KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Demi Perluas Akses Pasar, Kementan Pastikan Keberterimaan Produk Perkebunan Aman di Pasar ASEAN Global

Diposting     Selasa, 05 Maret 2024 09:03 pm    Oleh    ditjenbun



Kuala Lumpur – Tergabung dalam tim delegasi Indonesia, Kementerian Pertanian diwakili Direktorat Jenderal Perkebunan, hadiri acara 7th ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA) Trade Negotiation Committee (TNC) and Related Meetings, mulai dari tanggal 25 Februari hingga 1 Maret 2024 di Kuala Lumpur-Malaysia.

Ditjen Perkebunan turut berpartisipasi dalam kegiatan ASEAN guna memperluas akses pasar barang dan jasa, sekaligus meningkatkan daya saing dan keberterimaan produk-produk ASEAN di pasar global.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, ini merupakan salah satu langkah penting yang harus dijajaki. “Moment ini menjadi penting demi mendukung posisi Indonesia pada perdagangan produk perkebunan ke Kanada,” ujar Andi Nur.

Andi Nur menambahkan, tentunya melalui perundingan ACAFTA-TNC diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memfasilitasi perdagangan negara anggota ASEAN dan Kanada melalui dukungan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), regulasi teknis, transparansi, kerja sama, maupun unsur teknis lainnya.

Diketahui dari hasil perundingan pada kegiatan tersebut, diupayakan dapat mewakili kepentingan ASEAN dan Kanada, agar tidak ada hal yang berpotensi “menghambat” kerjasama antara semua pihak yang terlibat, misalkan salah satunya pada SWG-SPS sangat concern akan isu kesehatan tanaman dan hewan, serta ketahanan dan keamanan pangan. Hal ini berkaitan erat dengan isu-isu terkait perlindungan perkebunan berupa cemaran mikroorganisme maupun residu pestisida pada komoditas perkebunan.

“Untuk itu diperlukan kesepakatan yang bijak dalam menghadapi terpaan isu baik tuduhan maupun tantangan kedepannya, dengan cara melengkapi data dukung (scientific evidence) sebagai penopang posisi kita dalam kancah internasional. Selaras dengan hal ini, Direktorat Jenderal Perkebunan juga terus berupaya dan berkomitmen penuh demi mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar global, salah satunya dengan mengoptimalkan seluruh tahapan dari hulu hingga hilir mencakup Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), and Good Manufacturing Practices (GMP),” ujar Andi Nur.


Bagikan Artikel Ini