KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Kebun Sumber Benih Tanaman Seraiwangi Varietas Unggul Lokal di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh

Diposting     Jumat, 28 Oktober 2022 11:10 am    Oleh    Dirat Perbenihan



Tanaman seraiwangi merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting di Indonesia. Tanaman seraiwangi sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia. Daunnya membentuk rumpun yang lebih besar dengan jumlah batang lebih banyak. Cara membudidaya seraiwangi dinilai mudah dan murah. Biaya penanaman maupun biaya perawatannya juga terjangkau.

Minyak atsiri seraiwangi diperoleh melalui proses penyulingan dari bagian daun tanaman seraiwangi.  Di Indonesia minyak seraiwangi merupakan komoditas ekspor dengan daerah sentra produksi seraiwangi di Indonesia adalah provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur. Dalam upaya meningkatkan mutu minyak seraiwangi Indonesia, beberapa varietas unggul telah dilepas oleh Kementerian Pertanian antara lain Seraiwangi 1, Sitronan 1 Agribun dan Sitronan 2 Agribun.

Peran benih bermutu dan unggul sangat penting dan berperan terhadap keberhasilan suatu budidaya dalam peningkatan produksi. Sebelum benih seraiwangi diedarkan perlu dilakukan penetapan dan penilaian kebun sumber benih. Pelaksanaan kegiatan penetapan dan penilaian kebun sumber benih seraiwangi, dilakukan oleh oleh tim yang terdiri dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Pemulia Tanaman dan Pengawas Benih Tanaman (PBT). Pelaksanaan penilaian dan penetapan kebun sumber benih seraiwangi mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 123/Kpts/KB.020/10/2018 tanggal 10 Oktober 2018 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Seraiwangi (Andropogon nardus L.).

Berdasarkan Statistik Ditjenbun 2021 Seraiwangi yang berkembang di provinsi Aceh tersebar di beberapa kabupaten dengan luas total 3.194 hektar, terbanyak di Kabupaten Aceh Selatan seluas 1.476 ha, Kabupaten Aceh Jaya seluas 383 ha, dan kabupaten Aceh Barat seluas 306 ha. Dari sebaran pengembangan seraiwangi cukup luas di Provinsi Aceh yang merespon untuk menjadi penangkar benih dari daerah Atu Lintang yang luas pengembangannya hanya 18 hektar sedangkan daerah lainnya hanya melakukan penanaman dan proses penyulingan.

Menurut petani dan pelaksana pengembangan seraiwangi di Aceh, sebagain besar pertanaman seraiwangi berasal dari petani masa lalu dan introduksi benih seraiwangi dari pulau Jawa dan Sumatera Barat.

Pertanaman seraiwangi di Atu Lintang sudah lebih dari 6 tahun berasal dari benih lokal yang berpindah dari petani satu sampai ke petani lainnya dari daerah lain sehingga sampai ke Atu Lintang. Keragaman populasi antar rumpun di Atu Lintang secara morfologi pada areal yang akan ditetapkan sebagai benih lokal, ada empat bentuk rumpun (rumpun berdaun sempit, pendek, tegak; rumpun berdaun sempit bagian tengah berdaun tegak dan daun tua terkulai; rumpun berdaun lebar bagian tengah agak tegak dan daun tua terkulai; rumpun berdaun lebar terkulai).

Gambar 1. Hamparan KSB Seraiwangi

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan Penetapan Kebun Sumber Benih Seraiwangi Unggul Lokal di Kabupaten Aceh Tengah seluas 1,5 Ha dinyatakan layak dengan produksi untuk dua kali panen dalam setahun sebanyak 1.356.653 anakan per tahun.

Gambar 2. Kegiatan Penetapan KSB Seraiwangi

Varietas unggul lokal sebaiknya didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman Pemerintah Daerah terhadap pentingnya pemanfaatan dan pendaftaran varietas lokal serta mengidentifikasi varietas lokal sebagai sumber keragaman genetik, menyelamatkan sumberdaya genetik tanaman di Indonesia. (Iswandi M.)

Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan Lapangan Penetapan Kebun Benih Sumber Tanaman Seraiwangi Varietas Unggul Lokal di kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh


Bagikan Artikel Ini