YOGYAKARTA– Dalam rangka mengantisipasi dampak globalisasi ekonomi dan krisis finansial global, maka Pemerintah Daerah diharapkan dapat melakukan  terobosan untuk mengembangkan industri dengan melakukan kreativitas yang dapat menarik minat investor dan pembeli potensial melalui publikasi dan promosi investasi dan perdagangan daerah dalam event pameran seperti Invesda Expo 2010, demikian sambutan tertulis Dirjen Bina Pembangunan Daerah Depdagri yang dibacakan oleh Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah pada pembukaan Invesda Expo 2010 yang dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.

Hadir pada acara tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemda Provinsi D.I. Yogyakarta, beberapa Pejabat Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota peserta pameran, Ketua Panitia Penyelenggara Pameran (Dirut PT. Feraco), sejumlah perwakilan peserta pameran serta undangan lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Feraco selaku Penyelenggara Pameran (Event Organizer/EO) dalam laporannya menyampaikan bahwa, pelaksanaan Invesda Expo 2010 memiliki nilai strategis dalam menghadapi ketatnya persaingan di era globalisasi saat ini. Melalui agenda tahunan ini, diharapkan dapat mendorong dan merangsang masuknya investasi sekaligus menstimulasi pengembangan dan peningkatan volume perdagangan produk-produk unggulan Indonesia.

Invesda Expo 2010 pada tahun ini merupakan penyelenggaraan pameran yang ke-6 kalinya, dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 14 Oktober s.d. 17 Oktober 2010 bertempat di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, dengan mengusung tema “Pameran Ke-6 Peluang Investasi dan Produk Unggulan Indonesia.

Invesda Expo 2010 diikuti oleh 125 peserta dari seluruh wilayah nusantara dengan jumlah stand 278 stand dengan total luas area + 6.000 m2 yang terdiri dari kategori Pemerintah Daerah dan Non Pemerintah Daerah. Peserta pameran berasal dari Kementerian Pertanian RI, Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI cq. Ditjen Minyak dan Gas Bumi, Badan POM, PT. Pupuk Kaltim, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dinas-dinas dan Badan-badan terkait di daerah, Pelaku usaha yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, handicraft, batik nusantara, makanan dan minuman, baik yang berskala UKM maupun skala besar serta mitra binaan, UKM Peduli Jogja, KTNA Provinsi Yogyakarta, Asosiasi Penyandang Cacat Provinsi Yogyakarta dan media partner antara lain TVRI Stasiun Yogyakarta, RRI Regional Yogyakarta, TV Yogya serta sejumlah media cetak lokal.

Pada pameran tersebut Stand Kementerian Pertanian tampil dengan konsep Terintegrasi yang diwakili oleh Sekretariat Jenderal cq. Pusat Pembiayaan dan Investasi serta Direktorat Jenderal Perkebunan.  Ditjen Perkebunan mensosialisasikan program dan kebijakan pembangunan perkebunan yaitu Program Revitalisasi Perkebunan, Program Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao serta Perizinan Usaha Perkebunan yang disajikan dalam bentuk poster. Selain itu, disajikan pula beberapa bahan publikasi dalam bentuk leaflet dan buku-buku publikasi bidang perkebunan serta mempromosikan berbagai produk komoditi unggulan perkebunan dalam bentuk display sampel produk dan produk turunannya antara lain karet, kopi, kakao, tebu, kapas.

Pada Invesda Expo 2010, dilakukan pemberian penghargaan bagi stand terbaik dengan kriteria : kesesuaian materi yang ditampilkan dengan tema pameran, keindahan (unsur estetika stand), pelayanan petugas pemandu stand, dan kebersihan stand. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Dewan Juri, Stand Kementerian Pertanian RI meraih Juara II Kategori Stand Non Pemerintah Daerah, sedang Juara I dan III masing-masing diberikan kepada Stand Kementerian Perhubungan RI dan PT. Pupuk Kaltim. Penyerahan dilaksanakan oleh Sekretaris Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi D.I. Yogyakarta serta Penyelenggara Pameran. (hukmas.djbun)

SOLO-Peningkatan peran serta asosiasi dan kelembagaan petani perkebunan dalam pembangunan perkebunan serta terwujudnya pemberdayaan dan penguatan asosiasi petani sehingga mampu memberikan advokasi kepada anggotanya merupakan tujuan dari Pertemuan Koordinasi Asosiasi Petani yang di fasilitasi oleh Ditjen Perkebunan di Hotel Agas Internasional Surakarta-Jawa Tengah pada tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2010, dibuka oleh Direktur Jenderal Perkebunan yang diwakili oleh Direktur Budidaya Tanaman Tahunan yang dihadiri oleh anggota dan perwakilan dari asosiasi dan kelembagaan petani tanaman tahunan komoditi perkebunan seluruh Indonesia.

Sampai dengan saat ini juga telah terbentuk 13 (tiga belas) kelembagaan Petani Perkebunan atau  Asosiasi Petani   perkebunan  dan 5 ( lima ) diantaranya adalah Asosiasi Petani Tanaman Tahunan  meliputi  Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO); Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO); Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI); Asosiasi Petani Jambu Mete Indonesia (APJMI) dan yang baru terbentuk pada tanggal 30 Oktober 2008 di Yogyakarta adalah Asosiasi Petani Jarak  Pagar Indonesia (APJPI).

 Sebelum rapat koordinasi diadakan seminar dan diskusi panel dari beberapa nara sumber dengan topik Kemitraan Usaha berbasis komoditi jambu mete, kelapa sawit, kelapa, karet dan jarak pagar, antara lain :

1. Kemitraan dalam Usaha Pengolahan Mete oleh Bambang Senggono.
2. Pemberdayaan Asosiasi Petani Kelapa Menghadapi Era Perdagangan Bebas: Pengembangan AEC Corporation (Agroindustrial Export Cluster Corp. oleh Dr. Wisnu Gardjito.
3. Kemitraan Usaha Berbasis Kelapa sawit oleh Setiyono.
4. Kemitraan Usaha Berbasis Karet oleh Kliwon.
5. Jarak Pagar Terpadu (JPT) Industri Biodiesel dan Produk Turunannya me