Kementan Resmi Mulai Tanam Perdana Tebu di Gresik: Perkuat Swasembada Gula dan Hilirisasi Energi Nasional
Diposting Jumat, 21 November 2025 07:11 am
Gresik— Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menggelar kegiatan Tanam Perdana Tebu di Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik (20/11/25). Kegiatan ini merupakan bagian penting dari implementasi program Hilirisasi Perkebunan 2025 serta percepatan pencapaian Swasembada Gula Nasional dan penguatan ketahanan energi melalui bioetanol berbasis tebu.
Acara berlangsung dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Gresik, TNI, Kejaksaan Negeri, pelaku usaha sektor gula, dan para petani setempat. Kehadiran berbagai unsur ini menandai komitmen bersama dalam memperkuat sektor tebu sebagai komoditas strategis nasional.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, menyampaikan bahwa kegiatan tanam perdana ini merupakan bagian dari program bongkar ratoon dan perluasan areal tebu tahun 2025. Menurutnya, kegiatan di Gresik memiliki keistimewaan karena wilayah tersebut sebelumnya tidak termasuk dalam lokus program nasional, namun antusiasme dan kesiapan daerah membuka peluang perluasan baru.
“Ini menarik, karena sebenarnya wilayah ini tidak termasuk lokus kita. Tetapi ada semangat luar biasa dari daerah, sehingga tahun ini ada tambahan 43 hektare dan tahun depan direncanakan mencapai 500 hektare. Ini menjawab amanah Bapak Presiden yang diberikan kepada Bapak Menteri dan Direktorat Jenderal Perkebunan, bahwa tahun depan Indonesia harus mencapai swasembada gula kristal putih,” jelas Plt. Dirjen. Ia menambahkan bahwa program nasional menargetkan penambahan 100.453 hektare tebu tahun ini. Dengan penambahan tersebut, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gula kristal putih nasional dan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada impor gula rafinasi.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh dukungan pemerintah pusat akan terus diperkuat, mulai dari penyediaan benih unggul, pengolahan lahan, hingga penanaman. Setelah panen, tebu petani akan langsung diserap oleh Pabrik Gula yang berada di wilayah tersebut. Plt. Dirjen menegaskan komitmen pemerintah dalam memperbaiki tata niaga gula serta memberantas berbagai kebocoran yang selama ini terjadi.
“Untuk tebu ini tidak ada masalah. Benih kita siapkan, pengolahan dan penanaman kita bantu, dan pada saat panen PG langsung menyerap hasil petani. Kita juga sedang memperbaiki tata niaga gula nasional, termasuk menghentikan impor gula rafinasi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menimbulkan hiruk-pikuk,” tegasnya.
Roni juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Gresik karena menunjukkan komitmen kuat dalam pembangunan sektor tebu. “Saya dapat amanah dari Bapak Menteri, bahwa mulai tahun ini seluruh kepala daerah akan dievaluasi. Jika tidak aktif dan tidak ingin mengejar target, maka anggarannya dapat kita nolkan. Tetapi untuk daerah yang aktif seperti Gresik, tentu akan kita pertimbangkan peningkatan dukungan, tidak hanya untuk tebu, tetapi juga komoditas lain seperti kopi dan kelapa,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian atas dukungan yang telah diberikan kepada Gresik. Ia menjelaskan bahwa perluasan areal tebu ini berawal dari sosialisasi Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu, meskipun sebelumnya Gresik tidak termasuk lokus program nasional. Dengan koordinasi cepat antara pemerintah daerah, desa, dan para penyuluh, Gresik berhasil mengajukan 43 hektare untuk tanam tebu tahun ini.
Achmad menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik menargetkan peningkatan signifikan dengan perluasan hingga 500 hektare tahun depan, sehingga total luas areal tebu di Gresik dapat mencapai 1.341 hektare dengan potensi produksi mencapai 158.000 ton. “Mudah-mudahan tahun depan akan berkembang menjadi 500 hektare tambahan. Ini sejalan dengan instruksi Presiden terkait ketahanan pangan di Kabupaten Gresik. Semoga langkah ini membawa berkah bagi masyarakat Gresik dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan arahan bahwa komoditas tebu merupakan pilar penting dalam dua agenda strategis nasional sekaligus, yaitu swasembada gula dan hilirisasi energi berbasis bioetanol. Menurutnya, penguatan sektor tebu berarti memperkuat dua ketahanan sekaligus: ketahanan pangan dan ketahanan energi. “Tebu adalah masa depan. Dengan memperkuat produksi dan hilirisasinya, kita membangun fondasi untuk mengurangi impor gula, menyediakan energi hijau nasional, dan memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Hal ini hanya bisa dicapai jika pusat dan daerah bergerak bersama, konsisten, dan berorientasi pada keberlanjutan,” tegas Menteri.
Menteri juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat dukungan melalui peningkatan kualitas benih, modernisasi alat dan mesin pertanian, serta penguatan kemitraan antara petani, pemerintah daerah, dan pabrik gula. Upaya ini menjadi bagian integral dalam pembangunan sektor tebu yang berdaya saing, berkelanjutan, dan memberikan kesejahteraan bagi petani.
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN