KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

SIDANG PELEPASAN VARIETAS TANAMAN PERKEBUNAN TAHAP I TAHUN 2014.

Diposting     Rabu, 04 Juni 2014 09:06 pm    Oleh    ditjenbun



Direktorat Jenderal Perkebunan saat ini telah menambah varietas tanaman  Perkebunan lagi. Sidang pelepasan varietastanamanperkebunan Tahap I telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2014di Jakarta, yang dipimpin oleh Ketua Tim Penilai Pelepasan Varietas (TP2V)  Perkebunan Ir. Hasnam, PhD.

Sidang dihadiri oleh perwakilan Direktorat Teknis lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, Kepala Balai Penelitian yang membidangi tanaman perkebunan dan Kepala Pusat Penelitian Tanaman Perkebunan, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya, Medan dan Ambon, perwakilan dari Pengusul serta Pengawas Benih Tanaman lingkup Ditjen Perkebunan.

Sidang  telah membahas usulan pelepasan varietas :

  1. Kemiri Sunandari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbang Perkebunan) Bogor, Jawa Barat.
  2. Kelapa Sawit DxP Semi-Klonal Sampoerna dari PT. Binasawit Makmur, Palembang, Sumatera Selatan.
  3. Kapasdari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang, Jawa Timur.
  4. Kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan.

 

Hasil keputusan sidang Tim Penilai Pelepas Varietas (TP2V) Tanaman Perkebunan menetapkan  bahwa varietas memenuhi persyaratan untuk diteruskan ke Menteri Pertanian yaitu kapas. Dari 5 (lima) galur kapas yang diusulkan oleh Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang, yang disetujui untuk dilepas adalah :

  • Kapas Galur 01005/5 Disetujui dilepas dengan nama AgrI-KANESIA 16
  • Kapas Galur 01006/1 Disetujui dilepas dengan nama AgrI-KANESIA 17
  • Kapas Galur 01008/4 Disetujui dilepas dengan nama AgrI-KANESIA 18
  • Kapas Galur 01010/2 Disetujui dilepas dengan nama AgrI-KANESIA 19

Berdasarkan hasil sidang tertutup, kapas Galur 01009/8 sementara ditangguhkan belum disetujui dilepas. Pengusul diminta mengecek kembali data galur tersebut dengan Kanesia 8 yang digunakan sebagai pembanding sebab dari data yang disajikan dalam usulan, kapas Galur 01009/8 tidak berbeda dengan Kanesia 8. Hasil perbaikan dan pemeriksaan kembali galur 01009/8 akan disampaikan secara resmi. Nama varietas AgrI-KANESIA saat ini masih dalam usulan di Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan.

Usulan Kemiri Sunan Populasi Balong dan Kemiri Sunan Populasi Cigempol dan keenam klon kopi robusta (Klon C, Klon KROMOAN,  Klon JUREMIAN , Klon MISRANAN,  Klon KIRMANAN dan Klon TAMINAN) belum  disetujui untuk dilepas. Usulan tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan kembali pada sidang berikutnya,  dengan menyampaikan data pendukung yang memadai sebagai kelengkapan data yang dipersyaratkan.

Usulan pelepasan varietas tanaman Kelapa sawit D x P semi klonal Sampoerna tidak  disetujui dilepasUsulan pelepasan varietas tanaman Kelapa sawit DxP semi klonal Sampoerna tidak  disetujui dilepas dikarenakan  Sumber genetik (Pisifera) yang digunakan tidak ada perbedaan genetik dengan varietas yang telah dilepas terdahulu (SJ1, SJ2, SJ3, SJ4, SJ5 dan SJ6). Pisifera yang telah diklonkan tersebut dapat digunakan sebagai sumber polen untuk memproduksi benih bina setelah dilakukan sertifikasi oleh Tim Teknis Ditjen Perkebunan.

 

Mengenal masing-masing  varietas yang disetujui:

  1. AgrI KANESIA 16, berasal dari galur 01005/5 yang merupakan hasil persilangan antara KI 645 (tetua betina) yang berasal dari Amerika Serikat dengan ALA 73-2M (tetua jantan) yang berasal dari IRCT, Perancis pada tahun 2001. AgrIKANESIA 16 memiliki potensi produksi 3.836,30 kg kapas berbiji per hektar, yaitu lebih tinggi 13,48%, 7,36%, 8,34%, dan 12,47% berturut-turut dibandingkan Kanesia 8, KI 645, Kanesia 10, dan Kanesia 13.  Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1.309 – 3.836,20 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1.007,6-3.006,8 kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat Agrl KANESIA 16 mencapai 39,76%.  AgrIKANESIA 16 memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29,17 mm, kekuatan serat 32,13 g/text, kehalusan serat 4,94 mic, daya mulur 4,95%, dan keseragaman serat 88,05%. Ketahanan terhadap hama wereng kapas, Amrasca biguttula,AgrIKANESIA 16 termasuk sedang dengan kerapatan bulu daun 75 – 202 bulu/25 mm2. Akan tetapi untuk menunda serangan hama A. biguttulapada pertumbuhan awal tanaman, pada saat tanam disarankan untuk memberikan perlakuan insektisida benih terutama untuk areal pengembangan yang mengalami keterbatasan air biasanya populasi hama A biguttula tinggi.
  2.  AgrI KANESIA 17, berasal dari galur 01006/1 yang merupakan hasil persilangan antara KI 645 (tetua betina) yang berasal dari Amerika Serikat dengan KANESIA 2 (tetua jantan) pada tahun 2001. AgrIKANESIA 17memiliki potensi produksi 3.891,70 kg kapas berbiji per hektar, yaitu lebih tinggi 15,12%, 8,91%, 9,90%, dan 14,09% berturut-turut dibandingkan Kanesia 8, KI 645, Kanesia 10, dan Kanesia 13.  Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1.342–3.891,70 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1.060,4 – 3.036,6 kg kapas berbiji/ha.Kandungan serat AgrIKANESIA 17mencapai 39,90%.  AgrI KANESIA 17memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28,66 mm, kekuatan serat 33,17 g/text, kehalusan serat 4,92 mic, daya mulur 4,82%, dan keseragaman serat 88,10%. Ketahanan terhadap hama wereng kapas, Amrasca biguttula,AgrIKANESIA 17 termasuk agak rentan-sedang dengan kerapatan bulu daun 59 – 128 bulu/25 mm2.  Untuk melindungi tanaman kapas AgrIKANESIA 17 dari serangan hama A. biguttulapada pertumbuhan awal tanaman, maka pada saat tanam dianjurkan untuk memberikan perlakuan insektisida benih terutama untuk areal pengembangan yang mengalami keterbatasan air biasanya populasi hama A biguttula tinggi.
  3. AgrIKANESIA 18, berasal dari galur 01008/4 yang merupakan hasil persilangan tahun 2001 antara KI 645 (tetua betina) yang berasal dari Amerika Serikat dengan KANESIA 7 (tetua jantan). AgrIKANESIA 18 memiliki potensi produksi 3990.80 kg kapas berbiji per hektar, yaitu lebih tinggi 18.05%, 11.68%, 12.70%, dan 17.0% berturut-turut dibandingkan Kanesia 8, KI 645, Kanesia 10, dan Kanesia 13.  Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1369.10 – 3990.80 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 1165.80 – 3056.5 kg kapas berbiji/ha.   Kandungan serat AgrIKANESIA 18 mencapai 38.10%.  AgrIKANESIA 18 memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 28.87 mm, kekuatan serat 33.00 g/text, kehalusan serat 5.07 mic, daya mulur 5.12%, dan keseragaman serat 87.90%. Ketahanan terhadap hama wereng kapas, Amrasca biguttula,AgrIKANESIA 18 termasuk sedang dengan kerapatan bulu daun 74 – 197 bulu/25 mm2.  Untuk melindungi tanaman kapas AgrI KANESIA 18 dari serangan hama A. biguttula pada pertumbuhan awal tanaman, maka pada saat tanam dianjurkan untuk memberikan perlakuan insektisida benih terutama untuk areal pengembangan yang mengalami keterbatasan air biasanya populasi hama  A biguttula tinggi.
  4. AgrI KANESIA 19, berasal dari galur 01010/2 yang merupakan hasil persilangan tahun 2001 antara KI 645 (tetua betina) yang berasal dari Amerika Serikat dengan KANESIA 8 (tetua jantan)AgrI KANESIA 19 memiliki potensi produksi 4051.30 kg kapas berbiji per hektar, yaitu lebih tinggi 19.84%, 13.38%, 14.41%, dan 18.77% berturut-turut dibandingkan Kanesia 8, KI 645, Kanesia 10, dan Kanesia 13.  Produktivitas pada kondisi unspray adalah 1300.1 – 4051.3 kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai 961.3 – 2872.3 kg kapas berbiji/ha.  Kandungan serat AgrI KANESIA 20 mencapai 37.99%.  AgrI KANESIA 20memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat 29.29  mm, kekuatan serat 31.37 g/text, kehalusan serat 4.62 mic, daya mulur 5.25%, dan keseragaman serat 88.33%.Ketahanan terhadap hama wereng kapas, Amrasca biguttula,AgrIKANESIA 20 termasuk sedang dengan kerapatan bulu daun 73 – 165 bulu/25 mm2.  Untuk melindungi tanaman kapas AgrI KANESIA 20 dari serangan hama A. biguttula pada pertumbuhan awal tanaman, maka pada saat tanam dianjurkan untuk memberikan perlakuan insektisida benih terutama untuk areal pengembangan yang mengalami keterbatasan air biasanya populasi hama   A biguttula tinggi.

Bagikan Artikel Ini