KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Acara Puncak Peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010 .

Diposting     Senin, 13 Desember 2010 11:12 am    Oleh    ditjenbun



MEDAN – Acara Puncak yang merupakan salah satu rangkaian penyelenggaraan Peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010 dilaksanakan pada hari Jumat tangggal 10 Desember 2010 bertempat di LPP Kampus Medan, dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Wakil Gubenur Kalimantan Tengah, Dirjen Perkebunan, Sekda Provinsi Sumatera Utara, Direksi Perusahaan Perkebunan Besar dan BUMN, Kepala Dinas Provinsi Yang Membidangi Perkebunan, Asosiasi Bidang Perkebunan dan Kelompok Petani Pekebun serta sejumlah undangan lainnya.

Rangkaian Acara Puncak diawali dengan Laporan Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010 oleh Ir. Mukti Sardjono, M.Sc (Sekretaris Ditjen Perkebunan). Dilaporkan bahwa Peringatan Hari Perkebunan kali ini merupakan peringatan kedua dimana peringatan yang pertama kalinya tahun lalu di Yogyakarta, walaupun Hari Perkebunannya merupakan hari perkebunan yang ke 53. “Pilihan tanggal 10 Desember 1957 sebagai Hari Perkebunan yang telah disepakati, salah satu pertimbangannya adalah berlangsungnya peristiwa bersejarah yaitu terjadinya nasionalisasi perkebunan besar milik swasta Belanda. Peristiwa ini merupakan titik dimulainya pengembangan perkebunan sehingga mencapai kinerja seperti saat ini”, kata Sekditjen Perkebunan.

Sekditjen Perkebunan menambahkan bahwa, dengan tema peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010 adalah “Perkebunan Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa”, bertujuan untuk menanamkan pengertian kepada masyarakat bahwa arah pengembangan perkebunan sejak awal telah berorientasi pada penerapan prinsip-prinsip pembangunan perkebunan berkelanjutan, mengembangkan langkah-langkah inovatif agar pembangunan perkebunan tetap dapat menjadi salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi nasional dan menumbuhkan sikap peduli masyarakat perkebunan terhadap masalah-masalah besar terkini pembangunan ekonomi nasional.Selanjutnya, H. Gatot Pujo Nugroho, ST (Wakil Gubernur Sumatera Utara), dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi komoditi perkebunan di Indonesia, dimana sampai tahun 2010, luas areal perkebunan mencapai 1.956.331,02 Ha atau sama dengan +11,38% dari total luas areal perkebunan secara nasional (17.181.000 Ha) dan + 25,15% dari total luas Provinsi Sumatera Utara (7.168.680 Ha) dengan jumlah produksi mencapai 14.235.364 ton/tahun.Sejalan dengan kondisi tersebut, Wagub Sumatera Utara menambahkan, kebijakan pembangunan perkebunan 2010-2014 dilaksanakan melalui kebijakan yang dapat mendorong petani untuk mampu mengembangkan diri dan kelompoknya dalam bentuk kelembagaan ekonomi atau koperasi yang dapat memanfaatkan potensi ekonomi secara efisien dan berdaya saing tinggi melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis. “Hal ini sejalan dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam rangka mewujudkan Rakyat Tidak Lapar, Rakyat Tidak Bodoh, Rakyat Tidak Sakit dan Rakyat Punya Masa Depan”, tegas Wagub Sumatera Utara.

Sementara itu, Dr. Ir. H. Suswono, MMA (Menteri Pertanian RI), dalam sambutan Acara Puncak Peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010 menyampaikan bahwa, pendekatan pengembangan pembangunan perkebunan yang meletakkan perkebunan rakyat sebagai tulang punggung pembangunan dengan dukungan perkebunan besar, telah meningkatkan kinerja perkebunan yang ditunjukkan dengan meningkatnya luas areal. Sampai saat ini, perkebunan telah mampu menunjukkan peran dan keunggulannya dalam perekonomian nasional. Dalam 5 tahun terakhir, Produk Domestik Bruto (PDB) Perkebunan tumbuh 3,42% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian yang mencapai 3,20%. Penerimaan ekspor komoditi perkebunan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2009 mencapai US$ 31,73 milyar (atau sekitar 317 trilyun rupiah). Disamping itu, pendapatan dari cukai rokok sekitar Rp.53 trilyun dan pungutan ekspor CPO lebih dari Rp. 9,2 trilyun.

Lebih lanjut Menteri Pertanian menegaskan bahwa, kedepan peran perkebunan akan tetap penting, bahkan lebih penting karena pembangunan perkebunan juga dituntut untuk mampu memecahkan berbagai permasalahan pembangunan nasional kedepan, seperti masalah kemiskinan dan kesempatan kerja, penyediaan food dan energy, pemerataan pembangunan, serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. “Berbagai upaya yang akan dilaksanakan tentunya tidak akan mungkin hanya dilakukan oleh jajaran perkebunan saja, namun memerlukan dukungan semua sektor secara terpadu sesuai dengan kewenangannya. Untuk itu, saya mengajak dan mengharapkan kepada seluruh pemangku kepentingan perkebunan untuk terus melakukan upaya peningkatan pengembangan ke depan di sektor hulu/on-farm, yaitu upaya peningkatan produktivitas, pengembangan diversifikasi usaha berbasis perkebunan, penyediaan energi nabati yang terbarukan, penerapan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan dan peningkatan kemitraan dengan masyarakat”, tegas Mentan.

Disamping upaya di sektor on-farm, Mentan menambahkan, berbagai upaya lain perlu kita bersama-sama lakukan, seperti peningkatan nilai tambah dengan melalui : pengembangan industri hilir berbasis perkebunan, perluasan pasar komoditi perkebunan, peningkatan infrastruktur terutama jalan dan pelabuhan, pembiayaan khusus sesuai dengan karakteristik perkebunan, serta penelitian dan pengembangan perkebunan harus dilakukan baik di bidang on-farm, pengolahan, market intelegent dan penyiapan teknologi.

Dalam kesempatan yang sama, Soedjai Kartasasmita (Atas Nama Masyarakat Perkebunan Indonesia), dalam pidato pencanangan pendirian Museum Perkebunan Indonesia, menyampaikan bahwa agribisnis perkebunan dewasa ini sedang mengalami masa keemasan, yang boleh dikatakan tidak ada taranya dimasa lalu. Harga-harga komoditas perkebunan dewasa ini sedang mengalami boom dan nampaknya tidak akan banyak menyusut dalam waktu dekat ini. “Dalam situasi yang sangat kondusif bagi usaha perkebunan ini tidak ada salahnya kalau kita berhenti sejenak dan menengok ke belakang untuk merenungkan sejarah perkebunan di Indonesia sebagai bahan refleksi untuk melangkah ke depan. Mengapa? Karena masa lalu, masa sekarang dan masa depan erat kaitannya satu sama lain”, kata Soedjai Kartasasmita.

Lebih lanjut, Soedjai Kartasasmita secara singkat memaparkan sejarah perkembangan perkebunan di Sumatera Utara yang dipelopori oleh Said Abdullah (Adik Ipar Sultan Deli), dialah pencetus Pengembangan Tembakau Deli  di Sumatera Timur. ”Sayangnya cerita-cerita mengenai sejarah yang menarik ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat khususnya genrasi muda di Sumatera Utara maupun di kawasan lain. Hal yang sama terjadi juga di beberapa pusat perkebunan di Jawa”, papar Soedjai Kartasasmita.

Menyadari betapa seriusnya situasi ini, beberapa kalangan pencinta perkebunan telah menyampaikan gagasan untuk mendirikan museum perkebunan yaitu di Medan, Bogor, Bandung, Semarang dan Surabaya. Soedjai menambahkan bahwa, rekam jejak perjalanan sejarah perkebunan janganlah hilang bersama dengan bergantinya generasi pelaku usaha perkebunan, para tokoh, pakar dan masyarakat yang peduli perkebunan. Fungsi dan manfaat dari museum adalah : mengumpulkan dan mengamankan warisan alam dan budaya, mendokumentasikan penelitian-penelitian ilmiah, konservasi dan preservasi, tempat studi dan rekreasi, memvisualisasikan warisan alam dan budaya Indonesia, cermin pertumbuhan peradaban umat manusia dan membangkitkan rasa taqwa dan syukur kepada Tuhan YME.

”Mengapa pencanangan dilakukan di Sumatera Utara? karena, pertama, untuk menggambarkan bahwa berdasarkan rekam sejarah pembangunan perkebunan secara besar-besaran di luar Pulau Jawa, dimulai dari Wilayah Sumatera Utara dan selanjutnya berkembang ke seluruh Wilayah Nusantara. Kedua, dari segi kesiapan, Sumatera Utara telah lebih dulu siap berkat kesediaan Pemerintah Daerah untuk membantu menyediakan lahan yang diperlukan. Untuk itu, kepada Pemda Sumut, kita ucapkan terima kasih”, kata Soedjai Kartasasmita mengakhiri pidatonya.

Dalam rangkaian Acara Puncak Peringatan Hari Perkebunan Ke 53 Tahun 2010, diserahkan trophy penghargaan kepada sejumlah stakeholder yang berjasa di bidang perkebunan, kelompok tani perkebunan berprestasi, dan pemenang pertandingan olah raga.

Disamping itu, dilaksanakan pembukaan Pameran Perkebunan oleh Menteri Pertanian RI, berlokasi di Lapangan LPP Kampus Medan yang berlangsung dari tanggal 10 – 11 Desember 2010 dan diikuti oleh stakeholders perkebunan antara lain, Lembaga Penelitian, Lembaga Pendidikan, Dinas Perkebunan Provinsi, Perusahaan Perkebunan Negara, Perusahaan Perkebunan Swasta, Perbankan, Ditjen Perkebunan, BBP2TP Medan dan Media Cetak. (Hukmas Ditjenbun).


Bagikan Artikel Ini