KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Ditjenbun Akselerasi Program PSR Melalui Jalur Kemitraan

Diposting     Senin, 18 September 2023 05:09 pm    Oleh    ditjenbun



Riau – Sektor pertanian saat ini masih menjadi andalan perekonomian nasional. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa sementara sampai Bulan April 2023, minyak kelapa sawit merupakan komoditas terbesar dalam kontribusi ekspor subsektor perkebunan yaitu sebesar 70,50% dan
terbesar untuk keseluruhan nilai ekspor sektor pertanian yaitu sebesar 62,18%. Hal ini menunjukkan kelapa sawit menjadi andalan penerimaan devisa pada sektor pertanian.

Direktur Jenderal Perkebunan, bersama Ketua Umum GAPKI dan Direktur Utama BPDPKS melakukan kunjungan kerja ke Kampar, Riau, khususnya meresmikan acara Penanaman Perdana Program Peremajaan Sawit Rakyat Jalur Kemitraan di Riau.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengungkapkan, luas areal tutupan kelapa sawit nasional yang telah mencapai 16,83 juta hektar, dimana sekitar 58% atau 9,89 juta ha merupakan milik Perkebunan Besar Swasta dan Negara dan 42% atau 6,9 juta hektar merupakan milik Pekebun sawit rakyat. Produktivitas yang rendah serta penggunaan agroinput yang belum maksimal menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia. Pada sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3-4 ton per hektar setara CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak ada terobosan langkah komprehensif.

“Ketimpangan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat harus perlahan-lahan di kurangi. Kemitraan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat menjadi kunci mengurangi ketimpangan tersebut, khususnya pencapaian produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit,” ujar Andi Nur.

Lebih lanjut Andi menjelaskan, peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui program PSR sejak tahun 2017 fokus terhadap kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan.

“Upaya peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan sawit rakyat, tentu bukan hal yang mudah. Berbagai tantangan masih dihadapi khususnya dari aspek mendorong minat pekebun memanfaatkan program, aspek legalitas lahan, dan aspek kelembagaan pekebun serta dukungan stakeholder yang belum dirasakan optimal,” jelasnya.

Pada kesempatan kali ini, Andi Nur memberikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi- tingginya kepada GAPKI, BPDP-KS dan para Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang telah mengupayakan serta mendorong akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat melalui jalur kemitraan.

Tentu Kementerian Pertanian sangat berharap besar khususnya kepada Para Pimpinan Pemerintah Daerah, Perusahaan Mitra, dan Pekebun untuk turut bahu membahu mendukung dan mengupayakan program PSR agar dapat berjalan secara maksimal.

“Saya berharap momentum ini dapat mendorong sinergi multi pihak dalam mengakselerasi dan memacu semangat, memperkuat perkelapasawitan nasional, dan tentunya dalam rangka mendorong peningkatan daya saing dan pemulihan ekonomi nasional di sentra-sentra kelapa sawit melalui program- program pemerintah serta memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan,” harap Andi Nur.


Bagikan Artikel Ini