Optimalisasi Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Untuk Meningkatkan Kualitas Tanaman Perkebunan.
Diposting Selasa, 13 Juli 2010 11:07 amSURABAYA-Direktorat Jenderal Perkebunan pada tanggal 5-6 Agustus di Surabaya menyelenggarakan Temu Koordinasi Kehumasan Kementerian Pertanian dengan mengusung tema “Kebijakan Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Untuk Meningkatkan Mutu, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan”dan selanjutnya pada hari kedua dilakukan kunjungan lapangan ke Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya di Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Pertanian, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kabag Hubungan Media Massa, Dr. Ir. Widi Hardjono, M.Sc, mengatakan bahwa pertemuan ini diharapkan mempunyai peran sebagai wahana tukar menukar informasi dan saling berbagi pengalaman yang akan menambah wawasan dan pengetahuan. Disamping itu, kegiatan ini juga dapat digunakan dalam menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat, terutama kepada para pengambil kebijakan. Serta memberi informasi mengenai program dan kebijakan di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.
“Mengingat penggunaan benih unggul bermutu baru mencapai kisaran 30-80% dari total areal perkebunan, maka disusun sasaran penanganan perbenihan perkebunan. Sasaran dalam jangka pendek, yakni mengoptimalkan dan meningkatkan peran industri perbenihan di dalam negeri dan secara selektif dimungkinkan untuk mengintroduksi benih dari luar negeri. Sedangkan sasaran untuk jangka panjang, berupa perwujudan industri perbenihan perkebunan yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen secara berkelanjutan pada wilayah pengembangan, dengan memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya perbenihan di dalam negeri,” ujar Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi dalam pemaparannya yang disampaikan oleh Kasubdit Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih, Ir. Mudjiati, MM.
Selama ini, paparnya lebih lanjut, sektor perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa, kontribusi PDB, penyediaan bahan baku industri, sebagai pendorong pertumbuhan pusat ekonomi baru, dan pelestarian lingkungan. Dengan semakin meningkatnya harga produk perkebunan di pasar global, maka pembangunan perkebunan pada beberapa tahun belakangan dan diperkirakan pada tahun-tahun yang akan datang akan meningkat secara signifikan. Produksi atau ketersediaan benih unggul dan bermutu merupakan salah satu upaya untuk memberikan jaminan keberhasilan pada pekebun. Seiring dengan itu, pengguna benih unggul bermutu diharapkan juga meningkat, dalam upata tercapainya target peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil perkebunan yang tentunya akan berdampak dalam peningkatan kesejahteraan pekebun.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan yang diwakili Kasubdit Pengendali OPT Tanaman Semusim, Rempah dan Penyegar, Drs. Dudi Gunadi, B.Sc, M.Si, menyampaikan bahwa, dalam usaha agribisnis perkebunan, perlindungan perkebunan juga berperan penting. Perlindungan perkebunan berkontribusi dalam menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil atau produksi tanaman perkebunan. Domain perlindungan tidak hanya terbatas pada gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), namun juga dengan gangguan non-OPT seperti sengketa lahan kebun dan dampak anomali iklim, misalnya kebanjiran, kekeringan dan kebakaran. Selain itu juga terdapat permasalahan pemasaran hasil perkebunan, misalnya munculnya hambatan non-tarif sebagai konsekuensi penghapusan segala bentuk hambatan tariff (Technical Barrier to Trade), adanya berbagai ketentuan, seperti ISPM (International Standart on Phytosanitary Measures), serta permasalahan lain yang sangat menentukan posisi komoditas perkebunan di pasar dunia.
“Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) berkomitmen untuk menjadi balai yang profesional dalam memberikan pelayanan prima di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan. Dengan beberapa misi yang menjadi prioritas balai ini, pertama optimalisasi pengawasan pelestarian plasma nutfah, mutu benih, peredaran benih, hasil rekayasa genetika, dan pemanfaatan agens pengendali hayati. Kedua, pengoptimalan pengujian terhadap mutu benih dalam rangka uji layak edar, introduksi, ex import dan eksport, rekayasa genetika dan agens pengendali hayati. Ketiga, optimalisasi pengujian adaptasi atau observasi dalam rangka pelepasan varietas dan pengujian penilaian manfaat kelayakan benih dalam rangka penarikan varietas. Keempat, pengembangan metode pengujian mutu benih, sertifikasi benih, pengawasan peredaran benih, teknik identifikasi OPT, penerapan PHT, penanggulangan gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim. Kelima, pengembangan jaringan dan kerjasama antar laboratorium penguji mutu benih dan antar laboratorium proteksi tanaman perkebunan. Keenam, melaksanakan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu pengujian benih dan proteksi tanaman perkebunan. Ketujuh, mengoptimalkan pelayanan teknis dan pengembangan informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan,” kata Kepala BBP2TP, Ir. Hudi Haryono, MS. (hukmas)