Bukti Komitmen Kuat Buahkan Hasil, Kini Kelapa Pandan Wangi Makin Populer
Diposting Sabtu, 26 Juni 2021 08:06 pmSUMUT – Kebun kelapa pandan wangi milik Jasman silitonga harus mengalami proses berjuang selama kurang lebih 18 tahun sebelum kebunnya ditetapkan sebagai produsen benih unggul kelapa pandan wangi.
Jasman Silitonga mulai menggeluti usaha kelapa pandan wangi ini sejak tahun 2001. Dimana membutuhkan waktu selama 4 tahun, mulai dari tahun 2014 hingga 2018, baik dari proses pengamatan hingga ditetapkan awalnya kebun ini sebagai kebun sumber benih unggul lokal oleh Ditjen Perkebunan selanjutnya dilepas sebagai varietas unggul kelapa pandan wangi oleh Kementerian Pertanian, dan ia terus berjuang hingga kini, mempelajari metode-metode baru, tanggap akan informasi terupdate tentang perkelapaan, giat dan komitmen dalam mengembangkan kebun kelapa miliknya.
“Kita fokus dibenih, benih kita sudah hampir seluruh Indonesia, sejak ini dilepas tahun 2018 sampai dengan 2021 ini kita sudah edarkan sekitar 70.000 benih ke seluruh Indonesia. Kalau setahun untuk saat ini produksi kelapa pandan wangi kita sekitar 22.000 butir/thn/ha, sedangkan populasi kita seluas 13 ha sudah tanam,” kata Jasman silitonga selaku Pengelola Kelapa Pandan Wangi Sumatera Utara, saat diwawancarai di lokasi kebun sumber benih Kelapa Pandan Wangi, Pantai Cermin Kanan, Kab Serdang Bedagai Sumatera Utara (17/06/2021).
Pada awalnya di tahun 2001, Lanjut Jasman, kita melakukan penanaman secara tradisional saja, karena belum mengetahui metode-metode terbaru jadi dilakukan sebatas pengetahuan kita saja.
“Baru sekitar tahun 2013-2014, Balitpalma turun kitapun merubah tata cara penanaman kelapa dan mulai mencari inovasi baru. Sejak tahun 2014 kita mulai mendapatkan pembinaan dari Balitpalma, Dinas Perkebunan dan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan khususnya Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, berupa informasi tentang kelapa, cara penyemaian, cara penanaman, dan penseleksian serta proses mengedarkan baik dalam bentuk benih atau butiran.
Di masa pandemi ini, menurut Jasman, tentunya kita harus tetap menjaga produksi bisa berjalan dengan baik dan terjaga kualitasnya. “Salah satunya kita selalu melaksanakan seleksi ketat, seperti penebangan pohon yang kita rasa kurang produktif, kurang wangi, kurang secara fisik dan secara genetik kurang membawa rasa pandannya, jadi kita tebang. Menjaga komitmen agar kualitasnya tetap sesuai kriteria dan bermutu baik,” katanya.
Bukanlah hal yang mudah, namun berkat tekad dan komitmen yang kuat tidak mengenal kata menyerah, mendorong ia untuk terus berjuang mengembangkan kebunnya. Dan kerja kerasnya membuahkan hasil yang positif, selain dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, kebun miliknya bermanfaat bagi orang lain karena keberadaan kebun itu membuka peluang usaha atau lapangan kerja bagi warga sekitar.
Dalam pengembangan kelapa ini tentunya dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya untuk meningkatkan produksi memerlukan penambahan lahan dan pengolahan limbah. “Meningkatkan produksi membutuhkan lahan, ada lahan yang kita akan kembangkan, tetapi kemarin terkendala di administrasi dengan pemkab terkait ijin kelola, tapi lahan tersebut tidak termasuk kawasan hutan, namun pemkab belum memberikan ijin kelola. Saat ini kita belum tahu apa permasalahannya,” ujar Jasman.
Jasman menambahkan, kita perlu pembinaan dan dukungan yang intens dari pemerintah untuk meningkatkan produksi kita serta apabila ada lahan baru kita siap mengelolanya, karena untuk memenuhi produksi sekarang kita butuh tambahan lahan karena lahan kita terbatas.
“Selain itu, kami membutuhkan juga alat untuk mengolah limbah kebun, seperti pelepah-pelepah kita butuh mesin pencacah supaya tidak menjadi sarang hama, karena kalau dibiarkan tergeletak begitu aja bisa mempengaruhi kualitas mutu produksi dan produktivitas kebun kelapa ini. Dari pelepah-pelepah yang dicacah tersebut kita bisa jadikan pupuk alami,” tambahnya.
Beredarnya kelapa pandan wangi asalan dipasaran tentunya sangat meresahkan semua pihak, karena bisa mencoreng kualitas asli dari panda wangi yang bisa mengakibatkan daya jualnya menurun. “Bisa saja itu membeli harga murah tapi dikemas dengan cara kelapa biasa dikupas lalu dicelupkan ke biang aroma pandan, tetapi rasanya tentunya akan terasa berbeda,” katanya.
Salah satu cara untuk mendeteksi kelapa pandan wangi di pasaran, dapat dilakukan dengan membakar sedikit daunnya panaskan dengan api, akan mengeluarkan atau tercium aroma pandan, atau akar mudanya kita ambil lalu dipijat akan langsung tercium aroma pandan.
Tantangan kita semua untuk memiliki komitmen terus berjuang mengembangkan kelapa Indonesia khususnya dalam hal ini pandan wangi, sehingga kelapa pandan wangi asal Indonesia bisa popular, memiliki kualitas mutu yang baik dan berdaya saing, dan tidak hanya kalangan tertentu saja yang menikmati serta bisa lebih dikenal dunia.
Menurut Jasman, “Kelapa ini makin dikenal diseluruh Indonesia, orang semakin percaya membeli kelapa miliknya ini, bahwa yang kita keluarkan itu benar-benar diseleksi dan cukup bisa diandalkan serta pasti lebih baik daripada benih-benih sembarang yang diluar.
Jasman berharap, kelapa pandan wangi ini dapat menjadi ikon (simbol) Sumatera Utara, “Kalau 10 tahun kedepan sudah menyebar keseluruh Indonesia jangan sampai hilang kalau itu asal muasalnya dari Sumatera Utara, biar mereka tahu walau ditanam di wilayah-wilayah lain, ciri khas asal Sumatera Utara tetap ada, tidak hilang, melekat” katanya.
Menurut Jasman, Kelapa pandan wangi ini sudah ditanam di papua barat, sebagai salah bentuk kita untuk mempromosikan kelapa ini di papua barat, mereka punya program Kapak Tersenyum, kita sumbangkan ke mereka, paling tidak mereka mengenal terlebih dahulu kelapa pandan wangi kita.
Terbukti dari proses perjalanan dari awal hingga saat ini, upaya kerja keras, kesabaran dan komitmen kuat yang dilakukan oleh Jasman dan anggotanya selama bertahun-tahun ini telah membuahkan hasil.
“Mudah-mudahan kelapa ini bisa berkembang ke seluruh Indonesia dan kita bisa menjadi pemasok atau mensuplai kelapa ini ke seluruh dunia, karena pasarnya masih sangat terbuka dan peluangnya sangat besar,” ujarnya.
Saat pemeliharaan kebun pun, Jasman juga selalu arahkan anggota untuk mengutamakan jaga kesehatan dan menjaga jarak saat bekerja, kita selalu melaksanakan protokol kesehatan walau di kebun. (DAP)