KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Ekstrak Bengkuang, Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Spodoptera litura Fab.

Diposting     Jumat, 18 Mei 2012 10:05 pm    Oleh    ditjenbun



Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus Urban), yang kita kenal sebagai makanan pelengkap rujakan atau asinan, ternyata dapat sebagai pestisida nabati. Selain ekstrak daun dan bijinya yang mengandung senyawa kimia beracun “derrid”, penambahan ekstrak umbi bengkuang pada suspensi SlNPV pada berbagai konsentrasi dapat meningkatkan keefektifan Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) dalam membunuh ulat grayak.
Informasi ini sangat berguna dalam teknologi pengendalian ulat grayak (Spodoptera litura) yang merupakan salah satu hama utama pemakan daun pada tanaman tembakau di Indonesia dan dapat menurunkan produksi hingga mencapai 85%. Sebagian besar petani masih mengandalkan penggunaan insektisida kimia dalam pengendaliannya, kondisi ini dikhawatirkan dapat menimbulkan resistensi hama dan terbunuhnya musuh-musuh alami serta menimbulkan residu yang dapat menurunkan kualitas hasil.

Cara pengendalian hama yang lebih efektif, murah dan ramah lingkungan dengan menggunakan insektisida nabati merupakan alternatif yang perlu dikembangkan, misalnya dengan penggunaan insektisida nabati. Kelebihan dari insektisida nabati antara lain: degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari; memiliki pengaruh yang cepat dalam menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian; toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada manusia dan lingkungan; memiliki spektrum pengendalian yang luas (broad spectrum); tidak bersifat phitotoksisitas; tidak meracuni dan merusak tanaman; murah dan dapat di buat oleh petani.

Daun dan biji mengandung senyawa kimia yang beracun “derrid”, tetapi daun kurang beracun daripada bijinya.  Cara kerjanya bersifat racun mulut yang mengandung senyawa bioaktif alkolid dan pachyrrhizid yang dapat mengikat Ndalam tanah (Soelaksono dkk, 1994).

Menurut Askitosari dkk (2006) bahwa ekstrak biji bengkuang cukup efektif digunakan untuk mengendalikan larva ulat S. litura, terutama pada larva instar II. Ekstrak biji bengkuang pada konsentrasi 20 mg/ml, mampu membunuh larva ulat grayak instar II sampai 93,33%, sedangkan konsentrasi lebih atau sama dengan 40 mg/ml mampu membunuh 100% larva ulat grayak instar II.

Selain itu, ekstrak umbi bengkuang bisa digunakan sebagai UV protektan bagi Spodoptera lituraNuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV).   Penambahan 10% ekstrak bengkuang pada suspensi SlNPV pada berbagai konsentrasi mampu menjaga keefektifan NPV, dengan rata-rata mortalitas larva S. litura sebesar 93,61% (Daniati, 2010).

Mengenal bengkuang

Tanaman bengkuang termasuk dalam famili Leguminosae, tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah bagian Utara. Umbi (cormus) putihnya bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan ini termasuk dalam suku polong-polongan. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama. Orang Jawa menyebutnya sebagai besusu (Dasanovi, 2011).

Bengkuang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1-1000 m dpl). Bengkuang merupakan tumbuhan semak semusim yang tumbuh membelit. Batang bulat, berambut dan berwarna hijau.  Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang daun menyirip, permukaan berbulu, panjang 7-10 cm, lebar 5-9 cm, berwarna hijau.  Bunga majemuk, bentuk tandan, letak di ketiak daun, tiap tangkai terdiri atas 2-4 kuntum, berwarna ungu kebiruan. Buah polong berbentuk pipih dan berwarna hijau. Biji keras, bentuk ginjal, berwarna kuning kotor.  Akar tunggang berumbi. Perbanyakan tanaman dengan biji (Urip, 2010).

Ekstraksi dan aplikasi

Pada umumnya, teknik yang sederhana untuk menghasilkan bahan pestisida nabati yaitu: penggerusan, penumbukan, pembakaran/pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta; perendaman untuk produk ekstrak; ekstraksi penggunaan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus untuk menghasilkan produk berupa ekstrak yang dikerjakan dengan tenaga terampil dan peralatan khusus.

Ekstraksi sederhana yang mudah dibuat oleh petani yaitu biji , daun atau umbi bengkuang dicuci, ditumbuk, kemudian ekstraknya diencerkan dengan  air aquades  dengan konsentrasi 25 – 100 gr / ltr air.  Selain aquades, alkohol (etanol) dan petrolium eter dapat digunakan sebagai pelarut. Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan ke bagian tanaman.


Bagikan Artikel Ini