KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Penentuan Pohon Induk Terpilih Cengkih.

Diposting     Rabu, 23 Juli 2014 10:07 am    Oleh    ditjenbun



BBPPTP Ambon, Maluku terkenal sejak dahulu menjadi pusat produksi rempah-rempah dunia, dan salah satunya adalah tananman cengkih. Tanaman cengkih merupakan salah satu jenis komoditas tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bunga, buah dan daun dengan cara dilakukan destilasi atau penyulingan, maka akan didapatkan hasil minyaknya, selain bunga cengkih yang diperdagangkan sebagai bahan campuran rokok, bunga cengkih juga dapat digunakan sebagai bumbu masakan. Pohon cengkih harus memiliki nilai keungulan dari produksi dan produktifitas dalam kurun masa panen tertentu, penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan  Pohon Induk Terpilih (PIT) didasarkan pada hasil seleksi, seleksi didasarkan pada beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi agar sumber benih cengkih yang dihasilkan jelas asal-usul dan potensi produksinya. Kegiatan seleksi bersifat partisipatif karena melibatkan petani pemilik kebun dalam menentukan blok maupun pohon cengkih yang unggul, sebelumnya tim ahli (Puslit, Balit dan Dinas Terkait) perlu melakukan survei ke sentra-sentra pertanaman cengkih di suatu wilayah untuk mendapatkan informasi awal mengenai kondisi pertanaman cengkih di wilayah tersebut.

 

Tahapan dalam penetapan BPT dan PIT cengkih, sebagai berikut :

a.     Eksplorasi ke sentra produksi cengkih

Pada tahap ini dilakukan eksplorasi ke daerah-daerah yang diidentifikasi sebagai sentra produksi cengkih. Daerah-daerah tersebut biasanya memiliki karakteristik lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkih. Petugas mengumpulkan data-data iklim dan lahan di lokasi setempat untuk selanjutnya dicocokkan dengan kriteria standar. Kriteria dan tingkat kesesuaian iklim dan lahan untuk pengembangan tanaman cengkih, Unsur iklim yang cukup menentukan terhadap tingginya produktivitas tanaman cengkih adalah curah hujan. Keluarnya bunga pada tanaman cengkih diperlukan musim yang agak kering tanpa hujan sama sekali dan penyinaran matahari yang agak terik. Selain itu juga pada tanaman cengkih diperlukan hormon florigen yang pembentukannya dirangsang oleh faktor iklim.

Bila keadaan iklim tidak mendukung, maka bunga akan keluar pada ranting-ranting yang sekurang-kurangnya telah mengalami dua masa pertumbuhan vegetatif setelah pembungaan yang terakhir. Masa bakal bunga umumnya mulai tampak dua bulan setelah adanya musim kering selama dua minggu berturut-turut, namun apabila setelah musim kering tersebut terjadi hujan yang sangat lebat yang diikuti dengan kelembapan serta temperatur udara yang dingin di malam hari maka bakal bunga dapat berubah menjadi kuncup daun. Sementara apabila musim kemarau yang berkepanjangan maka pertumbuhan bakal bunga akan terganggu atau tidak normal.

b.     Seleksi calon BPT (Blok Penghasil Tinggi) cengkih

Seleksi calon BPT menggunakan metode yang paling sederhana dan cepat dengan mengadopsi kebiasaan seleksi yang dilakukan oleh petani-petani tradisional dalam rangka menyiapkan sumber benih untuk bahan tanam di masa yang akan datang. Seleksi dilakukan secara langsung terhadap populasi tanaman yang sudah menghasilkan (TM).

Kriteria seleksi

1.     Kriteria kesesuaian iklim dan lahan

Untuk meminimalkan bias akibat pengaruh kondisi lingkungan yang beragam, maka kegiatan seleksi perlu dibatasi pada kisaran iklim dan lahan yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kondisi iklim dan lahan yang ideal biasanya ditentukan di daerah-daerah sentra produksi.

2.     Kriteria tanaman

Tanaman berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 40 m dan dapat berumur lebih dari 200 tahun. Kanopi dapat berbentuk silindris, piramid, dan bulat tergantung pada tipe atau varietasnya. Tanaman cengkih pada umumnya menyerbuk silang dan memiliki keragaman genetik yang cukup besar. Tanaman cengkih dari segi morfologi meliputi batang, daun, dan bunga.

3.     Kriteria keterjangkauan/aksesibilitas lahan

Calon BPT harus berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh alat angkut/transportasi. Hal ini dimaksudkan agar apabila calon BPT tersebut lolos seleksi dan ditetapkan sebagai sumber benih, tidak akan timbul kesulitan dalam pendistribusian benih kepada pengguna.

4.     Kriteria luas lahan dan populasi tanam

Luas lahan minimum untuk dapat dijadikan sebagai calon BPT minimal 1 Ha dengan jarak tanam seragam, sehingga diperoleh populasi tanaman lebih kurang 120 – 150 pohon per hektar. Luasan minimum tersebut penting agar dapat diperoleh data riil mengenai produktivitas tanaman per hektar.

5.     Kriteria sumber dan komposisi genetik tanaman

Calon BPT harus memiliki sumber genetik yang jelas. Populasi tanaman dalam calon BPT harus diketahui asal-usul bahan tanamnya. Hal ini penting untuk menelusuri keberadaan dan identitas tertua dari populasi tanaman dalam calon BPT yang bersangkutan. Komposisi genetik dalam calon BPT juga harus relatif seragam (hanya terdiri dari satu tipe) dan berasal dari sumber bahan tanam yang sama.

6.     Kriteria kesehatan dan pemeliharaan tanaman

Calon BPT harus terdiri dari tanaman-tanaman yang kondisinya sehat, tidak menunjukkan gejala serangan hama dan penyakit berbahaya yang dapat ditularkan melalui benih. Hal ini penting untuk menghindari penyebaran hama dan penyakit berbahaya pada populasi tanaman keturunannya.

 

Hama utama tanaman cengkih

Hama utama yang menyerang tanaman cengkih adalah penggerek batang (Nothopeus hemipterus, Hexamitodera semivelutina Hell), penggerek cabang dan ranting seperti Captocercus biguttatus, Xyleborus sp dan Arbela sp.

Demikian kreteria dan keterangan singkat tentang penentuan pohon induk terpilih, sebagai penentu mutu dalam melakukan perbanyakan tanaman cengkih. (BBPPTP_Ambon)


Bagikan Artikel Ini