KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Teknologi Remote Sending Dalam Mendeteksi Kesehatan Tanaman Karet

Diposting     Senin, 29 Maret 2021 09:03 am    Oleh    ditjenbun



Kejadian outbreak  penyakit gugur daun karet (GDK) Pestalotiopsis sp. yang menyerang perkebunan karet di Indonesia 2019 silam tidak luput dari perhatian berbagai pihak. Penyakit yang awal mula dilaporkan terjadi di Malaysia 1975 di kebun pembibitan dan menyerang lagi tahun 2017, terdeteksi di Indonesia pada tahun 2016, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara terus menyebar ke Sumatera bagian selatan hingga pada tahun 2019 serangan mencapai 300 ribuan hektar. Sebanyak 85% lahan karet di Indonesia diusahakan oleh rakyat, terbayang betapa hancurnya hati petani karet jika akibat penyakit ini mereka harus kehilangan tidak kurang 30 % produksinya dan otomatis mempengaruhi isi kantong mereka secara drastis.

Dampak nyata dari adanya serangan penyakit Pestalotiopsis sp di sentra-sentra produksi karet di Indonesia telah sangat dirasakan dengan menurunnya produksi di tahun 2019. Ketersediaan bahan olah di lapangan yang menjadi bahan baku bagi industri crumb rubber menjadi semakin langka. Akibatnya volume ekspor karet alam yang menjadi salah satu sumber devisa negara dari sektor non migas mengalami penyusutan yang relatif signifikan. Dalam periode Januari – Mei ekspor karet alam Indonesia mengalami menurunan sebesar 205.407ton dari 1.293.197 ton di tahun 2018 menjadi 1.087789 ton di tahun 2019 atau penurunan sebesar 15,9% (Ditpphbun, 2020). Jika belum ada aksi konkrit dari penanggulangan penyakit ini, penurunan ekspor karet alam Indonesia akan lebih besar lagi dari angka tersebut. Berbagai upaya dan langkah dilakukan untuk menyelamatkan produksi karet Indonesia, selain langkah teknis pengendalian di lapangan melalui beragai program kegiatan oleh pemerintah pusat/daerah/swadaya masyarakat juga melalui berbagai bentuk kerjasama riset/penelitian dengan berbagai Institusi baik dari dalam maupun dari luar negeri.

PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) melalui Pusat Penelitian Karet Sembawa serta Balai Penelitian Teknologi Karet yang berkedudukan di Bogor, Jawa Barat dan Universitas Indonesia menggandeng JPP (JICA Partnership Programme) telah membentuk tim yang diketuai oleh Ibu Keiko Mizoe melakukan manajemen pengelolaan penyakit Gugur Daun Karet (GDK) Pestalotiopsis sp. di Indonesia. Tim melakukan survei jarak jauh dari 10 Februari hingga 26 Maret 2021, membahas kerangka kerja Pendekatan Ganda untuk mengelola penyakit GDK Pestalotiopsis ini. Direktorat Perlindungan Perkebunan yang dilibatkan sebagai pihak eksternal yang tergabung dalam Joint Coordination Commitee (JCC) turut mengawasi proyek yang dikategorikan sebagai SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) ini.

Salah satu ouput dari kerjasama ini yaitu menghasilkan Sistem deteksi area perkebunan karet yang terkena penyakit melalui analisis pencitraan (penginderaan jarak jauh) di perkebunan karet yang dikembangkan menggunakan data yang diperoleh dari satelit buatan dan drone.

Untuk membentuk suatu sistem yang mapan dalam alur kinerja penginderaan jauh ini diperlukan data dasar terkait gejala serangan khas pada daun akibat serangan gugur daun Pestalotiopsis ini. Secara umum, penyakit gugur daun karet disebabkan oleh lebih dari 10 jenis patogen, namun patogen utama yang menyerang pertanaman karet di Indonesia mulai dari terbentuknya daun muda (flush) hingga daun tua diantaranya Oidium sp., Colletotrichum sp., Corynespora sp, Fusicocum sp. dan Pestalotiopsis sp.  Pestalotiopsis sp. cenderung menyerang daun tua dengan menunjukkan gejala (Ditlinbun, 2021) :

  1. Pada daun muda terdapat bintik coklat, kemudian berkembang menjadi bercak coklat tua dan terdapat batas yang jelas antara bagian bercak dan bagian daun yang masih sehat. Daun yang terinfeksi akan gugur sebelum waktunya.
  2. Setelah terjadi gugur daun, daun baru yang terbentuk berukuran lebih kecil dari ukuran daun normal.
  3. Sebagian ranting mati dan tajuk tanaman meranggas serta berkurang lebih dari 50 %.

Teknologi penginderaan jauh adalah teknologi untuk mengumpulkan informasi tentang objek di permukaan bumi yang dilihat berdasarkan perekaman energi gelombang elektromagnetik yang terpantul dan terpancar dari objek. Teknologi ini menggunakan sensor yang dipasang pada wahana satelit di luar angkasa maupun wahana pesawat udara. Selain dapat mengumpulkan informasi dengan cepat, teknologi ini juga memungkinkan pemerolehan cakupan area yang jauh lebih luas. Hasil yang diharapkan dari pencitraan satelit buatan dan drone dengan teknologi penginderaan jarak jauh yaitu (UI, 2021):

  1. Untuk memperoleh gambar dari perkebunan karet mencakup lokasi proyek target yang diperoleh dari satelit buatan dan drone.
  2. Untuk menyiapkan data untuk analisis pencitraan Artificial Intelligence (AI)/Kecerdasan buatan dengan menghubungkan citra yang diperoleh dengan status infeksi di daerah sampling.
  3. Untuk mengukur data yang mencerminkan tingkat infeksi berdasarkan spectral daun, sampah daun/daun yang gugur (Normal Perbedaan Index Vegetasi/NDVI dan indeks reflektansi fotokimia) yang berhubungan dengan penurunan fotosintesis) dengan menggunakan satelit buatan.
  4. Untuk membangun sistem analisis AI pencitraan menggunakan data yang disebutkan di atas
  5. Untuk mengevaluasi kinerja sistem  dengan aplikasi tes analisis pencitraan AI ke wilayah tanaman karet yang terinfeksi dari situs target proyek
  6. Untuk memperoleh foto-foto dan informasi lokasi status infeksi dari petani karet kecil di berbagai bagian di Indonesia memanfaatkan sistem yang ada yang diikuti dengan evaluasi kuantitatif tingkat infeksi dari foto-foto
  7. Untuk membentuk sebuah mekanisme untuk menyediakan informasi tentang penyakit tanaman karet yang dipengaruhi oleh analisis pencitraan dan mengukur informasi mengenai tingkat infeksi dari petani kecil di setiap daerah  di situs web sebagai “system deteksi penyakit pohon karet” interaktif dengan menggunakan manual operasi.

Pada tanggal 26 Maret 2021 telah dilakukan diskusi kesepakatan antara Tim Indonesia mencakup Pusat Penelitian Karet – PT. RPN, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI dan Tim Jepang terhadap kontrak kerja sama ini. Untuk langkah awal sistem yang dibangun masih sebatas penginderaan jauh untuk mengetahui kesehatan tanaman karet dengan perolehan data gambar fisik daun, dengan mengambil lokasi sample Musi Banyuasin. Jangka waktu proyek adalah 5 (lima) tahun, sehingga pengembangan sistem akan terus berlangsung hingga diharapkan petani hanya dengan mengirimkan foto daun dengan gejala serangan pada daun dapat diketahui penyebab penyakit dan tingkat keparahan panyakit pada areal tertentu.

Sumber Pustaka:

[DITLINBUN]. Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2021. Penyakit Gugur Daun Karet Pestalotiopsis sp. Website. https://perlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id/web/page/title/319979/penyakit-gugur-daun-karet-pestalotiopsis-sp?post_type=informasi. Diakses pada Maret 2021.

[DITPPHBUN]. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan. 2020. Buku Statistik PPHBUN. Jakarta (IDN): Ditjenbun Press.

[UI]. Universitas Indonesia. The Project for the Development of Multiple Technologies for the Prevention and Control of Leaf Fall Disease in Rubber Trees. Paparan disampaikan pada SATREP Meeting UI-IRRI-JICA, 12 Maret 2021.

 

 

Penulis: Farriza Diyasti, SP., MSi,  Rony Novianto, SP., MM.


Bagikan Artikel Ini