KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Mengenal Stevia, Pemanis Pengganti Gula dari Tanaman Stevia rebaudiana dan Pengendalian OPT secara PHT

Diposting     Senin, 08 Agustus 2022 03:08 pm    Oleh    perlindungan



Tanaman stevia (Stevia rebaudianaadalah tanaman baru yang mendapatkan popularitas yang sangat tinggi diantara semua jenis pemanis sebagai pengganti paling ideal untuk gula. Tanaman stevia merupakan tanaman semak yang berasal dari famili Asteraceae (Compositae), tingginya kurang lebih mencapai 65 cm, berbatang bulat, beruas, bercabang banyak, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, berbentuk bulat telur, berbunga hemaprodit, mahkota ungu berbentuk tabung dan berakar tunggang. Dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 – 1.500 m dpl. Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap pemangkasan (Rukmana, 2003).

Tanaman stevia sebagai alternatif tanaman penghasil pemanis alami memiliki keunggulan tingkat kemanisannya lebih tinggi daripada gula tebu. Tingkat kemanisan gula stevia sekitar 250 – 300 kali tingkat kemanisan sukrosa atau gula tebu. Sementara itu, siklamat, pemanis sintetis kontroversial yang masih sering digunakan, ternyata hanya mempunyai tingkat kemanisan gula stevia jauh lebih unggul apabila dibandingkan dengan siklamat atau aspartam yang selama ini masih banyak digunakan sebagai pemanis berbagai macam produk makanan dan minuman (Rukmana, 2003). Bagian daun Stevia banyak digunakan untuk bahan pembuatan gula atau pemanis alami. Bahan pemanis utama pada stevia ini adalah stevioside yaitu suatu glikosida diterpen yang sangat manis namun hampir tidak mengandung kalori. Selain tingkat kemanisan daun stevia yang lebih unggul dibandingkan tingkat kemanisan gula tebu dan siklamat, daun stevia juga bersifat hipoglikemik yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga daun stevia aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus dan obesitas.

Karena tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan pemanis atau gula alami pendamping gula tebu dan pengganti gula sintetis dan juga gula stevia memiliki kelebihan yaitu tidak bersifat karsinogen dan juga rendah kalori, kini banyak orang yang mencoba untuk membudidayakan tanaman stevia ini. Salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan produktivitas stevia adalah bahan tanaman atau benih. Oleh karena itu pemilihan benih sangat berperan terhadap keberhasilan budi daya tanaman stevia. Pemilihan benih merupakan proses seleksi bahan tanaman yang bertujuan untuk memperoleh benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi serta bebas dari hama penyakit, sehingga dapat menjamin stabilitas produksi stevia. Dengan mulai banyak, yang membudidayakan tanaman stevia maka perlu diperhatikan tentang pengenalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menyerang tanaman stevia.

OPT pada tanaman Stevia rebaudiana

Hama yang umum menyerang tanaman stevia antara lain: kutu daun (Aphis sp.), ulat grayak (Heliothis sp.), belalang, dan ulat kilan/ulat jengkal. Sedangkan penyakit yang banyak dijumpai antara lain: busuk pangkal batang, penyakit layu Sclerotium rolfsiii, bercak daun Alternaria alternata, dan Fusarium sp.

Gambar 1. (a) Aphis sp., (b) Heliothis sp., dan (c) bercak daun

Pengendalian OPT pada tanaman Stevia rebaudiana

1. Pengendalian secara kultur teknis

Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan pemberian pupuk. Sanitasi kebun dilakukan melalui pengendalian gulma secara manual maupun dengan pemasangan mulsa plastik. Tanaman Stevia rebaudiana dikenal sangat lemah dalam bersaing dengan gulma terutama pada awal pertumbuhan. Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan sebelum gulma berbunga dan berbiji untuk mengurangi cadangan biji gulma di dalam tanah. Pertumbuhan gulma berkurang setelah tajuk tanaman Stevia rebaudiana menutup permukaan tanah. Sanitasi kebun diiringi dengan pemberian pupuk urea, TSP, dan KCL dengan dosis masing-masing 1 g per tanaman setelah satu minggu tanam. Pemupukan diulang setiap setelah panen.

2. Pengendalian secara mekanis

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara pemangkasan dan pengendalian secara manual. Pemangkasan tanaman Stevia rebaudiana dilakukan saat berumur sekitar 2 minggu dengan memangkas pada setiap ujung tanaman agar percabangan terbentuk dan produksi daunnya semakin banyak. Pemangkasan juga dilakukan terhadap daun-daun yang terserang OPT. Pengendalian juga dilakukan secara manual dengan mengambil hama atau bagian tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan agar tidak menyebar ke tanaman sehat lainnya.

3. Pengendalian secara hayati

Jenis penyakit yang banyak menyebabkan tanaman stevia layu adalah jamur Poria hypolateria. Pengendalian diutamakan dilakukan dengan menggunakan Agensia Pengendali Hayati (APH) atau Metabolit Sekunder APH.

4. Pengendalian dengan pestisida nabati

Hama yang paling banyak menyerang tanaman stevia berupa kutu daun (Aphis sp.) yang merusak pucuk daun dan ulat Heliothis sp. memakan daun. Kedua jenis hama ini dapat dikendalikan dengan pestisida nabati berupa ekstrak biji mimba.

Penyusun: Ratri Wibawanti, Yuni Astuti,  Andi Asjayani

Daftar Pustaka

Djajadi. 2014. Pengembangan Tanaman Pemanis stevia rebaudiana (BERTONI) di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Malang.

Purnomo, S. Panduan Budidaya Stevia sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori. Dikutip dari https://www.academia.edu/31977488/PANDUAN_BUDIDAYA_

STEVIA_SEBAGAI_PENGHASIL_GULA_RENDAH_KALORI, diakses pada tanggal 26 Juli 2022.

Theoneta. 2018. Beberapa Tips dan Teknik Penanaman Stevia. Dikutip dari https://www.kaskus.co.id/show_post/5bd95f38d44f9f120b8b4571/1/-, diakses pada tanggal 12 Juli 2022.

Wuryanta, H. 2022. Mengenal Stevia, Alternatif Pengganti Gula. Dikutip dari https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=4238, dan diakses pada tanggal 12 Juli 2022.


Bagikan Artikel Ini