KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

MINYAK KELAPA SAWIT DALAM PERSAINGAN MINYAK NABATI GLOBAL.

Diposting     Jumat, 21 Oktober 2016 06:10 pm    Oleh    ditjenbun



Pasca terjadinya revolusi industri, permintaan akan minyak sawit semakin lama semakin meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produksi disebabkan terbatasnya pasokan kelapa sawit yang masih mengandalkan tanaman liar hingga kemudian didirikan industry perkebunan di Malaysia dan Deli (Sumatera). Di kedua daerah ini lah bermula industry kelapa sawit di Asia Tenggara, dengan memanfaatkan empat batang bibit kelapa sawit yang dikirim dari Bourdon (Mauritus) dan Amsterdam. Pengembangan kelapa sawit di daerah ini menjadi unik karena daerah asalnya Afrika Barat tidak membuat industry seperti di Malaysia dan Deli (Badrun, 2010).

Pengembangan kelapa sawit secara komersial di Indonesia pada masa kolonial dilakukan di Sungai Liput (Aceh) da Pulau Radja (Asahan) pada tahun 1911. Luas areal dan jumlah produksi semakin meningkat karena permintaan dari pasar dunia semakin meningkat pula. Pantai Timur Sumatera terutama Deli dijadikan sentra produksi kelapa sawit oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pengembangan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terutama periode 1980-an. Bagi Indonesia, keberadaan minyak sawit menjadi sangat penting, karena minyak sawit menjadi salah satu “modal” bagi Indonesia dalam menciptakan devisa Negara dari sector non migas.


Bagikan Artikel Ini