KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Pengendalian OPT Lada Dengan Pestisida Nabati di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Diposting     Kamis, 03 November 2022 01:11 pm    Oleh    perlindungan



Gambar 1. Kegiatan Penerapan PHT Lada di Kab. Bangka

Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman perkebunan khususnya komoditi lada adalah gangguan Organisme Penganggu Tanaman (OPT). Gangguan OPT yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kehilangan hasil produksi dan apabila terjadi eksplosi (ledakan) OPT dapat mengakibatkan gagal panen. Hal ini perlu diperhatikan oleh para pekebun lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap serangan OPT tersebut. Provinsi yang dulunya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu sentra penghasil lada di Indonesia. Berdasarkan Statistik Perkebunan Unggulan Nasional (angka tetap), pada tahun 2020, luas total tanaman lada adalah 52.192 Ha (luas TBM = 20.986 Ha, luas TM = 27.345 Ha, dan luas TR = 3.861 Ha)  dengan produksi sebesar 32.520 ton dan produktivitas sebesar 1.189 Kg/Ha.  Luas areal tanaman lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebar di Kabupaten Bangka (4.164 Ha), Belitung (9.352 Ha), Bangka Barat (6.391 Ha), Bangka Tengah (4.164 Ha), Bangka Selatan (23.124 Ha), dan Belitung Timur (3.799 Ha).

Telah kita ketahui bahwa Kabupaten Bangka  merupakan salah satu sentra penghasil lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan produksi sebesar 2.177 Ton dan Produktivitas sebesar 950 Kg/Ha. Angka produktivitas ini masih rendah bila dibandingkan dengan angka produktivitas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.  Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas tersebut adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan seperti: adanya serangan hama dan penyakit tumbuhan antara lain penyakit busuk pangkal batang (Phytophthora capsici), penyakit kuning (Radophalus similis dan Meloidogyne incognita), jamur pirang (Septobasidium sp.), dan penyakit keriting (pipper yelow mottle virus), serta golongan hama antara lain kepik pengisap buah (Dasynus piperis), penggerek batang/cabang (Lophobaris piperis), dan kepik pengisap  bunga (Diconocoris hewetti). Akibat serangan OPT tersebut, diperkirakan produksi lada menurun sekitar 30-40% dan mutu menjadi rendah sehingga berdampak pada rendahnya harga lada.

Upaya pemerintah dalam mengelola OPT lada diimplementasikan salah satunya melalui program Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT). Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan pada Pasal 48 mengamanatkan bahwa perlindungan pertanian dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta  penanganan dampak perubahan iklim, serta pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya, petani, pelaku usaha, dan masyarakat. Konsep PHT menekankan bahwa penggunaan pestisida kimia sintetis dilakukan sebagai alternatif pengendalian terakhir jika cara-cara pengendalian lainnya tidak mampu mengatasi serangan OPT.

Dalam penerapan PHT, petani perlu dipandu atau dibimbing untuk dapat mengamati, mengidentifikasi, dan menganalisa masalah sehingga dapat mengambil keputusan pengendalian di kebunnya. Oleh karena itu, kegiatan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) dapat menjadi solusi bagi para petani dan diharapkan mampu menstimulir kelompok tani lainnya secara berkesinambungan.

Pada tahun 2022 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dialokasikan kegiatan pengendalian OPT tanaman lada dengan pestisida nabati Kabupaten Bangka seluas 100 ha dilaksanankan di Gapoktan/Poktan sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Gapoktan/poktan Kegiatan Pengendalian OPT Lada dengan Pestisida Nabati di  Kabupaten Bangka

Kunjungan lapang dilaksanakan di Kelompok Tani “Bintang Timur” (Ketua Bapak Mustafa), Desa Penyamun, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka. Pertanaman lada yang dimiliki Bapak Mustafa umumnya ditanam dengan sistem monokultur dan sesekali diselingi dengan tanaman cabai.

Populasi tanaman lada pada umumnya 1.600 pohon/Ha. Tanaman umur 3-4 tahun mampu menghasilkan 1 kg/pohon/tahun lada putih. Harga lada pada bulan Agustus 2022 adalah Rp 80.000,- sampai Rp 90.000,-/kg di tingkat petani. Pada tahun 2015-2016 yang mampu mencapai harga Rp 150.000,-/kg. Pada saat kunjungan, tim UPTD Balai Proteksi Tanaman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka memanen bersama tanaman cabai.

Gambar 2. Kunjungan ke Poktan Bintang Timur dengan Memanen Bersama Cabai di Sela Tanaman Lada

Dari hasil wawancara dengan beberapa petani, diketahui bahwa selama ini petani  hanya memanfaatkan pupuk anorganik (Urea, NPK) untuk memupuk tanaman lada dan menggunakan pestisida dalam mengendalikan OPT yang ada di kebunnya. Praktek yang salah yang masih dilakukan oleh petani adalah:

  1. Penyemprotan gulma dengan herbisida yang terkadang berlebihan;
  2. Tidak membuat saluran drainase / parit keliling / rorak untuk tanah yang tidak ada tanaman penutup tanahnya (cover crop).

Oleh karena itu disarankan untuk mengurangi penyiangan menggunakan herbisida dengan menanam cover crop Arachis pintoi.  Untuk mencegah penyebaran penyakit dan mencegah air tergenang dapat membuat rorak, parit keliling/parit isolasi.

Minimnya pengetahuan petani untuk mengendalikan OPT dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar kebun serta pemupukan menggunakan kompos, mendorong pemandu lapang untuk melakukan pendampingan secara intensif kepada petani dalam mengelola kebunnya.

Petani sangat antusias dengan kegiatan penerapan pengendalian hama terpadu OPT tanaman cengkeh dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kebun dan diharapkan produksi cengkeh semakin meningkat. Kehadiran petugas lapangan sangat diperlukan untuk mendampingi petani dalam mengelola kebun serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pengendalian OPT.                                

Penulis: Alimin, S.P., M.Sc. dan Romauli Siagian, S.P., M.Sc.

Sumber Pustaka

Balittro. 2018. Peningkatan Daya Saing Lada (Piper nigrum L.) melalui Budidaya Organik. Perspektif Vol. 17 No.1/Juni 2018, Hlm 26-39. Balittro, Bogor.

Kemendag. 2017. Hari Lada 2017: Momentum Bangkitnya Kejayaan Lada Indonesia. Siaran Pers. Kemendag, Jakarta.

Satistik Bun. 2022.  Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020-2022. Ditjenbun, Kementan.  Jakarta.


Bagikan Artikel Ini