KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Pelatihan Perbanyakan dan Penyebaran APH di Tingkat Petani

Diposting     Selasa, 09 Agustus 2022 11:08 am    Oleh    perlindungan



Mengendalikan populasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan menggunakan metode pengendalian hayati semakin diminati oleh petani, hal tersebut disebabkan semakin banyaknya petani yang memiliki kesadaran akan pentingnya keberlanjutan kesuburan lahan dan lingkungan sekitar. Salah satu metode pengendalian hayati yang dapat digunakan adalah pemanfaatan musuh alami. Musuh alami merupakan organisme yang mengganggu kehidupan organisme lain serta menyebabkan organisme tersebut menjadi lemah dan mati. Musuh alami dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu predator, parasitoid, dan patogen.

Agen Pengendali Hayati (APH) merupakan setiap organisme yang dalam tahap perkembangannya dapat digunakan dan sudah teruji mampu untuk mengendalikan populasi OPT. Melihat perbandingan definisi dari musuh alami dan APH, dapat dikatakan bahwa APH adalah bagian dari musuh alami namun, musuh alami belum tentu merupakan APH. Kelebihan penggunaan APH sebagai metode pengendalian OPT, yaitu relatif aman dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan karena tidak menimbulkan residu seperti pada penggunaan pestisida kimiawi dan mudah diperbanyak namun, penggunaan APH juga memiliki sejumlah kekurangan diantaranya adalah memerlukan waktu yang lebih lama untuk melihat hasil pengendalian. Selain itu, proses perbanyakan APH seperti jamur atau bakteri memerlukan waktu yang tidak sebentar dan memerlukan keterampilan khusus.

Salah satu kegiatan penguatan perlindungan perkebunan yang terdapat di provinsi Sulawesi Utara adalah pelatihan perbanyakan dan penyebaran APH bagi petani. Pelatihan ini dilaksanakan untuk mengenalkan jenis-jenis APH dan memberikan keterampilan mengenai perbanyakan dan penyebaran APH kepada petani. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 12-13 Juli 2022 di desa Koha, kecamatan Mandolang, kabupaten Minahasa yang diikuti oleh kelompok tani Harapan Tani. Materi yang disampaikan berupa teori mengenai jenis-jenis APH yang dimanfaatkan dan jenis OPT sasarannya serta metode perbanyakan APH yang dapat diterapkan di tingkat petani. Sedangkan, materi praktik yang diberikan adalah metode perbanyakan dan penyebaran APH.

Saat pelatihan, peserta juga diperkenalkan mengenai Metabolit Sekunder (MS) dari APH, yaitu senyawa organik yang terbentuk menjelang tahap stasioner/akhir pertumbuhan dari suatu organisme. Senyawa ini merupakan sisa metabolisme yang mengandung zat antibiotik, enzim, hormon, dan toksin. Manfaat yang diperoleh tanaman dari MS APH, yaitu memperkuat jaringan tanaman dan menyediakan pasokan nutrisi tanaman, merangsang pembentukan zat pengatur tumbuh, serta menghambat perkecambahan spora patogen.

Teknik aplikasi MS APH memiliki beberapa cara diantaranya, yaitu perendaman, penyiraman, penyemprotan, infus akar, dan infus batang. Kelompok tani Harapan Tani umumnya membudidayakan komoditas Pala. Saat pelatihan, kelompok tani mengaplikasikan MS APH pada tanaman Pala di kebunnya menggunakan teknik infus akar. Menurut Alimin, dkk (2018) hal tersebut sudah sesuai karena teknik infus akar dapat diterapkan pada komoditas Pala baik pada fase tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun fase tanaman menghasilkan (TM).

Petani juga diarahkan mengenai pentingnya menjaga sekitar tempat pembuatan APH dan MS APH dalam keadaan steril guna mencegah kontaminasi dan preservasi APH dan MS APH yang sudah dibuat, contohnya pada MS APH, tempat penyimpanan perlu di tempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung serta perlu sering dilakukan pengocokan. Petani merasa sangat senang dengan materi yang disampaikan dan tertarik dalam mencoba membuat perbanyakan APH dan MS APH. Pelatihan perbanyakan dan penyebaran APH yang telah dilaksanakan memberikan teknik baru dan sederhana dalam pengendalian OPT perkebunan yang dapat diterapkan di tingkat petani.

Gambar 1. (a) Peserta menerima materi pelatihan (b) Peragaan perbanyakan APH (c) Praktik pembuatan MS APH (d) Aplikasi MS APH di kebun petani

Penulis: Reno Agassi, Herly Kurniawan

DAFTAR REFERENSI

Alimin., Tulus. T. M & Nanda R. Y. 2018. Buku Saku Pembuatan Mikro-organisme Lokal (MOL) dan Metabolit Sekunder Agen Pengendali Hayati (MS-APH). Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. Jakarta: vii+58 hlm.

Soma, I. K. 2021. Pengendalian Hayati dan Konservasi Musuh Alam. https://distanpangan.baliprov.go.id/pengendalian-hayati-dan-konservasi-musuh-alam/#:~:text=Agens%20Hayati%20adalah%20musuh%20alami,parasitoid%2C%20patogen%20dan%20Agen%20antagonis. Diakses pada 26 Juli 2022 pk. 11.38 WIB.


Bagikan Artikel Ini