Hari Kakao Ke-2 : Coklatku Budayaku Indonesiaku.
Diposting Rabu, 24 September 2014 09:09 pmMakassar – Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan membuka acara peringatan hari kakao indonesia pada tanggal 14 September 2014 yang di pusatkan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengangkat tema “Coklatku Budayaku Indonesiaku”(14/9).
PeringatanHari Kakao Indonesia yang diperingati setiap tanggal 16 September tahun ini merupakan yang ke-2, peringatan hari kakao tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti Pesta Rakyat Kakao dan Cokelat serta Talkshow dengan tema Penguatan Hulu dan Hilir Dalam Menghadapi Pasar Global Kakao. Pesta rakyat kakao (cokelat) menampilkan produk petani, UKM dan industri, sehingga diharapkan terjadi sambung rasa antara petani, UKM dan industri. Dampak dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi semangat bagi stake holder perkebunan Indonesi dan secara tidak langsung mempromosikan peningkatan konsumsi terhadap cokelat.
Komoditas kakao merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia yakni sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah. Saat ini luas areal pengembangan kakao mencapai 1,7 juta hektar dengan produksi sekitar 740 ribu ton, sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ke-tiga dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana.
Selain itu komoditas kakao juga merupakan komoditas sosial, dalam arti usaha perkebunan kakao tersebut lebih dari 94% diusahakan oleh perkebunan rakyat dengan melibatkan sekitar 1,6 juta kk petani.
Dalam sambutan pada pembukaan acara tersebut Rusman Heriawan menyampaikansalah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kakao adalah perbaikan tanaman melalui Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao, yang kita kenal dengan Gernas Kakao. Gerakan ini kita laksanakan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dan telah teralisasikan seluas 460 ribu ha di seluruh sentra kakao di tanah air atau baru sekitar 26% dari areal kakao nasional, selain itu gernas kakao merupakan percepatan peningkatan produktivitas tanaman dan mutu hasil kakao nasional dengan memberdayakan/melibatkan secara optimal seluruh potensi pemangku kepentingan serta sumber daya yang ada. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas dan mutu hasil dengan kegiatan utama perbaikan tanaman meliputi peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman.
Meskipun Gernas Kakao telah berakhir namun pemerintah masih tetap melaksanakan kegiatan peningkatan produktivitas dan mutu yang difokuskan pada perbaikan tanaman melalui peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tutur Rusman Heriawan.
Mengakhiri sambutannya Rusman Heriawan menegaskan kembali bahwa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015, kita harus dapat meningkatkan daya saing kakao. Hal ini tidak mungkin tercapai tanpa dukungan dari berbagai pihak terkait, baik perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah, serta petaninya sendiri selaku produsen dan pelaku usaha terkait lainnya. (evalapbun)