KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PENYELENGGARAAN FORUM KOMUNIKASI JAMBU METE NASIONAL II.

Diposting     Senin, 24 Oktober 2016 06:10 pm    Oleh    ditjenbun



Forum Komunikasi  Jambu Mete Nasional II diselenggarakan di Bogor, 12–13 Oktober 2016. Forum ini merupakan tindak lanjut dari  Forum Komunikasi Jambu Mete yang dilaksanakan pada tahun 1996.  Kebijakan pengembangan tanaman jambu mete kedepan diarahkan untuk mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dengan menggunakan pendekatan kawasan dan dilaksanakan di sentra-sentra produksi secara partisipatif, sistematik,terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam tataran Implementasi kebijakan tersebut ditempuh dengan beberapa langkah antara lain:

1)  Sektor Hulu (On Farm)

Penerapan GAP meliputi: Intensifikasi, Rehabilitasi, Peremajaan, Ekstensifikasi, dan Diversifikasi, Penyediaan Benih, Penyediaan Pupuk, Sarana Prasarana Produksi dan Pengendalian Hama Penyakit

2)  SektorHilir (Off Farm) Penerapan GMP (Good Management Practicies) antara lain: UPH  Jambu Mete, Alsintan, Unit Penilaian Standar Mutu, Ketersediaan Pasar dan Promosi

3)  Kelembagaan meliputi: Pembentukan KelompokTani, Mitra Usaha, Asosiasi Jambu Mete, dan Lembaga Penyuluh dan Pendamping

Secara umum, Permasalahan Pengembangan Jambu Mete di Indonesia antar lain (1) roduktifitas Jambu Mete Indonesia masih rendah ± 300 kg/ha dibanding Nigeria dan Vietnam dengan produksi ± 2.000 kg/ha, sehingga perlu usaha intensif untuk meningkatkan produktivitas, (2) Luas areal stagnan selama 15 tahun terakhir. Sekitar ± 16 % (87.555 ha)  dalam kondisi rusak karena tua dan tidak terpelihara, serta belum ada usaha peremajaan atau rehabilitasi, (3) Penerapan inovasi teknologi yang tersedia masih sangat kurang sampai kepada tingkat petani, (4) Kelembagaan kelompok tani dan industry jambu mete sangat lemah, (5) Upaya peningkatan nilai tambah masih sangat kurang dan petani masih menjual dalam bentuk glondong.


Bagikan Artikel Ini