KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Mencegah Penyebaran Penyakit Busuk Batang Vanili

Diposting     Kamis, 21 Juli 2022 08:07 am    Oleh    perlindungan



Melambungnya harga komoditas vanili, yang dahulu pernah menjadi primadona, menjadi salah satu alasan kebangkitan vanili dalam beberapa tahun terakhir. Melonjaknya harga vanili diduga karena turunnya pasokan dunia karena badai tropis Enawo yang menghancurkan hampir sepertiga luas pertanaman vanili di Madagaskar, yang merupakan negara penghasil 95% vanili dunia. Tingginya harga serta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan pasokan dunia tentu saja merupakan kabar baik bagi petani vanili Indonesia. Namun tentu saja hal tersebut harus disikapi dengan baik.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra penghasil vanili, terutama dari kabupaten Sumedang dan Sukabumi. Dahulu kabupaten Sumedang pernah mencapai kejayaannya dalam hal penanaman vanili, namun beberapa faktor menyebabkan komoditas tersebut tenggelam dan kini sedang dirintis kembali agar kembali berjaya. Faktor yang menyebabkan runtuhnya komoditas vanili di Sumedang antara lain karena maraknya pencurian karena harga vanili yang mahal. Ketua Kelompok Tani Dangiang Sukatani, Wahyu menuturkan, tidak hanya polong vanili yang dicuri namun sulur vanili juga dicuri. Sulur vanili ini dijual untuk digunakan sebagai benih. Selain itu, faktor yang menyebabkan keruntuhan komoditas vanili adalah serangan penyakit busuk batang vanili yang meluas dan berat yang menyebabkan tanaman vanili banyak yang mati dan sulit ditumbuhkan kembali di lahan yang telah terserang vanili.

Penyakit busuk batang vanili yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. vanillae marak terjadi salah satunya karena proses penyebaran penyakit yang kurang disadari yaitu melalui aktifitas lalu lalang keluar masuk yang terjadi di kebun vanili. Banyaknya lalu lalang dan aktifitas keluar masuk justru menyebabkan penyebaran penyakit semakin meluas. Perlu diketahui, patogen penyebab penyakit BBV merupakan salah satu spesies Fusarium yang bersifat tular tanah dan tular udara. Jamur ini juga dapat membentuk klamidospora sehingga dapat bertahan selama 7-10 tahun dalam tanah walaupun tanpa inang. Selain itu, jamur ini bertipe slime spore (spora berlendir), sehingga sangat mudah melekat dan terbawa ke tempat lain. Oleh karena itu, apabila seseorang menginjak lahan yang terdapat patogen di dalamnya, kemudian menempel pada sepatu dan berpindah ke kebun yang sehat, maka resiko penyebaran penyakit menjadi sangat tinggi.

Demikian pula pada peralatan pertanian. Jika menggunakan peralatan pertanian pada tanaman yang sakit dan tidak dilakukan perlakuan terlebih dahulu namun langsung digunakan pada tanaman baru yang sehat, maka penularan juga dapat terjadi. Oleh karena itu. Alangkah baiknya apabila hendak menggunakan peralatan pertanian dari satu tanaman ke tanaman lainnya di kebun yang terinfestasi patogen penyakit, lebih baik dilakukan sterilisasi terlebih dahulu, misalnya dengan mencelupkan peralatan pertanian pada alkohol atau disinfektan lainnya.

Di beberapa negara, upaya pencegahan penyebaran penyakit pada kebun -kebun yang berisiko tinggi dilakukan secara intensif. Upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit yang dilakukan di luar negeri misalnya dengan:

  • Meletakkan keset/tempat sterilisasi sepatu bagi yang memasuki area kebun. Langkah ini merupakan langkah pertama dan yang paling mudah sebagai garis depan dalam pertahanan untuk meminimalisir masuknya patogen baru ke kebun.
  • Menggunakan cover sepatu boot yang mudah dilepas pakai, atau dibuang.
  • Mensterilisasi peralatan pertanian yang digunakan di kebun.
  • Menyediakan tempat untuk membersihkan dan mensterilasi sepatu dan atau peralatan pertanian yang digunakan di kebun.
  • Untuk wilayah – wilayah yang telah terjadi ekplosi penyakit dalam skala yang besar, biasanya wilayah tersebut diisolasi dan dilakukan pemasangan papan peringatan dan himbauan untuk mencegah penyebaran penyakit menjadi semakin meluas.

Beberapa hal yang dapat diupayakan untuk pengendalian penyakit busuk batang vanili adalah sebagai berikut:

  • Pada kebun yang terserang ringan: sanitasi bagian tanaman yang menunjukan gejala sakit, bagian tanaman yang sakit dipotong dan luka bekas potongan dioles dengan fungisida berbahan aktif eugenol, serta budidaya vanili sesuai anjuran.
  • Pada kebun yang terserang berat: sanitasi dan eradikasi tanaman yang terserang berat, serta melakukan rotasi dengan tanaman jahe, bawang-bawangan, temulawak, dan sayuran selama 2-3 tahun.

Penulis : Cucu Daniati
POPT Ditjen Perkebunan

Daftar Pustaka

Astuti, Y., R. Siagan, C. Daniati, dan N. Isnaini. 2021. Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Vanili. Direktorat Perlindungan Perkebunan . Jakarta.

Department of Biodiversity, Conservation and Attractions. 2022. How the Department Manages Phytophthora Dieback. https://www.dbca.wa.gov.au/parks-and-wildlife-service/threat-management/plant-diseases/phytophthora-dieback/how-department-manages-phytophthora-dieback. Diunduh tanggal 16 Juni 2022.

Kartikawati, A. dan R. Rosman. 2018. Budidaya Vanili. Sirkuler Informasi Tanaman Rempah dan Obat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Newgenboxwood. 2019. Tips and Trick for Growing Cleaner Plants. www.newgenboxwood.com/blog/2019/8/26/phytosanitary-practices.  Diunduh tanggal 16 Juni 2022.

Tombe, M. and E.C.Y.Liew. 2011. Fungal Diseases of Vanilla in Vanila. Edited by E. Odoux and M. Grisoni:125-140.


Bagikan Artikel Ini