KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Diterpa Isu Aflatoksin, Kementan Sigap Tangani Tantangan Ekspor Pala

Diposting     Jumat, 24 November 2023 08:11 am    Oleh    ditjenbun



Surabaya – Pala termasuk dikenal komoditas ekspor unggulan perkebunan, Kementerian Pertanian terus berupaya mengenjot ekspor pala mengingat Indonesia termasuk produsen dan eksportir pala terbesar di pasar global.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, meminta jajarannya agar mengoptimalkan dan mengembalikan kejayaan rempah, karena Indonesia kaya akan rempah, rempah ini dibutuhkan di seluruh dunia. Kita punya banyak rempah andalan, segera maksimalkan.

Seiring perkembangan pala, tentu tak lepas dihadapkan berbagai tantangan salah satunya isu aflatoksin, menjadi ganjalan ketika memasuki pasar Uni Eropa.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, Indonesia masih menjadi eksportir pala nomor satu, namun karena aflatoksin dapat berdampak signifikan terhadap ekspor pala Indonesia. Selain fokus pada produksi pala dalam negeri, Indonesia juga perlu memperhatikan negara-negara eksportir pala lainnya. Terutama dalam hal perang dagang yang mengangkat terkait isu kualitas produk pala Indonesia yang tercemar oleh alfatoksin, jamur, serangga, dan lainnya. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya mengoptimalkan dan mendukung pengembangan kawasan sentra produksi pala nasional, agar proses hulu hingga hilir terjaga dan terjamin mutu kualitasnya.

“Ini harus segera ditindaklanjuti melalui tindakan perbaikan (corrective action) secara komprehensif dari hulu sampai hilir, dan perlu melibatkan seluruh stakeholders yang terlibat dalam rantai pasok komoditas pala termasuk pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Butuh komitmen bersama agar tidak ada lagi notifikasi berulang yang dapat berdampak terhadap pala Indonesia,” ujar Andi Nur.

Demi memperkuat kualitas mutu pala Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan gelar Focus Group Discussion (FGD) demi mencari solusi tepat guna, atasi aflatoksin pada tanaman pala, Jumat (17/11), di Surabaya.

Senada dengan Dirjen Perkebunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto mengatakan, “FGD ini dimaksudkan guna menyamakan Persepsi keseluruhan stackholder dalam hal penyelesaian kasus temuan Alfatoksin pada komoditas pala, termasuk memetakan solusi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, serta memperkuat komitmen bersama seluruh stackholder yang terlibat untuk mengatasi tantangan penanganan pala yang baik dari hulu ke hilir sehingga terwujudnya pengembangan pala Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing ekspor,” ujar Heru.

Heru menambahkan, sekaligus perlu didukung dengan melakukan edukasi dan sosialiasi penanganan panen pala yang baik dan sesuai standar oleh pekebun, serta menjaga komitmen eksportir untuk melakukan pengawasan mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk siap kirim sehingga pala yang diekspor memenuhi persyaratan negara tujuan.

Lebih lanjut Heru mengatakan, komitmen pembinaan penerapan SOP penanganan pala di tingkat petani, pengumpul dan eksportir oleh Direktorat teknis, UPT Pusat dan Satker Daerah, sedangkan harmonisasi teknik pengujian mikotoksin dilakukan Lab UE dan Lab Indonesia, sehingga hasil yang diperoleh signifikan dan diakui oleh kedua belah pihak.

Heru menekankan, “Hal-hal yang perlu dilakukan untuk peningkatan pala adalah peningkatan bimbingan teknis untuk pekebun pala terutama di daerah Ambon, menghidupkan kembali kegiatan desa organik pala, dan harmonisasi lab-lab milik Ditjen Perkebunan terutama dalam hal pengujian alfatoksin agar dapat diterima oleh Uni Eropa, terutama lab yang ada di BBPPTP Ambon sebagai sentra penghasil pala. Hal ini diperlukan untuk mempercepat pengujian dan mengefisienkan, serta dibutuhkan alat pengering untuk komoditas pala.”

“Diharapkan FGD ini menghasilkan action plan dan komitmen dari stakeholder pala. Dalam action plan tersebut dirancang bagaimana kita menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada,” harap Heru.

Pada FGD tersebut turut dilakukan penandatangan komitmen bersama dengan 4 perusahaan eksportir yang berada di wilayah Jawa Timur.

“Ini dilakukan sebagai bukti komitmen dan keseriusan untuk memperbaiki kualitas mutu pala agar tidak ada lagi temuan Aflatoksin pada tanaman pala. Diharapkan kedepannya kualitas mutu pala bisa lebih baik lagi dan tembus pasar global,” ujarnya.

Seusai FGD, dilanjutkan dengan kunjungan ke PT. True Spices di Kabupaten Sidoarjo, yang diikuti oleh perwakilan lingkup Ditjen Perkebunan, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Badan Karantina Indonesia, guna melakukan monitoring dan sharing informasi demi memperkuat mutu kualitas pala Indonesia.


Bagikan Artikel Ini