KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Jaga Produksi Tebu Aman Terkendali, Kementan Sigap Respon Serangan Tikus di Majalengka, Jawa Barat

Diposting     Rabu, 28 Februari 2024 06:02 pm    Oleh    perlindungan



Jawa Barat – Kementerian Pertanian berkomitmen penuh kejar target percepatan swasembada gula 2024. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, meminta jajarannya akselerasikan swasembada secepatnya, dengan menjaga produksi dan produktivitas.

“Selain terus meningkatkan pengembangan komoditas tebu melalui perluasan, bongkar ratoon dan rawat ratoon, salah satu upaya yang tak kalah penting harus dilakukan yaitu menjaga produksi, produktivitas dan mutu, dengan mencegah, mengantisipasi dan mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman perkebunan,” ujar Mentan.

Berdasarkan informasi dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka, telah terjadi serangan hama tikus yang menimbulkan kerugian serius diperkirakan mencapai 24 miliar rupiah, pada pertanaman tebu di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, dimana daerah yang terdampak khususnya Desa Pilangsari, Desa Sumber Kulon, dan Desa Jatiraga di Kecamatan Jatitujuh, sedangkan untuk Kecamatan Kertajati terjadi di Desa Sukakerta dan Desa Kertawaringun.

Sigap menanggapi laporan tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan segera merespons dengan meninjau lokasi serangan. Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, “Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya jaga kualitas hasil produksi secara periodik, baik dengan melakukan pemantauan, identifikasi, mitigasi maupun upaya pengendalian serta penanganan OPT tanaman tebu.”

Selain itu, turut dilakukan koordinasi intensif dengan Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Barat, serta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Majalengka. Langkah-langkah pengendalian tikus diterapkan untuk mengendalikan populasi tikus dan meminimalisir kerugian ekonomi.

Menurut Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Ita Puspitawati, serangan tikus ini disebabkan oleh keterlambatan penanaman padi sawah yang berdekatan dengan areal pertanaman tebu. Banyak petani terpaksa menanam ulang tebunya karena tebu yang baru berusia dua bulan mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dipertahankan. Ketinggian tebu yang baru sekitar 1 meter membuat sulitnya pertumbuhan tunas baru setelah batang bagian bawah dimakan oleh tikus.

Ketua Kelompok Tani Mitra Sedulur, Desa Sumber Kulon,Wibisana, membenarkan bahwa serangan tikus di kebun tebu hampir merusak seluruh tanaman, memaksa sebagian besar petani untuk melakukan tanam ulang. Beberapa petani hanya mampu menanam sebagian kecil tanaman karena keterbatasan modal dan benih.

Demi mengatasi serangan tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan merekomendasikan pendekatan pengendalian terpadu dengan menggabungkan beberapa teknik, termasuk pengemposan, penggunaan umpan beracun, dan pemanfaatan burung hantu sebagai predator alami tikus.

“Diharapkan berbagai upaya yang dilakukan melalui penerapan metode-metode tersebut secara terpadu dapat efektif mengendalikan populasi tikus dan menjadi solusi untuk mengurangi dampak serangan hama terhadap pertanaman tebu di Kabupaten Majalengka, sehingga hasil produksi tetap terjaga,” harap Andi Nur.

Oleh : Esther Mastiur Silitonga dan Merry Indriyati Karosekali


Bagikan Artikel Ini