Ditjenbun Mengajak Generasi Muda Geluti Langsung Perkebunan Indonesia
Diposting Senin, 04 September 2023 11:09 amJakarta – Bagaimana pandangan generasi z atau milenial terhadap potensi komoditas perkebunan ? Tak dapat dipungkiri, komoditas perkebunan terbukti memberikan kontribusi besar dan berdampak positif terhadap perekonomian negara.
“Sebagai mahasiswa sangat tertarik pada bidang pertanian. Karena sektor pertanian sendiri akan selalu ada dan tidak akan mati. Sektor pertanian berperan penting bagi ketahanan pangan di Indonesia. Pemerintah sendiri juga berupaya guna menarik perhatian generasi muda untuk terjun di dunia pertanian termasuk perkebunan,“ ujar Nanda Septy, Mahasiswa Universitas Nasional.
Dalam pengembangannya tentu dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun sudah saatnya generasi muda atau generasi Z terjun terlibat dan menggeluti langsung pengembangan komoditas perkebunan dengan kreativitas dan terobosan inovasi atau digitalisasi.
Bintang Hady, Mahasiswa Universitas Nasional juga berpendapat mengenai kemajuan dari pertanian di Indonesia. “Kita tinggal di Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang beragam dan berpotensi luar biasa, dimana tidak semua dimiliki oleh negara lain. Kelangkaan tersebut justru seharusnya menjadi pencetus atau motivasi besar bagi generasi muda dalam mencari cara atau berupaya untuk mempertahankan atau membudidayakan dari komoditas-komoditas perkebunan yang ada, sehingga nantinya bisa melakukan ekspor dan memperkenalkan produk turunan perkebunan kepada negara lain.”
Bintang menambahkan, untuk memajukan pertanian di Indonesia sebaiknya para petani atau pekebun bisa menggunakan benih yang unggul, mempraktekkan cara budidaya pengolahan pascapanen yang baik dan benar, demi meningkatkan produksi dan produktivitas beserta produk turunan perkebunan. Selain itu, diharapkan pemerintah dapat membuatkan program wirausaha muda pertanian.
Pada kesempatan yang sama, Nurcholis Adam Zuhri, Mahasiswa Universitas Nasional mengatakan, “Saya sebagai generasi z tertarik belajar di bidang pertanian karena ingin memperdalam ilmu tentang pertanian. Diharapkan kedepannya dapat berkontribusi langsung mengembangkan potensi komoditas perkebunan, bisa berbagi ilmu atau informasi seputar perkebunan dan yang paling penting adalah menghapus citra petani atau pekebun yang lusuh, miskin dan terbelakang, karena berkebun sangat menjanjikan, jadi pekebun bisa keren dan menambah pendapatan. Banyak tantangan kedepannya, jika generasi z tidak tertarik pada pertanian maupun perkebunan, dan tidak segera bergerak mengembangkan potensi perkebunan, maka akan dihadapkan dengan berbagai persoalan kedepan, salah satunya ketersediaan bahan baku perkebunan menepis, Indonesia nanti akan sangat kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri, serta berdampak ke perekonomian negara.
Lebih lanjut Nurcholis mengatakan, stevia sendiri komoditas yang memiliki potensi besar kedepannya. Penanganan pasca panen tanaman stevia juga sangat mudah dan sederhana, cukup dengan memetik daun seperti tanaman teh. Stevia bisa menjadi salah satu solusi dari krisis pangan dikarenakan stevia memiliki kualitas yang baik dan berdaya saing. Dampak dari penanaman stevia juga menguntungkan bagi sektor ekonomi dan juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Pada kesempatan yang berbeda, Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan mengatakan, produk turunan dari komoditas perkebunan selalu melekat dan setia menemani kehidupan kita sehari-hari, dan sudah menjadi trend atau life style di berbagai kalangan, dan produk turunannya pun beragam dan bermanfaat, baik untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, bahan baku energi, produk kecantikan, farmasi dan lainnya.
“Kementerian Pertanian terus berupaya berperan aktif mendorong pengembangan hilirisasi dan kegiatan korporasi, serta mendorong hasil petani Good Handling Practices (GHP) yang sesuai dengan standar agar mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan demi mensejahterakan masyarakat termasuk pekebun Indonesia. Diharapkan produk perkebunan Indonesia bisa menjadi produk olahan yang berskala ekspor dan memiliki dampak langsung ke pekebun, serta dapat terus dilakukan akselerasi promosi untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai tambah serta daya saing nya di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Andi Nur menambahkan, Kementerian Pertanian akan terus berupaya membantu, memfasilitasi dan mengawal dalam bentuk program kegiatan yang operasional dan mendorong branding yang terukur serta keberlanjutan, agar dirasakan langsung oleh pekebun. “Hilirisasi perkebunan memantik daya saing perkuat ekonomi bangsa. Karena itu mari kita jaga bersama sektor pertanian termasuk perkebunan Indonesia agar lebih maju mandiri dan modern,” ujarnya.
Lebih lanjut Andi Nur mengatakan, milenial sebagai generasi penerus bangsa, sudah saatnya ikut terjun langsung berperan dan memberikan kontribusinya mengembangkan komoditas perkebunan. Perkebunan bisa dibangun secara mandiri, dan dikembangkan hilirisasinya, nilai tambah atau produk turunan perkebunan luar biasa. Investasi perkebunan terbuka luas. Talenta muda memiliki kemampuan, ide-ide baru yang kreatif, dan tentunya paham teknologi atau digitalisasi, sehingga diharapkan bisa menghasilkan terobosan baru yang inovatif demi mendorong dan mendukung pengembangan perkebunan beserta produk turunannya, menjadi semakin lebih baik lagi, mari bersama kita bangun perkebunan Indonesia.
Pada kesempatan ini, Dirjen Perkebunan juga menginformasikan bahwa dalam waktu dekat akan diselenggarakan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023, pada tanggal 7 sd 9 September 2023 di ICE BSD, Tangerang, dengan mengangkat tema kali ini tentang penguatan hilirisasi perkebunan untuk ketahanan ekonomi global.
“Kita berharap insan perkebunan bisa turut hadir di Bunex, banyak rangkaian acara menarik seperti launching pabrik mini turunan minyak atsiri, launching pabrik pupuk organik mandiri, FGD, Talkshow, Pameran UMKM, Business Matching (Forum Investasi), Klinik Perkebunan, Taksi Alat dan Mesin Perkebunan (TITAN), Mentan Mendengar, dan lainnya,” jelasnya.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong peningkatan investasi dan ekspor komoditas perkebunan, salah satunya dengan menggelar Forum Investasi dan Business Matching Komoditas Perkebunan di Bunex 2023 ini, untuk membangun business networking antara pelaku usaha dan off-taker atau buyer komoditas perkebunan.
“Bunex dimaksudkan untuk menjadi tempat pengembangan perkebunan Indonesia yang maju, mandiri dan modern, menyediakan sarana promosi bagi wirausaha (investasi) di sub sektor Perkebunan, memotivasi pekebun/petani Indonesia menjadi pekebun/petani yang tangguh, unggul, dan mampu bersaing secara lokal maupun global, dan menyediakan ruang kolaborasi serta sinergi bagi Pekebun/Petani Indonesia untuk saling berinteraksi, bekerjasama, dan berinovasi. Mari kita berkolaborasi atau bersinergi membangun perkebunan Indonesia,” ujarnya.