KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Komisi IV DPR-RI Mengapresiasi Laporan Keuangan Ditjen.Perkebunan.

Diposting     Rabu, 10 Februari 2010 12:02 pm    Oleh    ditjenbun



JAKARTA-Komisi IV DPR-RI memberikan apresiasi atas laporan keuangan Ditjen Perkebunan tahun 2007 dan 2008 yang telah memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Apresiasi ini disampaikan oleh Komisi  IV pada Acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Perkebunan, Dirjen PLA dan Kepala Badan Karantina Pertanian, Selasa (9/2) di Ruang Rapat Komisi IV DPR-RI, Jakarta.

Kesimpulan RDP yang dipimpin olehFirman Soebagyo (Wakil Ketua Komisi IV) juga mendukung program pembangunan  perkebunan. Komisi yang membidangi Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Perum Bulog dan Dewan Kelautan ini meminta agar Ditjen Perkebunan melanjutkan program-program pembangunan perkebunan yang sudah dilaksanakan sebelumnya, antara lain program  revitalisasi perkebunan, peningkatan produksi gula (produktivitasdan perluasan areal) menuju swasembada tahun 2014 dan Gerakan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Kakao Nasional (Gernas).

a.    Revitalisasi Perkebunan

Di depan 42 anggota Komisi IV yang hadir, Direktur Jenderal Perkebunan,Achmad Mangga Barani menjelaskan bahwa program revitalisasi perkebunan merupakan upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah. Bunga yang dikenakan kepada petani adalah 7% untuk kelapa sawit dan kakao.Pemerintah memberikan subsidi bunga atas selisih bunga yang dikenakan kepada petani dengan bunga komersial. Program Revitalisasi ini dimulai tahun 2007 dan akan berakhir pada tahun 2010, namun dengan pertimbangan masih banyaknya keinginan masyarakat untuk mengikuti program ini, diusulkan untuk diperpanjang sampai dengan tahun 2014. Sampai saat ini telah ditunjuk 16 bank nasional sebagai penyandang dana program revitalisasi perkebunan dengan dana yang dialokasikan sekitar Rp. 40 trilyun.

Sampai saat ini perkembangan pelaksanaan di lapangan melalui kredit dari beberapa bank  telah terealisasi seluas 146.092 Ha, meliputi kelapa sawit seluas 140.488 Ha, karet seluas 4.147 Ha dan kakao seluas 1.457 ha dengan jumlah petani peserta sebanyak 67.530 KK. Penyerapan kredit revitalisasi sampai dengan akhir tahun 2009 mencapai Rp. 5,5 Triliun. Untuk tahun 2010 kegiatan revitalisasi perkebunan ditargetkan 364 ribu ha yang meliputi kelapa sawit 125 ribu ha, karet 72 ribu ha dan kakao 177 ribu ha.

b.   Akselerasi Peningkatan Produksi Gula Nasional

Akselerasi Peningkatan Produksi Gula dilaksanakan dalam upaya mendukung program pencapaian swasembada gula dan kebutuhan gula nasional yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2014. Upaya yang dilakukan antara lain dengan kegiatan bongkar ratoon (tanaman keprasan), penggantian tanaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi sederhana dan pengadaan alat mesin pertanian. Pada tahun 2009 areal pertanaman tebu 422.935 ha dengan produksi tebu mencapai 32,16 juta ton dengan produksi gula hablur mencapai 2,62 juta ton. Untuk tahun 2010, kegiatan pengembangan gula nasional dengan sasaran areal pertanaman tebu seluas 465 ribu ha dengan target produksi hablur mencapai 2,99 juta ton.  Selain pegembangan tanaman, upaya yang dilakukan untuk  pencapaian swasembada gula adalah rehabilitasi serta pembangunan pabrik gula baru di sentra-sentra pengembangan tebu.

c.   Gerakan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Mutu Kakao Nasional.

Kegiatan ini adalah upaya percepatan peningkatan produktivitas tanaman dan mutu hasil kakao nasional dengan memberdayakan dan melibatkan secara optimal seluruh potensi pemangku kepentingan serta sumberdaya yang ada di provinsi dan kabupaten sentra kakao. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada tahun 2009 meliputi kegiatan utama peremajaan 20 ribu ha, rehabilitasi 60 ribu ha dan intensifikasi tanaman kakao 65 ribu ha di 9 provinsi 40 kabupaten.  Sedangkan kegiatan pendukung meliputi pemberdayaan petani, pembangunan sub stasiun, penguatan laboratorium lapangan, tenaga pendamping  serta perbaikan mutu. Untuk  tahun 2010, kegiatan utama yang dilakukan meliputi peremajaan 20 ribu ha, rehabilitasi 26.163 ha dan intensifikasi 7050 ha. Areal gernas kakao pada tahun ini akan bertambah 6 provinsi sehingga menjadi 15 provinsi dan 58 kabupaten (e&p-djbun)


Bagikan Artikel Ini