KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP

Diposting     Jumat, 06 September 2024 01:09 pm    Oleh    ditjenbun



Banten – Nilai tukar petani (NTP) nasional bulan Agustus 2024 sebesar 119,85 atau naik 0,20 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Menurut Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) 2024 di Jakarta, Senin (2/9) naiknya NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) naik 0,08 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (ib) mengalami penurunan sebesar 0,12 persen.

NTP sejumlah provinsi juga mengalami kenaikan. Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan tertinggi 2,60 persen disusul provinsi Banten, 1,93.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sub sektor tanaman pangan dimana petani padi pada minggu ke 2 bulan Agustus memasuki panen raya dengan rerata harga GKP Rp 6.300/kg dan GKG Rp 7.300.

”Selain itu juga pada bulan agustus tidak ada gagal panen (puso) akibat musim kemarau, ini adalah keberhasilan program pompanisasi dan irigasi perpompaan, selain itu juga kegagalan panen akibat serangan hama WBC pada bulan agustus dapat diantisipasi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (3/9).

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam (PAT) disaat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia. Lewat program tersebut, Mentan yakin Indonesia mampu meningkatkan produksi secara maksimal.

“Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dinia,” katanya.

Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggenjot produksi padi melalui Program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan pompanisasi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Beberapa komoditas perkebunan, Agus melanjutkan seperti kopi dan cengkeh di wilayahnya pada bulan Agustus juga memamsuki panen raya diiringi dengan kenaikan harga jual.

”Untuk kopi kenaikannya sampai sampai 100 persen, demikian juga harga cengkeh tahun ini lebih baik dibandingkan tahun kemarin,” pungkasnya.


Bagikan Artikel Ini