KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Wapress RI Buka Acara Rakernas Pembangunan Pertanian 2023

Diposting     Rabu, 25 Januari 2023 10:01 am    Oleh    ditjenbun



Jakarta – Terbukti selama tahun 2020-2022, kinerja sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan, melalui program unggulan strategis dan sektor pertanian tetap konsisten tumbuh positif ditengah pandemi Covid-19.

Kementerian Pertanian gelar acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahun 2023, dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI. Wakil Presiden RI menunjukkan perhatian yang besar terhadap pembangunan pertanian.

“Beban sektor pertanian cukup berat, harus mampu menyediakan pangan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kuasai pangan maka engkau kuasai rakyat, kuasai energi maka engkau kuasai bangsa-bnagsa, kita jangan lengah, walau inflasi posisi terkendali, tantangan penyediaan pangan kedepan semakin berat, belum semua kondisi pulih, dampak perubahan iklim ekstrim sulit diprediksi dan geopolitik dunia yang dapat memicu harga pangan dan krisis pangan, harus kita antisipasi bersama. Rakernas ini merupakan momentum penting menajamkan sinergitas dan strategi di seluruh jajaran yang membidangi sektor pertanian. Diharapkan pertanian terus semakin kuat menjadi pengendali inflasi dan mampu hadapi krisis pangan dunia. Perlu identifikasi komoditas pertanian yang mampu menghadapi hal tersebut dan dorong potensinya. Kita harus fokus atur strategi kedepan, harapan kedepannya dapat terus meningkat, dan mencapai target. Lahan pertanian menyusut menjadi non pertanian, namun harus terus sigap genjot produksi dan atur strategi atau membuat terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, walau lahan terbatas semoga dapat tetap hasilkan produktivitas yang baik dan kebutuhan dapat terpenuhi. Perlu menggandeng lembaga penelitian dan pihak terkait lainnya sehingga tercipta inovasi baru, serta tingkatkan diversifikasi pangan lokal secara masif, menggalakkan program diversifikasi pangan melalui pengembangan pangan lokal dari hulu hingga ke hilir, namun dalam pengembangannya harus didukung dengan riset yang mumpuni. Perlu terus dibangun sinergi dan bekerja bersama dengan berbagai pihak terkait untuk membangun dan memperkuat pertanian, mempelajari hal baru, tingatkan produksi hingga produk turunan yang bernilai tambah. Mengapresiasi kinerja pertanian yang telah dibangun selama ini, dipandang tangguh dan berhasil, capaian ini tak hanya cukup dipertahankan, namun juga harus terus ditingkatkan demi keberlanjutan ketersediaan pangan, dan harus siap menghadapi berbagai tantangan seperti inflasi dan krisis pangan dunia, demi capaian yang lebih baik lagi kedepannya. Kita harus tetap terus berjuang dengan kemampuan kita miliki,” ujar Prof.Dr (Hc).K.H. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden RI, saat membuka acara Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2023 yang mengangkat tema memperkuat sektor pertanian sebagai pengendali inflasi dalam menghadapi krisis pangan dunia (25/01/2023).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta jajarannya untuk terus memantau harga dan menjaga tingkat inflasi pangan Indonesia.

“3 tahun ini pertanian memberikan kontribusi yang sangat besar, ekspor pertanian meningkat, Nilai Tukar Petani (NTP) juga meningkat,” ujar Mentan SYL.

Diketahui bahwa, Pada Triwulan (TW) II 2020, PDB Sektor Pertanian tumbuh positif 16,24% (q to q) dan terus berlanjut pada 2022. Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik, bahkan pada penutupan tahun 2022 (Desember 2022) mencapai 109,0. Ekspor pertanian juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Tahun 2020 ekspor produk pertanian Rp 451,8 triliun, meningkat sebesar 15,79% dibandingkan tahun 2019 Rp 390,2 triliun. Pada tahun 2021, ekspor pertanian mencapai Rp 616,35 triliun, meningkat 36,2% dibandingkan tahun 2020. Begitu juga tahun 2022, ekspor produk pertanian mencapai Rp 658,18 triliun dan meningkat 6,79% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021. Kementerian Pertanian juga terus mendorong pemanfaatan KUR dalam mengakselerasi pembangunan pertanian, terbukti selama 2020-2022 kinerja KUR bidang pertanian menggembirakan. Progres kinerja pembiayaan kur sektor pertanian meningkat, di tahun 2022 khususnya untuk kur perkebunan mencapai 30.08 T. Selain itu diketahui bahwa dari data BPS produksi beras nasional naik tembus 31.66 juta ton.

Mentan SYL juga mengapresiasi, atas kerjasama yang baik dari para mitra dan kerja keras petani Indonesia. “Mudah-mudahan dapat kita pertahankan dan bahkan ditingkatkan dalam menghadapi situasi pangan dunia yang kurang baik,” ujarnya.

Dalam mengembangkan pertanian tentu tidak mudah dan dihadapkan berbagai tantangan dan dituntut harus sigap menghadapi perubahan kondisi dunia akibat pandemi Covid-19, dampak perubahan iklim, dan geopolitik, karena hal tersebut dapat mempengaruhi produksi dan distribusi pangan, yang dapat berdampak terhadap fluktuatifnya harga pangan yang dapat berdampak krisis pangan dunia dan meningkatnya harga-harga pangan yang mempengaruhi peningkatan inflasi.

Menyikapi kondisi tersebut, Kementerian Pertanian pada tahun 2023, selain tetap menjalankan program-program peningkatan produksi pangan yang selama ini telah berjalan dengan baik, akan memberikan perhatian serius pada peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pertanian pengendali inflasi.

Ia menyampaikan, Butuh strategi jitu hadapi krisis pangan dunia ini, salah satunya dengan peningkatan kapasitas produksi pangan seperti cabai dan bawang merah, sedangkan untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi.

Lebih lanjut, Mentan SYL mengatakan, Perlunya pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum dan pengembangan ternak domba atau kambing dan itik untuk substitusi daging sapi, serta peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

“Rakernas dimaksudkan untuk membahas dan mendetailkan dengan para Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota dan mitra Kementerian Pertanian terkait langkah-langkah kongkrit untuk memperkuat peran sektor pertanian sebagai pengendali inflasi dalam menghadapi krisis pangan. Semoga kedepan peran penting sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi nasional semakin nyata dalam menghadapi krisis pangan dunia ke depan,” ujarnya.

Rakernas ini dihadiri sekitar 2.800 peserta, dengan rincian 1.000 peserta hadir secara offline dan 1.800 lainnya hadir secara online baik melalui zoom meeting maupun streaming.

Pada acara tersebut dilakukan penyerahan DIPA 2023.


Bagikan Artikel Ini