KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Perlu Political Will Pemerintah Mengembangkan Industri Kakao Dalam Negeri.

Diposting     Jumat, 31 Juli 2009 09:07 pm    Oleh    ditjenbun



JAKARTA, Industri pengolahan coklat dalam negeri saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, dari 14 perusahaan pengolahankakao dalam negeri, saat ini hanya sekitar 4 perusahaan yang opersional artinya ada 10 perusahaan prosesing yang dalam kondisi “mati suri”. Ironisnya tidak operasionalnya perusahaan prosesing tersebut karena kesulitan bahan baku yaitu biji kakao, padahal Indonesia sebagai salah satu produsen biji terbesar nomor dua didunia. Dirjen Perkebunan, Achmad Mangga Barani, dalam rapat Tim Koordinasi Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (GERNAS Kakao) Tahun 2009, mengatakan bahwa industri kakao nasional/dalam negeri akan berkembang pesat bila pemertintah mempunyai niat serius dalam pengembangan industri kakao dalam negeri. Political will pemerintah sangat diperlukan dalam pengembangan industi kakao dalam negeri, dengan didasari niat tersebut semua perangkat kebijakan akan mengarah kesana. Salah satu kebijakantersebut misalnya didesain pajak yang tinggi untuk ekspor biji kakao.

Rapat Tim  Gernas kakao diselenggarakan di Lt 1 Ditjen Perkebunan, Kanpus Departemen Pertanian, Jakarta pada tanggal 30 Juli 2009, dihadiri para anggota Tim Koordinasi Gernas antara lain Deputy Koordinsai Bidang Pertanian & Kelautan, Kantor Koordinator Kementerian Perekonominan dan Dirjen P2HP Derpartemen Pertanian. Tujuan Rapat ini adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan Gernas Pusat dan Daerah dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang terjadi serta mensinkronkan kegiatan/program di unit kerja masing-masing dengan program Gernas.

Pertemuan dibuka oleh Dirjen Perkebunan dan dilanjutkan laporan perkembangan pelaksanaan gerakan oleh Drektur Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar. Rapat tersebut menyimpulkan antara lain hal-hal sebagai berikut :

  1. Bibit kakao Somatic Embryogenesis adalah metoda/sistem perbanyakan bibit kakao sesuai dengan 5 klon unggul anjuran yang telah dikembangkan di daerah Sulawesi.
  2. Sekretariat Gernas yang telah terbentuk perlu lebih diperkuat sehingga selain sebagai wadah untuk menangani administrasi kegiatan gerakan juga dapat diperluas sebagai centre of exellence perkakaoan terpadu, termasuk sebagai sumber informasi tentang kakao secara menyeluruh.
  3. Untuk mengukur kinerja out put gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional digunakan indikator produktivitas, produksi, mutu dan harga kakao. Sedangkan untuk mengukur kinerja out come digunakan indikator kesempatan kerja, pendapatan petani dan devisa negara.
  4. Perlu political will pemerintah bahwa industri kakao nasional harus dikembangkan secara maksimal, sehingga semua kebijakan pemerintah untuk mendukung niat pemerintah tersebut diarahkan bagi pengembangan industri kakao dalam negeri. Salah satu contoh implementasi kebijakan mendukung industri kakao dalam negeri adalah dengan menerapkan pajak yang tinggi untuk ekspor biji kakao.
  5. Untuk lebih mensinkronkan kegiatan antar anggota tim koordinasi, dalam sosialisasi ke daerah anggota tim akan diikut sertakan.

Bagikan Artikel Ini