KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTAN TAHUN 2018 FOKUS REPLANTING DAN PEMBAGIAN BENIH.

Diposting     Kamis, 18 Januari 2018 02:01 pm    Oleh    ditjenbun



JAKARTA – Capaian peningkatan produksi padi, jagung, bawang merah, gula, daging sapi, dan lainnya pada 2017 sudah on the right track menuju terwujudnya kedaulatan dan kemandirian pangan. Pada 2017 telah mencapai swasembada empat komoditas, ditandai sejak 2016 tidak impor beras medium, cabai segar dan bawang merah. Pada 2017 tidak impor jagung pakan ternak bahkan telah ekspor bawang merah kepada Thailand, Malaysia, Timor Leste dan lainnya. Kinerja produksi komoditas strategis cukup bagus. Produksi padi, jagung dan bawang merah meningkat dibanding produksi tahun 2016.  Produksi gula, daging sapi, sawit, dan karet masing-masing juga meningkat dibanding tahun 2016. Capaian produksi dan swasembada juga berdampak pada kesejahteraan petani. Hasil evaluasi The Economist Intelligence Unit (EIU), ketahanan pangan Indonesia 2017 menduduki ranking 69 dari 113 negara, dari aspek ketersediaan pangan peringkat 64 dari peringkat 76 pada tahun 2014.  Sementara itu, hasil evaluasi EIU terhadap Food Sustainability Index, Indonesia pada peringkat 21 dari 25 negara, dan dari aspek keberlanjutan pada peringkat 16 di atas Amerika Serikat, China dan India.

“Pada 2018 fokus untuk replanting dan pembagian benih guna mengembalikan kejayaan rempah-rempah Indonesia, di samping tetap memperkuat Upaya Khusus (UPSUS) pangan strategis seperti padi, jagung, cabai, bawang merah, bawang putih, kedelai dan lainnya untuk menambah luas tanam dan produktivitasnya, sehingga produksi padi 2018 akan naik lagi dan kedaulatan pangan tetap terjaga”, kata Amran Sulaiman Menteri Pertanian pada Rapat Kerja nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2018 yang dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta (15/01/2018).

Rakernas dibuka secara resmi oleh Menteri Pertanian dan dihadiri oleh 1.700 peserta meliputi Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota sentra produksi pangan, Aster Kasad TNI, Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam), Komandan Resort Militer (Korem), Komandan Distrik Militer (Kodim), pejabat Eselon I, II dan III Kementerian Pertanian dan undangan lainnya. Dengan Narasumber antara lain Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kemendesa PDTT), Dirjen Sumberdaya Air (KemenPUPR), Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Kemendag), Dirjen Penanganan Fakir Miskin (Kemensos), Wakil Ketua KPK, dan Ketua Satgas Pangan.

“Sebagaimana arahan Menteri Pertanian, fokus utama kegiatan Ditjen. Perkebunan tahun 2018 adalah pengembangan perbenihan untuk lahan seluas 140.892 hektar dengan kebutuhan benih 42,54 juta batang. Strategi pengembangan perbenihan Ditjenbun dalam upaya mensukseskan program kementan tahun 2018 sebagai tahun benih antara lain pengembangan instalasi perbenihan oleh BBPPTP dan daerah, inisiasi desa mandiri benih, penyempurnaan regulasi perbenihan, sertifikasi dan penetapan (PIT, BPT, KB, KE dan pelepasan varietas) dan mendorong produksi benih penjenis/ breeder seed serta usaha perbenihan mandiri dari produsen benih. Selain itu di programkan kegiatan pengembangan komoditas unggulan perkebunan dengan pendekatan kawasan serta difokuskan pada peningkatan mutu dan daya saing melalui upaya penyediaan sarana pengolahan dan pascapanen terpadu, fasilitasi pemasaran dan standarisasi mutu produk seperti IG”, kata Bambang Direktur Jenderal Perkebunan pada Rakernas tersebut.

Bambang menambahkan, Ditjenbun juga mendorong program replanting sawit rakyat seluas 185 ribu hektar yang diprogramkan BPDP Kelapa Sawit. Selain itu mendorong kegiatan agrowisata di lahan perkebunan yang akan menarik promosi perkebunan berbasis wisata alam. Pengentasan kemiskinan menjadi fokus kegiatan tematik Ditjenbun dengan kegiatan padat karya, bantuan saprodi, desa mandiri benih, mendukung perhutanan sosial dan pemberdayaan LMDH, pengembangan perkebunan di perbatasan serta bantuan alsintan, pascapanen dan pengolahan. Peluang dan kesempatan untuk memperbaiki kebun kelapa sawit harus dilakukan dengan sebaik baiknya. Diharapkan dapat meningkatkan produksi benih dengan menggalang kekuatan untuk mendorong produsen benih atau penangkar benih mandiri, sehingga dapat didistribusikan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan benih Perkebunan.

Selain rempah-rempah, Kakao dan kopi pun menjadi perhatian kita. Permintaan akan kebutuhan kopi dan kakao semakin besar, makin meningkat. Begitu juga dengan permintaan ekspor kelapa makin meningkat.

“Diharapkan kedepannya baik dari Dinas Provinsi, Kabupaten, Gubernur, Bupati, pelaku usaha dan pihak terkait lainnya bisa bersama-sama secara aktif bekerjasama mengawal perkebunan, meningkatkan produksi, produktivitas, mutu dan daya olah saing”, katanya.


Bagikan Artikel Ini