KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Hari Perkebunan ke 52, Mengevaluasi Pelaksanaan Pembangunan Perkebunan Tahun 2009.

Diposting     Sabtu, 14 November 2009 12:11 pm    Oleh    ditjenbun



YOGYAKARTA- Direktur Jenderal Perkebunan, Achmad Mangga Barani, Kamis (9/12) membuka Pertemuan Koordinasi Evaluasi Pembangunan Perkebunan tahun 2009. Pertemuan yang berlangsung di Hotel Sahid Raya Yogyakarta sampai tanggal 12 Desember, dihadiri oleh semua Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi dan beberapa kabupaten, instansi terkait dan pejabat yang menangani evaluasi pada Ditjen Perkebunan. Dan sebagai nara sumber juga ikut berpartisipasi dari Ditjen PLA, Ditjen P2HP, Itjen Dep-Pertanian dan Biro Perencanaan Deptan.

Dalam sambutannya, Dirjebun menjelaskan bahwa pertemuan evaluasi kali ini sangat penting artinya, Pertama  karena hasil evaluasi yang akan diperoleh dari hasil pertemuan ini merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan program pembangunan perkebunan 5 tahun ke depan tahun 2010 – 2014.  Kedua, dalam rangka memperingatiHari Perkebunan ke – 52 tanggal 10 Desember 2009.

Mengawali sambutannya, Dirjen menjelaskan mengenai latar belakang  Hari Perkebunan tanggal 10 Desember. Dan kenapa baru tahun 2009 ini  diperingati. Dengan tegas, Dirjen mengatakan bahwa janganlah kita memperdebatkan masalah tersebut, yang penting kata Dirjen bagaimana kita dan masyarakat perkebunan bisa memulai. Banyak makna dan visi yang ingin kita peroleh dari  Hari Perkebunan.   Kegiatan tahun ini melalui Pekan Perkebunan banyak hal dapat dilakukan, mulai dari kegiatan olahraga,   bhakti sosial, seminar dan workshop, peluncuran hymne perkebunan, memberikan santunan kepada anak yatim dan bantuan biaya penelitian kepada mahasiswa INSTIPER-Yogyakara, dll. Kegiatan ini ujar Dirjen telah mendapat sambutan luas dari semua instansi terkait di pusat dan daerah, perkebunan besar negara dan swasta. Di daerah, peringatan puncak hari perkebunan 10 Desember diawali dengan apel bendera dengan membacakan Sambutan Menteri Pertanian.

Evaluasi Pembangunan

Sudah 5 (lima) tahun berjalan program pembangunan pertanian termasuk perkebunan di bawah Kabinet Indonesia Bersatu. Panduan pelaksanaan pembangunan perkebunan berupa Renstra Pembangunan Perkebunan periode 2005 –2009 telah hampir selesai dilaksanakan.

Diakui, pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun Anggaran 2009 banyak hambatan kendala yang  kita hadapi bersama.  Dengan adanya kendala tersebut kita perlu mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat berdampak positif terhadap pencapaian sasaran pembangunan. Sistem evaluasi yang diterapkan adalah menggunakan logical frame work yang mencakup output, outcome, benefit dan impact.

Pada tahun 2009, kegiatan pembangunan perkebunan meliputi 13 kegiatan utama yaitu (1) Revitalisasi Perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao, (2) akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas tebu; (3) akselerasi pengembangan kapas rakyat; (4) pengembangan jarak pagar dan Desa Mandiri Energi (DME) (5) pengembangan kelapa terpadu; (6) pengembangan komoditi unggulan nasional diluar revitalisasi perkebunan; (7) pengembangan teh dan rempah; (8) pengembangan komoditi spesifik perkebunan seperti Gambir, Nilam, kenaf; (9) Pengembangan Komoditi Potensial Perkebunan seperti Kina,  Aren, Sagu; (10) Integrasi komoditi perkebunan dengan Ternak; (11) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (12) Revitalisasi Perbenihan dan (13) Revitalisasi Perlindungan.

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan Ditjen. Perkebunan, serapan anggaran sampai dengan 2 Desember 2009 masih rendah yaitu sekitar 62,83%, sedangkan berdasarkan informasi dari Daerah untuk estimasi sampai dengan Desember 2009 rata-rata sekitar 92,64%.

Dari hasil monitoring dan avaluasi tahun 2009 tersebut,  di beberapa provinsi dan kabupaten  ada beberapa kegiatan yang  tidak dilaksanakan seperti pemeliharaan kebun induk (KI) di Kab. Banyumas dan ada petani yang tidak berminat untuk pengembangan tanaman tertentu, seperti kopi robusta SE di di Kab. Pulang Pisau  (Kalteng) dan pengembangan kopi specialty di Kab. Mamasa (Sulbar).

Memperhatikan kondisi tersebut, Dirjen minta kepada dinas-dinas yang membidangi perkebunan di provinsi dan kabupaten agar untuk tahun-tahun yang akan datang supaya realistis merencanakan suatu kegiatan. Proposal penyampaian usulan  bentul-betul dipersiapkan dengan matang mulai dari tingkat kelompok tani, kecamatan. Selanjutnya dibahas pada Musrenbang Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional, tegas Dirjen.

Selanjutnya, terkait dengan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian, Dirjen minta perhatian sungguh-sungguh kepada semua satker, agar masing-masing unit kerja/satker mencermati dan menanggapi serta menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut, sehingga temuan Itjentan dimaksud tidak terulang kembali (e&p-djbun)


Bagikan Artikel Ini