Perjanjian Kredit Mandiri dengan Koperasi Perkebunan .
Diposting Selasa, 31 Mei 2011 11:05 pmJakarta-(30/5) Telah dilakukan penandatanganan perjanjian kredit antara PT Bank Mandiri (persero), tbk dengan koperasi binaan Pt Global Kalimantan Makmur dan Pt Semai Lestari pada tanggal 30 Mei 20011, pertemuan ini merupakan upaya percepatan pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan sebagai salah satu usaha untuk mensejahterakan masyarakat pertanian khususnya masyarakat perkebunan melalui pengembangan komoditi kelapa sawit, karet dan kakao, kedepan diharapkan keikut sertaan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dapat merealisasikan persetujuan Pengembangan perkebunan melalui KPEN-RP lebih lanjut, demikian dikatakan Dirjen Perkebunan Ir. Gamal Nasir, MS dalam sambutannya pertemuan tersebut.
Lebih lanjut Dirjen mengatakan, seperti diketahui bersama pada akhir-akhir ini berbagai permasalahan yang kita hadapi dalam pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan tidak seperti yang kita harapkan. Namun kegiatan pembangunan perkebunan harus terus berlanjut, mengingat subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang menjadi andalan nasional dalam peningkatan devisa negara, penyerapan tenaga kerja dan mendukung pendapatan pekebun. Perlu dicermati pula bahwa harga produksi komoditas perkebunan tersebut sangatlah fluktuatif, dimana pada saat ini terlihat adanya kenaikan harga yang dapat memberikan harapan lebih baik bagi pekebun.
Dapat diinformasikan bahwa sampai dengan tahun 2011, melalui pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan telah terealisasi persetujuan penyaluran KPEN-RP oleh 11 (sebelas) Bank pelaksana untuk pengembangan perkebunan seluas 166.523 Ha dengan dana kredit investasi sebesar Rp. 7,2 Triliyun, dimana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, telah menyetujui penyaluran KPEN-RP sebesar Rp.1,52 Triliyun (20,8.%) untuk pengembangan kelapa sawit seluas 50.676 Ha (31,6%). Namun, pengembangan karet dan kakao tidak secepat pengembangan kelapa sawit, terutama disebabkan adanya permasalahan seperti sertifikasi lahan, administrasi kependudukan dan persyaratan perbankan terutama untuk pola non kemitraan, tegas Dirjen
Dirjen mengatakan bahwa penyerapan KPEN-RP sampai dengan saat ini dipandang jauh dari target yang diharapkan karena berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut. Oleh karena itu tantangan ini harus menjadi peluang untuk terus mengembangkan potensi yang ada dengan memecahkan masalah-masalah di lapangan secara komprehensif termasuk terselesaikannya masalah penerbitan RTRW di beberapa Provinsi yang potensinya tinggi untuk pengembangan perkebunan sehingga potensi yang tersedia dapat tergali dan termanfaatkan bagi kesejahteraan petani.
Pada tahun 2011 ini diharapkan akan dapat direalisasikan pengembangan perkebunan kelapa sawit, karet dan kakao seluas 82.128 Ha yang terdiri dari kelapa sawit seluas 51.098 Ha, Karet seluas 20.400 Ha dan Kakao seluas 10.630 dan diharapkan dapat terealisir seperti yang diharapkan. Pengalaman menunjukan bahwa subsektor perkebunan dapat menggerakkan sektor-sektor perekonomian lain yaitu menghela sektor-sektor yang lebih hulu dan mendorong sektor-sektor yang lebih hilir. Sektor-sektor yang dihela antara lain adalah industri pupuk, benih, pestisida, peralatan/mesin pertanian. Sedangkan sektor-sektor yang didorong antara lain adalah industri manufaktur, perdagangan, angkutan, keuangan dan telekomunikasi. Melalui penandatanganan perjanjian kerjasama ini, diharapkan akan terbangunnya pengembangan ekonomi wilayah dan peningkatan taraf hidup masyarakat setempat. Pada kesempatan ini saya mengharapkan keikut sertaan PT Bank Mandri (Persero), Tbk lebih dari yang sebelumnya dalam pengembangan perkebunan rakyat tidak hanya untuk Kelapa sawit tapi dapat turut serta dalam pengembangan karet dan Kakao sebagai kelajutan kegiatan GERNAS (Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional yang dibiayai melalui dana APBN), lanjut Dirjen