ditanam yaitu Sulawesi 1 dan Sulawesi 2. Kebun kakao ditumpangsarikan dengan tanaman pisang, cabai, lada, dan pala. Kondisi kebun petani terlihat banyak serangan OPT diantaranya yaitu PBK, Busuk Buah, Penggerek Batang, VSD, dan Kepik Penghisap Buah Kakao. Selain itu masih ada hama lain yang cukup merugikan petani kakao, yaitu bajing (Callosciurus spp.) dan Tupai (Tupaia spp.).

Gambar 3. Serangan OPT Kakao di kebun petani
Salah satu usaha untuk meningkatkan kesehatan tanaman yaitu pemberian pupuk. Pemupukan merupakankegiatanmemberikansejumlahunsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman yang lebih sehat umumnya lebih tahan terhadap serangan OPT. Pupuk yang disarankan untuk tanaman kakao yaitu dengan pupuk majemuk N P K ( 2 : 1 : 2 ). Setelah dilakukan diskusi, ditemukan bahwa hanya ada beberapa kebun milik petani yang diberi pupuk NPK atau pupuk kandang, selama 2 kali aplikasi per tahun. Selain itu, saat dilakukan kunjungan, ditemukan bahwa kebun karet milik petani sanitasinya tidak cukup baik. Padahal sanitasi, pengaturan naungan dan pemangkasan merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebagai pencegahan serangan OPT.
Untuk itu saran yang dapat diberikan kepada KT Subur 6 dan Mekar Abadi 1 adalah melakukan sanitasi kebun dengan cara pemusnahan buah yang sudah rusak yang dapat menjadi sumber penularan penyakit. Selain itu aplikasi Pupuk sesuai anjuran, Penyemprotan dengan Agens Pengendali Hayati Beauveria bassiana dengan dosis 20 g/2 liter air, serta sarungisasi buah kakao. Pendampingan dan monitoring yang intensif dari pemandu lapang sangat dibutuhkan agar OPT pada tanaman kakao dapat dikendalikan dengan optimal.
Dapat disimpulkan untuk meningkatkan produktivitas kebun selain dengan pemupukan yang berimbang, sanitasi kebun, aplikasi APH, dan sarungisasi. Serta perlunya pengendalian OPT melalui aplikasi pestisida nabati, oleh karena itu hasil verifikasi lapang ini dapat dinyatakan kedua Kelompok Tani ini layak mendapat bantuan pestisida nabati dalam rangka peningkatan produktifitas kebun.
Penulis: Annisa Balqis, Andi Asjayani, Rony Novianto
DAFTAR PUSTAKA
Marajahan Y., Islan, dan M, Khoiri. 2010. Aplikasi Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma Cacao L.) yang Ditanam Diantara Kelapa Sawit. Url: https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle//JURNAL%20DIKA.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada: 14 Maret 2022, 10.00 WIB.
Sitohang, N. 2020. Pemupukan N.P.K.Ca.Mg Berimbang untuk Meningkatkan Hasil Kakao (Theobroma Cacao L) Klon Tsh 858. Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dikutip dari : https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27194/148104001.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Engka, R.G., J. Rimbing., N, Wanta., 2019. Penerapan Penerapan Pengendalian Hama Secara Terpadu pada Tanaman Kakao. Techno Science Journal. Volume 1 (18-24).