KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

ASIAPP-BUN UNTUK DATA SARANA PASCAPANEN PERKEBUNAN YANG CEPAT, MUDAH DAN KONTINYU

Diposting     Ahad/Minggu, 11 Agustus 2019 09:08 am    Oleh    ditjenbun



Jakarta – Aplikasi Sistem Evaluasi dan Pelaporan Pemanfaatan Sarana Pascapanen  Perkebunan (ASIAPP-BUN) merupakan langkah Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dalam upaya memenuhi kebutuhan data dan informasi tentang pemanfaatan sarana pascapanen perkebunan yang lebih cepat, mudah dan kontinyu. Aplikasi ini juga merupakan upaya monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan yang berbasis teknologi internet/online. “Pada era milenial saat ini, kita memerlukan data yang dapat diakses dengan cepat, mudah dan kontinyu. Kita dapat memanfaatkan aplikasi untuk menjawab keperluan ini. Dengan adanya data dan informasi yang cepat, mudah dan kontinyu yang bisa diakses dengan mudah, saya yakin kebijakan pemerintah akan lebih akurat dihasilkan, dan itu mudak kok bisa kita lakukan”, demikian disampaikan Agus Hartono, SP, M.Sc Kasubdit Pascapanen Ditjen Perkebunan.

Sebagaimana diketahui bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan telah melakukan Fasilitasi Sarana Pascapanen Perkebunan sejak tahun 2011 hingga saat ini dalam upaya mendorong nilai tambah komoditi perkebunan, Fasilitasi sarana pascapanen perkebunan berupa alat, mesin dan bangunan UPH. Dengan adanya fasilitasi sarana pascapanen perkebunan ini dapat mendorong petani memperbaiki kualitas  produknya, meningkatkan skala usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Dalam upaya melakukan evalusi atas kegiatan fasilitasi sarana pasapanen perkebunan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Dirat PPHBUN penting dilakukan identifikasi terhadap kondisi terkini kelompok tani/gabungan kelompok tani penerima, sarana pascapanen serta kemanfaatannya untuk kelompok tani/gabungan kelompok tani. Evaluasi tersistem ini penting dilakukan untuk memberikan perubahan yang lebih baik. Selama ini evaluasi dilakukan secara  manual dengan memberikan form evaluasi kepada daerah untuk diisi dan dikirim dengan format excel melalui email. Dengan sistem manual ini data dan informasi pascapanen yang ada  belum  tersistem dengan baik. 

Adanya aplikasi ASIAPP-BUN, data dari kelompok tani/gabungan kelompok tani  dapat dimasukkan ke dalam aplikasi oleh petugas dinas Kabupaten secara regular dalam waktu tertentu. Data ini kemudian dapat diakses dengan mudah oleh dinas provinsi dan pusat (Ditjen Perkebunan).   Selain itu dengan adanya Aplikasi ASIAPP-BUN dapat menjawab kebutuhan data dan informasi sarana pascapanen yang cepat, mudah dan juga kontinyu. Terkait dengan pentingnya data ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pernah memberikan komentar bahwa pentingnya revolusi data dalam perumusan kebijakan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. “Kemampuan para perumus kebijakan untuk memanfaatkan berbagai sumber data, termasuk jejak data digital dapat membantu pemerintah untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Data yang berkualitas tinggi akan membuat penyediaan informasi yang benar kepada perumus kebijakan untuk merancang, memantau dan mengevaluasi kebijakan,” katanya pada Konferensi Internasional tentang Revolusi Data untuk Perumus Kebijakan di Jakarta pada 21—22 Februari 2017. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 peneliti, perumus kebijakan, aktivis dan analis data, perwakilan Pemerintah Indonesia, sektor swasta, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

Cakupan data dan informasi yang diperoleh mencakup sebaran bantuan, profil keleompok tani penerima bantuan sarana pascapanen, pemanfaatan alat yang diterima kelompok tani/gabungan kelompok tani,  kinerja alat serta usaha tani kelompok tani/gabungan kelompok tani. Dalam jangka panjang ASIAPP-BUN dapat terus dikembangkan hingga menjadi sebuah sistem yang akan mampu menganalisis sampai sejauh mana nilai tambah dan daya saing dari fasilitasi sarana pascapanen perkebunan yang telah dilakukan. Dalam hal sumber daya manusia, ASIAPP-BUN juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan agar lebih agresif terhadap teknologi melalui pengiriman data dan informasi lapangan yang cepat dan mudah. Aplikasi  ini mewadahi seluruh kepentingan pengambilan data lapangan terkait pascapanen.

Sebagai langkah awal, ASIAPP-BUN telah disosialisasikan di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Agus Hartono, SP, M.Sc menyatakan bahwa respon positif datang dari kedua provinsi tersebut atas aplikasi ini. Aplikasi ini kedepan dimungkinkan dapat berkolaborasi dengan aplikasi yang ada di provinsi tersebut sehingga kolaborasi upaya pemerintah pusat dan daerah dapat dilaksanakan.  Agus juga mengungkapkan bahwa, petugas pascapanen yang ada di kabupaten akan lebih mudah menginventarisasi data pascapanen, dan data akan tersimpan dengan baik. Hal ini juga menjadi solusi saat terjadi pergantian petugas pascapanen, tidak perlu tergantung satu orang petugas. Siapapun dapat membuka data ini asalkan memiliki user name dan password. Demikian pula dengan petugas provinsi dan pusat, akan lebih mudah dalam melakukan monitoring, provinsi atau kabupaten mana yang belum lengkap data pascapanennya. Jika semua petugas memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan up date data, maka segala kegiatan pascapanen yang telah dilakukan dapat terpetakan dengan baik. Jika suatu saat akan melakukan pengecekan terhadap kegiatan yang akan dilakukan, tinggal membuka aplikasi semua data telah tersedia. Dalam upaya melakukan validasi data yang diinput, tetap akan dilakukan pengecekan ke lapangan dalam jangka waktu tertentu,

Berkaitan dengan aplikasi ASSIAPP-BUN, Kasdi Subayono, M.Sc Direktur Jenderal Perkebunan menyatakan bahwa ASSIAPP-BUN harus dipersiapkan sebagai sarana untuk memonitor seluruh bantuan pemerintah kepada petani, monitoring hendaknya dilakukan tidak hanya saat pelaksanaan kegiatan selesai, namun saat kegiatan berlangsung juga perlu monitoring (on going). “Dengan adanya monitoring yang cepat dan kontunyu ini, kendala di lapangan akan segera diketahui dan segera diselesaikan”, katanya. 

Senada dengan Direktur Jenderal Perkebunan, Antarjo Dikin Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan menyatakan bahwa aplikasi ini kedepannya harus terintegrasi dengan pengolahan dan pemasaran hasil secara menyeluruh sehingga tidak sepotong-sepotong. Untuk lebih meningkatkan teknologi penanganan pasca panen perlu di melibatkan BPTP setempat.  “Perlunya monitoring seluruh bantuan agar pemanfaatan sarana betul-betul termonitor dan membawa nilai tambah bagi petani,” katanya.

Sementara itu Ir. Dedi Junaedi, M.Sc Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBUN) mengungkapkan bahwa aplikasi ASSIAPP-BUN dapat menyediakan data pascapanen yang valid dan up to date. “Data pascapanen yang sudah diambil oleh para pencacah di tingkat Kabupaten dan di tingkat Provinsi sudah dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan yang tepat ke depannya, Oleh karena itu saya harapkan data yang masuk adalah data yang akurat, benar, dapat dipertanggungjawabkan serta kontinyu, demikian pernyataan Ir. Dedi Junaedi, M.Sc saat menyampaikan sambutan pada acara sosialisasi Aplikasi ASSIAPP-BUN baik di Provinsi Jawa tengah maupun Jawa Barat. 

Aplikasi ASIAPP-BUN ini akan sangat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan pascapananen perkebunan kedepan. Dari data ini dapat diketahui sarana pascapanen yang telah diberikan  pemerintah dari tahun 2011-saat ini ada dimana saja, karena disertai juga data koordinat sarana pascapanen, sipaya yang menerimanya, kondisi kelembagaan poktan/gapoktan penerimanya, sarana mana yang dimanfaatkan, sarana mana yang tidak dimanfaatkan, dan bagaimana kinerja sarana serta usaha tani poktan/gapoktan penerimanya. sehingga kedepan dapat diambil kebijakan apa yang tepat dalam mengembangkan pascapanen perkebunan.


Bagikan Artikel Ini