DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Kembalikan Kejayaan Gula, Kementan Tanam Perdana Bongkar Ratoon di Bantul

Diposting     Jumat, 24 Oktober 2025 08:10 am    Oleh    ditjenbun



Bantul — Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah menuju tercapainya target swasembada gula nasional melalui berbagai program strategis di sektor perkebunan tebu. Salah satu upaya nyata diwujudkan dengan lakukan tanam perdana bongkar ratoon yang dilaksanakan di Kelompok Tani Ngudimulyo, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (22/10). Ini menjadi momentum penting dalam pengembangan kawasan tebu di wilayah DIY.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, bongkar ratoon atau peremajaan tanaman tebu merupakan strategi penting dalam meningkatkan produktivitas lahan, kualitas bahan baku industri gula nasional, dan efisiensi produksi gula nasional.

“Bongkar ratoon ini merupakan langkah strategis untuk memperbaharui tanaman tebu yang sudah menurun produktivitasnya. Dengan menanam kembali benih unggul dan menerapkan teknologi budidaya modern, kita dorong peningkatan rendemen dan hasil tebu petani,” ujar Heru.

Heru juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen penuh membangun kemandirian dan swasembada pangan nasional. Setelah berhasil mencapai swasembada beras, Kementerian Pertanian kini menargetkan swasembada gula konsumsi tahun 2026 hingga 2027 mendatang.

“Kita ingin mengukir kembali prestasi besar bangsa ini. Jika target swasembada gula tercapai, maka ini akan menjadi capaian tertinggi dalam kurun waktu 89 tahun terakhir,” tambah Heru.

Heru mengingatkan kembali kejayaan masa lalu ketika Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai salah satu sentra utama tebu dan gula di Indonesia. Pada masa itu, Sri Sultan Hamengkubuwono VII bahkan dijuluki sebagai “Sultan Sugih” karena melimpahnya hasil tebu dan produksi gula di wilayah tersebut.

“Kini saatnya kita kembalikan kejayaan itu. Indonesia mampu mandiri dalam produksi gula, sebagaimana dahulu tebu dan gula menjadi simbol kemakmuran rakyat,” tegasnya.

Hadir Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dalam sambutannya menjelaskan perekonomian Kabupaten Bantul bertumpu pada empat sektor utama, yaitu sektor industri termasuk ekonomi kreatif, sektor pertanian, sektor pariwisata, serta sektor informasi dan komunikasi. Dari keempat sektor tersebut, sektor pertanian telah ditetapkan sebagai sektor prioritas daerah karena memiliki peran penting sebagai penyangga utama perekonomian masyarakat.

Abdul Halim Muslih menjelaskan bahwa beberapa sektor lain, termasuk sektor industri, tengah menghadapi berbagai dinamika dan tantangan yang cukup signifikan. Dalam situasi tersebut, sektor pertanian, termasuk subsektor perkebunan menjadi penggerak dan penopang stabilitas ekonomi daerah.

“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang telah bekerja sama dan berkontribusi aktif. Berkat kolaborasi dan kerja keras petani, Bantul kini tumbuh menjadi salah satu pusat pengembangan tebu dan produksi gula di wilayah selatan Jawa,” jelasnya lagi.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Regulasi dan Kebijakan, Oskar Tri Yoga Semendawai berharap program pemberian benih tebu unggul kepada petani dapat memberikan manfaat nyata, sehingga kegiatan bongkar ratoon dan perluasan areal tanam dapat berjalan optimal. Melalui langkah ini, pemerintah bertekad mengembalikan kejayaan gula Indonesia sebagaimana pada tahun 1930, saat negeri ini mampu mengekspor gula ke berbagai negara. Selain program pengembangan tebu, Kementan juga terus memperkuat program hilirisasi komoditas perkebunan.

“Semoga program ini memberikan manfaat besar bagi petani. Dengan bongkar ratoon dan perluasan lahan, kita ingin mengulang kembali masa kejayaan gula Indonesia seperti pada tahun 1930, ketika kita menjadi salah satu eksportir gula dunia,” kata Oscar.

Terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa sektor perkebunan tebu memegang peran strategis dalam mendukung kemandirian pangan nasional. Mentan menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong langkah-langkah konkret untuk memperkuat produksi dalam negeri, termasuk melalui program bongkar ratoon dan revitalisasi lahan tebu rakyat.

Mentan berkomitmen mewujudkan swasembada gula secara bertahap, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto. “Kami menargetkan pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri secara mandiri. Oleh karena itu, program refocusing kawasan tebu dan bongkar ratoon 2025 menjadi instrumen penting dalam menekan defisit pasokan,” pungkas Mentan.


Bagikan Artikel Ini