KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Cegah OPT Kakao dalam Menyambut Kedatangan La Nina 2021

Diposting     Jumat, 14 Mei 2021 06:05 am    Oleh    ditjenbun



Kondisi iklim global pada kuartal akhir tahun 2020 hingga awal 2021 berdasarkan hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dihadapkan pada gangguan anomali berupa fenomena La Nina dengan level intensitas mencapai moderat di Samudera Pasifik ekuator.  Kajian akademik BMKG menunjukkan bahwa La Nina dapat meningkatkan jumlah curah hujan bulanan hingga 40 persen.

Fenomena La Nina berkaitan dengan peningkatan kondisi ekstrim basah yang dan bencana hidrometeorologi. Salah satu ciri  yang cukup jelas ketika terjadi La Nina adalah semakin kuatnya angin pasat. Angin yang bergerak dari timur ke barat semakin kuat sehingga muncul peningkatan anomali suhu dan Sea Surface Temperature (SST) di Samudera Pasifik Tropis yang lebih dingin dari kondisi normal. Dengan demikian perlu diwaspadai fenomena yang berinteraksi dengan La Nina, salah satunya peningkatan curah hujan (IPB University, 2020).

Gambar 1.  Analisis dan Prediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) (Sumber: BMKG 2020)

Fenomena La Nina sangat berdampak pada perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), terutama penyakit tanaman karena kondisi lingkungan di sekitar pertanaman menjadi sangat lembab/basah. Pada umumnya spora jamur sangat mudah menyebar melalui percikan atau aliran air hujan, terutama pada penyakit tular tanah. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat rentan terhadap perubahan iklim khususnya curah hujan dan kelembaban. Dampak La Nina terhadap perkembangan penyakit pada kakao, sebagai berikut (Ditlinbun, 2011):

  • Penyakit Busuk Buah dan Kanker Batang (Fruit Rot and Stem Cancer), penyebabnya jamur Phytopthora palmivora, jamur ini menyerang buah pada semua stadia pertumbuhan. Perkembangan jamur ini juga didukung oleh hari hujan yang diselingi hari panas.
  • Penyakit Vascular–Streak Dieback (VSD) Disease, penyebab penyakit ini adalah jamur Oncobasidium theobromae. Faktor kelembaban yang tinggi, hujan serta angin kencang membantu perkembangan dan penyebaran jamur ini.
  • Penyakit Akar Kakao (Root Rot of Cacao), penyebab penyakit ini adalah jamur Ganoderma pseudoforeum.
  • Anthracnose Leaf Spot, penyebab penyakit ini adalah jamur Colletotrichum gloeosporioides. Selain curah hujan tinggi, cuaca yang panas dan kelembaban yang tinggi membantu pertumbuhan spora dan penyebaran penyakit ini.

Selain penyakit, ada hama yang diuntungkan dari fenomena La Nina ini, salah satunya hama penghisap buah dan pucuk (Cacao Pod and Shoot Sucker), Helopeltis theobromae dan H. theivora.   Peletakkan telur Helopeltis spp. tergantung pada kelembaban tinggi dan ketersediaan pucuk muda.  Hama ini dapat ditemukan di kebun kakao pada akhir musim hujan atau awal musim kering.  Hama ini menyukai daerah yang banyak naungan.

Gambar 2. Hama Helopetis spp. (kiri) dan gejala serangan berupa tusukan menghitam pada buah kakao (kanan) (sumber: SinTa-Ditlinbun 2016)

Langkah pencegahan terhadap serangan OPT pada perkebunan kakao di musim penghujan, dapat dilakukan secara terpadu, diantaranya:

  • Pemangkasan terhadap tanaman pokok maupun penaung dengan membuang bagian tanaman yang berupa cabang, ranting dan daun yang tidak diinginkan/ diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelembaban kebun.
  • Sanitasi diperlukan untuk membuang buah-buah yang busuk serta dahan-dahan serta ranting yang mati yang berpotensi menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit.
  • “Panen sering” dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit di pertanaman.
  • Pemupukan yang tepat dengan memerhatikan dosis, jenis pupuk, waktu dan cara untuk optimalisasi pertumbuhan dan produksi serta menghindari gejala defesiensi dan serangan hama penyakit tanaman kakao (J.B.Baon dan Puspita Sari Niken, 2015)
  • Pembuatan teras, rorak dan mulsa pada kebun kakao yang terletak di daerah dengan topografi miring berfungsi untuk mengurangi dampak buruk erosi tanah.

Untuk mengantisipasi berkembangnya penyakit pasca panen pada biji kakao saat La Nina melanda, proses pengeringan biji dapat dilakukan dengan bantuan mesin pengering maupun pengering surya buatan (solar drier) yang sederhana dengan menggunakan atap plastik transparan. Selain pentingnya pencegahan dini terhadap pengaruh buruk La Nina terhadap OPT kakao, kegiatan pengamatan dan monitoring secara berkala merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dalam mencegah kerugian hasil yang lebih besar.

Penulis

Farriza Diyasti, SP., MSi

Yani Maryani, SP.

Eva Lizarmi, SP.

 

Sumber pustaka :

[BMKG]. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2020. Analisis dan Prediksi ENSO. https://www.bmkg.go.id/berita/?p=la-nina-sedang-berkembang-di-samudra-pasifik-waspadai-dampaknya-di-indonesia&lang=ID&s=detil. Diakses pada Mei 2021.

[DITLINBUN]. Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2016. Portal SinTa : Gejala serangan Helopeltis spp. pada kakao. https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/helopeltis-sp/. Diakses pada Maret 2021.

[DITLINBUN]. Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2011. Pengaruh La Nina terhadap Produksi, Mutu, dan OPT Perkebunan. Jakarta (ID): Ditlinbun Press.

IPB University. 2020. Dinamika Atmosfer Selama Periode La Nina 2020/2021. Paparan Dr. Akhmad Faqih, disampaikan pada webinar asosiasi atmosfer Indonesia, Februari 2020. https://ipb.ac.id/news/index/2020/11/dr-ahmad-faqih-fenomena-la-nina-2020-2021-diperkirakan-lemah-hingga-moderat/ba805cd3e9f82a4078960e37e143b934#:~:text=%E2%80%9CSalah%20satu%20ciri%20yang%20cukup,yang%20lebih%20dingin%20dari%20normalnya. Diakses pada April 2021.

J.B. Baon dan Sari Puspita Niken. 2015. Pemupukan. dalam Buku : “KAKAO, Sejarah, Botani, Proses Produksi, Pengolahan dan Perdagangan”. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Gadjah Mada University Press.

 


Bagikan Artikel Ini