Hilirisasi Perkebunan dan Bongkar Ratoon, Strategi Wujudkan Swasembada Gula
Diposting Senin, 27 Oktober 2025 09:10 am
Mojokerto — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus percepat langkah mewujudkan swasembada gula nasional dengan memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan unsur TNI di wilayah Jawa Timur.
Upaya ini diwujudkan melalui dua agenda strategis, yaitu Tanam Perdana Program Bongkar Ratoon di Kebun Karangasem, Mojokerto, serta Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Hilirisasi Tujuh Komoditas Perkebunan yang digelar di Kantor PT Sinergi Gula Nusantara, Surabaya (24/10).
Kegiatan tanam tebu bongkar ratoon di Mojokerto ini perdana dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama PT Sinergi Gula Nusantara (PG Gempolkrep) sebagai bagian dari program revitalisasi tanaman tebu tahun 2025.
Menurut Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, program ini menjadi langkah penting dalam memperbaharui tanaman tebu yang sudah menurun produktivitasnya, sekaligus memperluas areal tanam untuk mendukung peningkatan produksi gula nasional. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya perluasan dan mekanisasi lahan tebu yang terus didorong pemerintah agar efisiensi dan hasil produksi semakin meningkat.
Dalam arahannya, Roni mengingatkan agar para petani dan pihak terkait berhati-hati dalam penggunaan benih. “Benih yang digunakan harus memiliki label biru dan sertifikasi resmi. Jika tidak memiliki label, maka jangan ditanam. Ini penting untuk menjaga mutu dan hasil panen,” tegasnya.
Lebih lanjut, Roni juga meminta aparat di lapangan, termasuk Danramil dan jajaran pemerintah daerah, untuk memastikan seluruh benih yang ditanam sudah tersertifikasi sesuai ketentuan.
Bupati Mojokerto yang diwakili oleh Asisten II Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Mojokerto, Nuryadi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi tinggi atas program yang digagas Kementan ini. “Tanam perdana ini merupakan momen baru dan strategis yang menjadi ujung tombak peningkatan produksi perkebunan, khususnya komoditas tebu. Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih karena program ini luar biasa dan memberi semangat baru bagi petani tebu,” ujar Nuryadi.
Pihaknya juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung program strategis ini. Menurutnya, tujuan dari kegiatan tanam perdana bukan hanya sebatas peningkatan produksi, tetapi juga upaya nyata untuk mencapai swasembada pangan nasional dan memastikan manfaat dari komoditas tebu dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Selanjutnya, Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan, PT. Sinergi Gula Nusantara, Rizal H. Damanik mengungkapkan pemerintah menetapkan cita-cita besar untuk mencapai swasembada pangan nasional, baik dari sisi konsumsi maupun industri. Upaya ini menjadi komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Rizal menyebutkan sebagai bagian dari upaya tersebut, PTPN III Holding ditetapkan sebagai motor penggerak yang tidak hanya berfokus pada ketahanan pangan, tetapi juga pada pengembangan energi terbarukan, termasuk produksi bioetanol berbasis tebu.
Pada kesempatan kali ini Kementan berikan bantuan berupa 126.000 mata tunas kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nira Farmer.
Sementara itu, dalam rapat koordinasi di Surabaya yang dihadiri oleh berbagai pihak, Plt. Dirjen Perkebunan, Roni menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat hilirisasi tujuh komoditi perkebunan strategis, yaitu tebu, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, lada, dan pala. Melalui hilirisasi, pemerintah berupaya mentransformasi hasil produksi dari bahan mentah menjadi produk olahan bernilai tinggi yang mampu bersaing di pasar domestik maupun ekspor.
“Fokus kami bukan hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga pada industrialisasi hasil perkebunan agar petani memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar,” ujar Roni.
Roni menambahkan, untuk itu mempercepat implementasi program, Kementan menggandeng berbagai pihak, termasuk TNI, BUMN, akademisi, mahasiswa, ormas, dan kejaksaan, guna memastikan pengawasan dan sinergi di lapangan berjalan optimal.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi, Brigjen TNI Ito Hediarto, menegaskan bahwa keterlibatan TNI memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian, khususnya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Ia mengingatkan agar setiap permasalahan di lapangan, khususnya di wilayah Jawa Timur, dapat diselesaikan melalui koordinasi yang baik antara Ditjen Perkebunan, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), dan jajaran Kodam setempat. “Jangan ada persoalan yang dianggap tidak bisa diselesaikan. Pimpinan memiliki banyak cara dan pengalaman untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendukung dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program pertanian nasional yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Yang harus kita kerjakan bersama adalah bagaimana cita-cita besar Presiden benar-benar terwujud dan berkelanjutan,” tegasnya.
Mentan Amran menuturkan langkah percepatan hilirisasi perkebunan menjadi bagian dari strategi besar Kementan membangun kemandirian pangan dan industri berbasis hasil perkebunan.
“Kita ingin membangun sistem pertanian yang kuat dari hulu ke hilir. Program bongkar ratoon, pemberian benih unggul, dan hilirisasi komoditas perkebunan adalah upaya untuk mengembalikan kejayaan sektor gula serta memperkuat ekonomi rakyat,” tegas Amran.
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN