KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

DIPA Gernas Tahun 2010 Diserahkan Kepada 13 Provinsi dan 56 Kabupaten.

Diposting     Jumat, 07 Mei 2010 12:05 pm    Oleh    ditjenbun



JAKARTA-Direktur Jenderal Perkebunan mewakili Menteri Pertanian menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) program Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas) Tahun Anggaran 2010 kepada 13 provinsi dan 56 kabupaten daerah pelaksanaan Gernas Tahun 2010. Acara penyerahan DIPA yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Kementerian Pertanian, hari Senin (10/5) dihadiri pejabat eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Total DIPA Gernas Tahun 2010 sebesar Rp 500 milyar diserahkan kepada 13 Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi dan 56 Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten wilayah Gernas.

Anggaran dalam DIPA Gernas Kakao Tahun 2010 telah dipersiapkan dan setelah mendapat persetujuan dari Panitia Anggaran DPR RI serta Komisi IV DPR RI. Rapat pembahasan dilakukan secara intensif dengan Direktorat Jenderal Anggaran. Usulan anggaran sebesar Rp 1 triliyun, tapi  hanya disetujui sebesar Rp. 500 milyar dari Bagian Anggaran 999. Dengan jumlah anggaran sebesar itu, tentu akan dilakukan berbagai penyesuaian antara lain  dengan mengurangi target areal yang akan dibina yaitu dari 145.000 ha menjadi 59.663 ha serta jumlah provinsi dan kabupaten yang semula dalam usulan 15 provinsi 60 kabupaten menjadi 13 provinsi 56 kabupaten.

Dalam  acara ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Pembinaan dan Pembelian biji kakao fermentasi antara PT. Sarinah (persero) dengan 5 Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yang merupakan Gapoktan dari Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Selesai penyerahan DIPA, Dirjen Perkebunan, Achmad Mangga Barani mengadakan rapat pemantapan dengan semua kepala dinas yang menerima DIPA di Hotel Mercury-Ancol-Jakarta. Rapat ini berlangsung selama selama 3 (tiga) hari, tanggal 10 – 12 Mei 2010. Rapat ini  bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menyatukan gerak langkah serta memantapkan rencana Pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2010.

Gernas Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao telah dimulai sejak tahun 2009 meliputi 9 provinsi dan 40 kabupaten dengan kegiatan sebagai berikut : 1). Peremajaan seluas 20.000 ha, rehabilitasi seluas 60.000 ha dan intensifikasi seluas 65.000 ha, 2). Pembangunan Substasiun di 4 provinsi di wilayah Sulawesi, 3). Penguatan Laboratorium Lapangan di 6 provinsi wilayah Gernas Kakao, 3. Rehabilitasi UPP sebanyak 48 unit, 4). Pelatihan petani di 40 kabupaten, 5). Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Kontrak Pendamping di 9 provinsi dan 40 kabupaten sebanyak 185 orang, 6). Peningkatan Kapabilitas Petugas Substasiun di 4 provinsi wilayah Sulawesi, 7). Kerjasama dengan Perguruan Tinggi di 4 Provinsi di wilayah Sulawesi dalam rangka memonitor kegiatan Gernas di lapangan, 8). Analisa Tanah di 9 provinsi dan 40 kabupaten, 9). Peningkatan Kapabilitas Bendahara dan Petugas Pengadaan Barang dan Jasa di 9 provinsi dan 40 kabupaten serta pengembangan Sistem Data Base dan Sistem Monev untuk 9 provinsi dan 40 kabupaten.

Pelaksanaan Gernas Kakao tahun 2010 dilakukan di 13 provinsi yaitu Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra, NTT, Maluku, Bali, Papua, Papua Barat, Kalbar, Kaltim, Gorontalo dan Maluku Utara dengan kegiatan meliputi : 1). peremajaan seluas 15.150 ha, rehabilitasi seluas 28.613 ha dan intensifikasi seluas 15.900 ha, 2). Operasional dan Pengutuhan Substasiun Penelitian Kakao di 4 provinsi di wilayah Sulawesi, 3). Operasional Laboratorium Lapangan di 6 provinsi wilayah Gernas, 4). Pengadaan sarana pendukung di 52 UPP, 5). Pelatihan Petani di 55 kabupaten, 6). Rekrutmen dan Pelatihan 15 orang TKP, 7). Analisa Tanah di 4 provinsi dan 16 kabupaten, 8). Pengembangan Sistem Data Base dan Monev untuk 13 provinsi dan 56 kabupaten serta Pembangunan unit pengolahan pasca panen di 29 kabupaten yang pada tahun 2009 menangani kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap seluruh Satker di Daerah, diketahui bahwa untuk kegiatan peremajaan, bibit SE seluruhnya telah berada di lokasi dan yang tertanam sudah mencapai 80% dari target 20 juta pohon, sisanya masih menunggu karena ada beberapa daerah yang belum dapat disalurkan karena bibit belum memenuhi persyaratan teknis untuk disalurkan. Untuk Kegiatan Rehabilitasi, pelaksanaan sambung samping telah dilaksanakan seluruhnya walaupun masih ada beberapa daerah yang pertumbuhannya belum sempurna tetapi sasaran utama untuk perbaikan klon kakao dapat dikatakan telah tercapai. Untuk kegiatan intensifikasi serta kegiatan penunjang lainnya, seperti pembangunan substasiun penelitian kakao, rehabilitasi UPP dll dapat direalisir seluruhnya dengan baik tetapi ke depan mungkin masih ada permasalahan yang dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan di lapangan (e&p-djbun).


Bagikan Artikel Ini