KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTAN : RAKOR PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI NTB.

Diposting     Senin, 25 September 2017 04:09 pm    Oleh    ditjenbun



Lombok – Pertemuan koordinasi dan konsultasi pembangunan perkebunan tahun 2017 telah diselenggarakan pada tanggal 13 September 2017 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dimana Provinsi Nusa Tenggara Baratkhususnya di Lombok Utara memilkipotensi sangat besar untuk pengembangan perkebunan yang dapat dimanfaatkan.Saat ini komoditas unggulan Nusa Tenggara Baratyaitu kopi, jambu mete, kelapa, sedangkan kakao menjadi komoditas unggulan“Saya minta agar tembakau juga menjadi komoditas unggulan di NTB. Dengan segala keterbatasan dan produktivitas yang masih rendah, hasil tembakau sangat luar biasa. Kalau kita bisa tingkatkan kualitas dan produktivitasnya lebih baik, maka hasilnya bisa sampai 3 kali lipat,” kata BambangDirektur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam sambutannya pada acara tersebut.

Bambang menambahkan, khusus di NTB dari 9 komoditas yang dikembangkan dengan kualitas yang standar, mampu memberikan masukan 2,7 Trilyun. Kalau bisa ditingkatkan, hasilnya bahkan sampai 5 kali lipat. Tembakau Virginia merupakan kekayaan yang sangat luar biasa dan harus dikelola dengan baik.

“Petani harus bersatu dan berkoorporasi dengan pihak pengusaha. Dengan bersatu maka  produknya mampu berdaya saing, bisa memangkas biaya produksi, bahkan bank pun akan dengan sendiri nya akan datang, dan pemerintah akan memfasilitas kelembagaan petani tersebut. Saya juga minta setiap provinsi untuk mendorong Kabupaten mengembangkan agrowisata berbasis agro alam yang ada pengembangan perkebunannya,” kata Bambang.

Bambang juga menyampaikan, bahwa Menteri Pertanian menantang seluruh kepala daerah yang serius mengembangkan perkebunan akan diberikan anggaran yang cukup. “Daerah yang mampu serap anggaran dengan baik, akan mendapat reward untuk anggaran tahun berikutnya,” tambahnya.

“Saat ini NTB dilanda kekeringan dan perlu penanganan yang serius agar tidak terjadi berulang-ulang. Pembangunan dan pengembangan sektor pertanian mampu menyerap lapangan kerja 42 persen. Dengan singkronisasi program pusat dan daerah dan regulasi yang bisa mempercepat pengembangan pertanian, maka akan lebih cepat menurunkan kemiskinan,” kata Muhammad Amin Wakil Gubernur NTB.

Muhammad Amin menambahkan, bahwa di NTB perkebunan sangat penting disamping pariwisata. Untuk itu perlu adanya penguatan investasi dari pihak swasta, karena saat ini hanya 3 persen saja investasi secara nasional yang masuk ke NTB dan lebih banyak ke Pulau Jawa. “Perlu ada kebijakan Pemerintah daerah untuk memproteksi PERDA yang bisa memberi ruang investasi terutama yang bermitra dengan pemerintah,” katanya.

Husnul Fauzi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB mengungkapkan bahwa 90 persen perkebunan di NTB adalah perkebunan rakyat. “Tahun 2018 nanti agar ada perhatian lebih terutama anggaran perkebunan. Karena dari luas lahan perkebuan yang ada dari setiap komoditas, masih bisa diperluas dan dikembangkan,” katanya.

Pada saat acara rapat koordinasi dan konsultasi pembangunan perkebunan tahun 2017 turut dilakukan penyerahan bantuan berupa benih tanaman kopi dan kelapa oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementan kepada para petani yang tertimpa musibah bencana alam kekeringan.


Bagikan Artikel Ini