KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Kementan Ajak Petani Milenial Berpartisipasi Aktif Dorong 6 Program Unggulan

Diposting     Selasa, 13 September 2022 08:09 am    Oleh    ditjenbun



Jakarta – Perkebunan tentunya mendukung program Kementerian Pertanian (Kementan), salah satunya program Gratieks. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut, perlunya peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan, melalui logistik benih seperti nursery, kebun sumber benih, lab uji DNA, pengembangan kawasan baik itu perluasan, peremajaan, maupun intensifikasi, mekanisasi digitalisasi berupa pemetaan, digital marketing, alat dan mesin perkebunan, peningkatan nilai tambah dan daya saing meliputi Desa Organik, Intercropping, dan Penumbuhan Korporasi, serta pengembangan SDM pekebun maupun tenaga pendamping, demikian disampaikan Agnes Verawaty Silalahi, Koordinator Perencanaan Ditjen Perkebunan Kementan pada kegiatan Saresehan Petani Kementan di Bumi Perkemahan Ragunan (28/08).

Ia menjelaskan bahwa, terdapat 6 program unggulan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2020-2024 antara lain korporasi perkebunan, produksi benih/nursery 20 juta dan pengembangan kawasan kopi, kelapa, jambu mete, kakao, pengembangan sagu hulu hilir berbasis korporasi, percepatan swasembada gula konsumsi, pengembangan gula non tebu, pengembangan kopi komandan.

“Melalui korporasi petani ini, diharapkan kedepannya pekebun dapat tergabung dalam kelompok yang lebih besar, terdorong untuk memproduksi atau mengembangkan benih nursery dan pengembangan Kawasan khususnya kopi, kelapa, jambu mete, kakao,” jelasnya.

Agnes menambahkan, berikutnya kami juga ada sagunesia (sagu untuk Indonesia), sebagai bentuk upaya kami mengantisipasi krisis pangan dunia, melalui sagu sebagai alternatif pangan dan sebagai substitusi tepung gandum.

Sedangkan untuk swasembada gula konsumsi, Lanjut Agnes, Kementan terus berupaya untuk memenuhi supplay tebu untuk gula konsumsi. Tidak hanya mengandalkan gula tebu saja, namun juga dapat mensubstitusi gula tebu dengan pengembangan gula non tebu seperti stevia, aren, lontar dan lainnya.

“Hal menarik lainnya, yaitu Pengembangan Kopi Komandan. Kopi ini menjadi icon Kementan atau kopi versi Kementan. Ditjen Perkebunan telah berkontribusi meracik kopi komandan. Tentunya kedepan peluang kerjasama dengan para petani milenial sangat terbuka, untuk mengembangkan kopi komandan ini,” ujarnya.

“Petani milenial diharapkan dapat berminat, tertarik untuk ikut berpartisipasi mengembangkan komoditas perkebunan dan mendukung program unggulan Kementan khususnya ke-6 program Ditjenbun ini, sehingga ekspor perkebunan dapat ditingkatkan. Selain itu komoditas perkebunan beserta hasil olahannya semakin dikenal dan diminati pasar global, serta tentunya pekebun semakin sejahtera,” ujarnya.


Bagikan Artikel Ini