KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Era Baru, Informasi Publik Lebih Berharga dari Emas

Diposting     Senin, 05 April 2021 01:04 pm    Oleh    ditjenbun



Surakarta—Siapa sangka bukan emas yang bernilai tinggi di era industri 4.0 ini, tapi data dan informasi lah yang memiliki nilai tinggi dan dapat menghentas kemiskinan. Negara dan instansi dituntut memberikan informasi bersifat transparan, akuntabel, dan efisien. Beberapa sistem perlu diperbaharui untuk mencapai tujuan terutama bidang sumber daya manusia (SDM). Pemahaman informasi yang disampaikan ke publik menjadi faktor utama berhasilnya informasi mengubah hidup masyarakat.

Pada Bimtek “Pengelolaan Informasi Publik Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan” yang berlangsung 29-31 Maret 2021, petugas PPID menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi. Gede Narayana, Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) mengatakan, masyarakat yang miskin dalam suatu negara bukan melulu soal pemerintah tidak mampu ciptakan lapangan kerja dan sumberdaya alam yang menipis, namun ini semua terkait informasi yang didapat masyarakat masih sangat minim. “Informasi yang minim berakibat tidak taunya masyarakat untuk melakukan sesuatu dan akhirnya hanya “diam” ditengah situasi yang semakin tidak menentu,” katanya dalam Bimtek tersebut.

Sementara itu, Kuntoro Boga Adri, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian mengatakan, saat ini Kementan sebagai kementrian paling informatif 2020 oleh Komisi Informasi Pusat (KIP). Pencapaian ini menurutnya, didapat bukan dalam waktu singkat, tetapi dari komitmen pimpinan untuk mengimplementasikan keterbukaan informasi publik disemua unit kerja. Dengan demikian, mempermudah koordinasi dan selalu “satu suara satu tujuan”. “Pandemi Covid-19 dan tantangannya tidak melunturkan semangat membagikan informasi secara transparan, akuntabel dan efisien kepada publik,” katanya.

Demi mempertahankan prestasi itu, Kuntoro Boga menyampaikan perlunya evaluasi, perubahan, maupun pembaharuan sistem mulai dari organisasi, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, inovasi pelayanan, anggaran, dan pembentukan tim gugus tugas medsos. Sistem ini sangat merujuk kepada pentingnya SDM demi terciptanya informasi yang informatif kepada publik.

Pelatihan Penulisan

Pada kesempatan Bimtek tersebut, peserta juga mendapatkan edukasi mengenai cara menulis pers release dan berita. Di era yang kian dituntut memberikan infromasi, petugas pelayanan publik juga dituntu mampu memberikan informasi dalam bentuk berita. Yulianto, Redaktur Sinar Tani menyatakan, pentingnya penulis bagi petugas pelayanan publik. Bagaimana menulis yang baik? Petugas PPID harus memahami apa yang akan ditulis. Untuk itu yang perlu diperhatikan pada saat menulis bukan memikirkan judul, tapi menentukan dan memahami tema yang diangkat.

Bagi pemula agar tulisan tidak melebar (ngalor-ngidul) sebaiknya membuat kerangka penulisan. Selain itu agar mudah dipahami pembaca, penulis juga memperhatikan kalimat dalam tulisan. Kata-kata harus hemat, sehingga kalimat menjadi efektif. “Paragraf pertama atau lead menjadi bagian penting dalam sebuah tulisan, karena merupakan pintu masuk bagi pembaca. Jika lead bagus, maka pembaca pun akan tertarik meneruskan bacaan tulisan,” tutur Yulianto. Pada kesempatan itu juga diingatkan, jika ingin menulis yang terpenting adalah percaya diri dulu. Banyak kasus seseorang enggan menulis, karena tidak percaya diri. “Sebaiknya menulis saja dulu, baru kemudian mengoreksi,” ujarnya.

Reporter : Matthew Hutapea
https://tabloidsinartani.com/detail/industri-perdagangan/nasional/16137-Era-Baru-Informasi-Publik-Lebih-Berharga-dari-Emas


Bagikan Artikel Ini