KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Tanam Perdana Jagung Integrasi Perkebunan di PTPN II.

Diposting     Jumat, 03 Maret 2017 05:03 pm    Oleh    ditjenbun



pnn.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencanangkan program integrasi tanaman jagung dan kelapa sawit di lahan seluas satu juta hektare (ha).

Langkah itu untuk mendukung program replanting dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Melalui program ini, lahir sinergitas antara komoditas tanaman perkebunan dengan tanaman pangan di Desa Koto Baru, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Saat ini areal perkebunan kelapa sawit seluas 11,3 juta ha, merupakan 48,6% dari total luas areal perkebunan yang mencapai 23,25 juta ha.

Dari luasan itu, 4,58 juta ha merupakan perkebunan rakyat, 750.000 ha perkebunan besar negara, dan 5,97 juta ha perkebunan besar swasta.

Keuntungan dengan adanya tanaman sela, yaitu efisiensi pemanfaatan lahan usaha tani, produktivitas bisa lebih meningkat, pendapatan petani lebih meningkat, dan pemakaian input lebih efisien.

Kemudian ada jaminan pendapatan usaha, memaksimalkan pendapatan usaha tani, serta meningkatkan lapangan kerja.

Dengan keadaan tersebut, petani dibantu dengan menerapkan tanaman sela yang bisa menjadi pendapatan petani.

Salah satu pilihan tanaman selanya adalah jagung. Selama menunggu kelapa sawit berbuah, jagung bisa ditanam antara 10 sampai dengan 12 kali musim tanam, dengan provitas 4-5 ton/ha.

Hasil ini tentu mendongkrak produksi jagung nasional.

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional.

Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan energi.

Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan swasembada jagung melalui peningkatan produksi jagung secara berkelanjutan.

Untuk itu, maka pada anggaran 2017 ini pemerintah memfasilitasi melalui kegiatan jagung.

Kegiatan jagung 2017 ini diharapkan mampu mendorong perluasan areal tanam jagung pada lahan-lahan perkebunan, kehutanan, Perhutani/Inhutani, lahan kesultanan, lahan adat/ulayat dan lain-lain yang sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah ditanami jagung tetapi kemudian tidak ditanami lagi (peningkatan IP).

“Apa yang dilakukannya ini sesuai dengan arahan presiden dalam mendukung program Nawacita agar melaksanakan program penanaman 1 juta ha jagung di Indonesia,” ujar Amran.

Menurutnya, Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan benih dan pupuk gratis.

Jika berhasil setiap hektar lahan memproduksi 5 ton, maka akan menghasilkan 5 juta ton.

“Tahun lalu kita bisa menekan impor 3 juta ton, artinya kita menghemat devisa Rp 10 triliun. Kita mimpikan tahun ini tidak lagi impor jagung. Tetapi jangan mimpi kran impor dibuka pemerintah sepanjang petani bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri meskipun diakui memang sulit menekan impor,” imbuh Amran.

Provinsi Sumatera Utara mendapat target dalam mendukung program integrasi jagung di perkebunan seluas 48.000 Ha.

Dalam mendukung program ini pemerintah Provinsi Sumut bekerjama dengan Kodam I BB dan pemerintah daerah sudah melakukan gerakan percepatan tanam.

Caranya dengan melakukan tanam perdana jagung integrasi di lahan perkebunan pada 10 Februari 2017 di sentra produksi jagung lokasi kebun PTPN II Kebun Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat.

“Gerakan percepatan tanam itu diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah tanam jagung di Sumut,” ujar Ir. Ali Jamil selaku Pj. Upsus Pajale Sumut/Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar yang mewakili Mentan RI.

Dia didampingi Staf Khusus Upsus Pajale Dr. Fariz dan Korwil I Integrasi Jagung Perkebunan Dwi Praptomo Sudjatmiko.

Pada kesempatan ini Mentan diwakili Ali Jamil mengucapkan terima kasih kepada Dirut PTPN II Tanjung Morawa (Ir.Teten Djaka Triana, MM) yang turut hadir kesempatan itu.

Ucapan terima kasih disampaikan telah bersedia memberikan lahan perkebunan kelapa sawit TBM seluas 100 Ha kebun Tanjung Jati, Langkat dan 2.025 Ha di Kebun Sei Semayang, Deli Serdang untuk ditanami jagung.

Itu demi mendukung program swasembada pangan di Sumatera Utara.

Ini diharapkan sebagai motivasi dan dukungan moril bagi PTPN lainnya beserta PT. Perkebunan Besar Swasta Asing dan PT.Perkebunan Swasta Nasional yang ada di Provinsi Sumatera Utara ujar Ali Jamil.

“Gerakan ini diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah lahan tanam jagung di Provinsi Sumut. Percepatan tanam dilakukan dengan pengolahan tanah segera setelah panen, mobilsasi alat dan mesin pertanian”, ujar Plt. Kadis TPH Provinsi Sumut, M. Azhar Harahap dan Kadisbun Provinsi Sumatera Utara Herawati.

Azhar melanjutkan dalam rangka mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil langkah-langkah.

Di antaranya mendorong percepatan CP-CL, percepatan tanam, peningkatan indeks pertanaman untuk mengejar target tanam, memberikan bantuan benih, pupuk organik, pestisida dan alat mesin pertanian pra tanam dan pasca panen.

Termasuk mendorong perluasan tanam padi, jagung dan kedelai areal tanam pada lahan-lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan.

Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan bibit cabai sebanyak 9.000 polibag, alokasi untuk 3 Kecamatan (Binjai, Sirapit, Sei Bingei), benih padi varietas Inpari-32 dan Alsintan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada 2017 pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui APBD mengalokasikan anggaran sebesar Rp169 miliar untuk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

“Alokasi ini merupakan alokasi anggaran tertinggi untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumut”, ujar Sekda Sumut Hasban Ritonga. (adv/jpnn)


Bagikan Artikel Ini