KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Perluasan Akses Pasar Perkebunan Indonesia ke Chilie

Diposting     Selasa, 06 Agustus 2019 09:08 am    Oleh    ditjenbun



Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) akan dilaksakan pada tanggal 10 Agustus 2019 mendatang. Salah satu agenda pertemuan adalah membahas pembebasan tarif bea masuk untuk beberapa produk dan komoditas dari kedua negara, termasuk produk perkebunan.

Produk Indonesia yang mendapat tarif 0% di pasar Chile yaitu produk pertanian, seperti rempah-rempah, sarang burung walet, kopra, sayur, dan buah tropis. Selain itu produk perikanan seperti belut, lele, tiram, gurita, dan mentimun laut serta produk manufaktur juga akan dibebaskan dari bea masuk.

Sedangkan produk asal Chile yang mendapat 0% persen tarif di pasar Indonesia adalah produk pertanian dan perikanan seperti aprikot, anggur, soKgg, dan kerang, dan produk pertambangan seperti tembaga, minyak bumi, dan gas batu bara, serta produk industri seperti kayu gergaji, bahan kimia, dan kendaraan bermotor.

Untuk komoditas perkebunan tahun 2018, ekspor RI ke Chilie sebesar 2.938 Kg dengan nilai ekspor USD 4,76 juta. Ekspor ini didominasi oleh produk sawit, kelapa, rempah, teh, kakao dan kapas. Selain kebijakan bebas bea masuk, kedua negara juga sepakat untuk menerapkan kebijakan tarif preferensi. Produk ekspor utama dan potensial Indonesia ke Chile yang memperoleh tarif preferensi, untuk berbagai produk dan komoditi lainnya, termasuk kopi dan teh. Pemerintah Indonesia telah memetakan produk-produk yang belum diekspor ke Chile namun potensial memberikan peningkatan nilai ekspor, seperti minyak kelapa sawit dan turunannya.

Chile akan menghapus tarif bea masuk terhadap 89,6 persen, atau sebanyak 7.669 pos tarif produk dari 8.559 pos tarif yang ada. Sementara Indonesia akan menghapus tarif terhadap 9.308 pos tarif untuk produk-produk dari Chile Lima tahun pasca diberlakukannya IC-CEPA ini, total perdagangan Indonesia-Chile diprediksi akan meningkat 32 persen, dari US$278,5 juta di tahun 2017, menjadi US$369,2 juta pada tahun 2022 mendatang.

 


Bagikan Artikel Ini