KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Mensosialisasikan Kecintaan Produk Dalam Negeri Melalui Indonesia Agribusiness 2010 Expo .

Diposting     Senin, 26 Juli 2010 11:07 am    Oleh    ditjenbun



Mensosialisasikan Kecintaan Produk Dalam Negeri Melalui Indonesia Agribusiness 2010 Expo

shadow

SURABAYA-Dalam rangka mensosialisasikan kecintaan produk-produk pertanian dalam negeri, baik yang masih berbentuk bahan baku (raw material) maupun yang sudah diolah lebih lanjut maka perlu dilakukan suatu kampanye terhadap produk pertanian tersebut yang dikemas dalam kegiatan promosi atau pameran, demikian salah satu poin penting sambutan tertulis Menteri Pertanian RI yang dibacakan oleh Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kemtan pada pembukaan Indonesia Agribusiness 2010 Expo yang dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Juli 2010 di Ballroom, Sheraton Hotel and Towers, Surabaya.

Hadir pada acara tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Sistem Informasi dan Pengawasan Pertanian, Direktur Pemasaran Domestik Ditjen PPHP, Pejabat Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota Jawa Timur, Ketua Panitia Penyelenggara Pameran (Dirut PT. Feraco) dan sejumlah perwakilan dari peserta pameran serta undangan lainnya.

Lebih lanjut, Dirjen PPHP Kemtan mengharapkan melalui promosi atau expo ini akan dapat saling berinteraksi antara petani produsen baik dengan konsumen maupun dengan pedagang dan eksportir, sehingga menimbulkan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.

 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Pameran dalam laporannya menyampaikan bahwa, di era persaingan usaha yang semakin ketat saat ini, sudah suatu keharusan promosi/expo dilakukan. Promosi sebagai bagian dari pemasaran merupakan urutan terdepan dalam menyampaikan keunggulan produk kepada konsumen, agar konsumen tahu, membeli sampai akhirnya loyal terhadap produk tersebut. Produk apapun akan sulit diketahui konsumen kalau tidak didukung oleh promosi, salah satunya adalah melalui Indonesia Agribusiness 2010 Expo.

Indonesia Agribisnis Expo 2010 merupakan penyelenggaraan pameran yang ke-9 kalinya, dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 22 Juli s.d. 25 Juli 2010 bertempat di Convention Hall Tunjungan Plaza 3, Surabaya, dengan mengusung tema “Cinta 100% Produk Indonesia” dan sub tema “Aneka Tepung Lokal Membuat Sehat dan Cantik”.

Pameran diikuti oleh para pelaku usaha yang bergerak di sektor agribisnis, baik yang berskala UKM maupun skala besar serta binaan instansi pemerintah (provinsi, kabupaten/kota dan kementerian terkait) dan swasta. Pameran produk untuk tahun 2010 diikuti oleh 65 peserta dari seluruh wilayah nusantara yang menempati lebih dari 120 stand pameran. Sedangkan dari Kementerian Pertanian, ikut berpartisipasi pada pameran tersebut adalah Ditjen PPHP, Pusat Perizinan dan Investasi serta Direktorat Jenderal Perkebunan.

Pada Indonesia Agribisnis 2010 Expo, Stand Ditjen Perkebunan yang merupakan bagian dari Stand Kementerian Pertanian, bersama BBP2TP Surabaya mensosialisasikan program dan kebijakan pembangunan perkebunan yang dipadukan dengan kegiatan pelayanan di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan dalam bentuk poster, banner, leaflet dan buku-buku publikasi serta mempromosikan berbagai produk komoditi unggulan perkebunan, sedangkan dari BBP2TP menyajikan berbagai contoh-contoh benih tanaman perkebunan yang dipromosikan dalam bentuk produk display.(hukmas)


Bagikan Artikel Ini  

Untuk Mewujudkan Swasembada Gula, Pemerintah akan Melakukan Revitalisasi Pabrik Gula.

Diposting     Ahad/Minggu, 25 Juli 2010 11:07 am    Oleh    ditjenbun



Untuk mewujudkan swasembada gula secara penuh, baik untuk rumah tangga maupun untuk industri, pemerintah telah menyusun Road Map Swasembada Gula Nasional Tahun 2010-2014.  Salah satu program untuk mencapai swasembada gula tersebut  adalah Program Revitalisasi Industri Gula BUMN dan BUMS Tahun 2010-2014. Revitalisasi tersebut meliputi  Revitalisasi sektor on-farm  yaitu perluasan areal dan peningkatan produktivitas gula dan revitalisasi sektor off-farm : rehabilitasi, peningkatan kapasitas giling amalgamasi, peningkatan efisiensi pabrik, dan peningkatan kualitas gula. Disamping itu, juga akan dibangun PG baru, pemberdayaan penelitian dan pengembangan gula dan peningkatan kualitas SDM di bidang industri gula.

Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkebunan bersama Stakeholders pergulaan telah sepakat untuk bersama-sama mendorong bangkitnya kembali industri pergulaan nasional. Diharapkan pada tahun 2014 produksi gula dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi serta industri makanan dan minuman sebesar 5,7 juta ton yang terdiri dari 2,96 juta ton untuk konsumsi langsung masyarakat dan 2,74 juta ton untuk keperluan industri.

Pencapaian swasembada gula di Indonesia ditempuh melalui 3 (tiga) tahap, yakni (1) swasembada gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan langsung rumah tangga pada tahun 2009 sebesar 2,7 juta ton telah dapat dipenuhi pada tahun 2008, (2) swasembada gula konsumsi langsung rumah tangga, industri dan sekaligus menutup neraca perdagangan gula nasional tahun 2010 – 2014, (3) swasembada gula berdaya saing mulai dari tahun 2015 – 2025 yang difokuskan pada modernisasi industri berbasis tebu melalui pengembangan industri produk pendamping gula tebu (PPGT) yang memiliki nilai tambah.

Revitalisasi Industri Gula BUMN 2009-2014 diperlukan guna mendukung pencapaian produksi gula  pada 2014  sebanyak 2,32 juta ton dari total kebutuhan sebanyak 5,7 juta ton. Sedangkan revitalisasi Industri Gula BUMS 2009-2014 diperlukan guna mendukung pencapaian produksi gula  pada 2014  yang ditargetkan 5,7 juta ton. Proyeksi produksi gula BUMS sampai dengan tahun 2014 ditargetkan sebesar 1,218 juta ton dari produksi tahun 2009 sebesar 1,148 juta ton atau naik 1,22% per tahun selama 5 tahun. Berikut tabel kondisi produksi gula 2003-2009,  sasaran produksi gula dan kebutuhan tambahan PG Baru

Pengertian Swasembada Gula

  • Pengertian umum swasembada untuk suatu produk disuatu negara akan tercapai apabila secara netto jumlah produk dalam negeri minimal mencapai 90% dari jumlah konsumsi domestiknya, baik untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, industri maupun neraca perdagangan gula nasional.
  • Dengan pengertian tersebut yang dimaksud swasembada gula adalah produksi gula berbasis tebu dalam negeri telah mencapai 90% dari kebutuhan nasional.
  • Dalam sistim pergulaan nasional kebutuhan gula dibagi 2 yaitu untuk konsumsi langsung (rumah tangga) dengan kwalitas gula kristal putih (GKP) dan kebutuhan tidak langsung untuk industri makanan, minuman dan farmasi dengan kwalitas gula kristal rafinasi (GKR).
  • Pada tahun 2008 dari pabrik-pabrik gula yang ada (58 PG) produksinya telah memenuhi swasembada gula konsumsi langsung (rumah tangga).  Pengembangan selanjutnya diarahkan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan gula industri, baik dengan meningkatkan kwalitas untuk konsumsi industri maupun untuk bahan baku pabrik gula rafinasi.

Tujuan Program Swasembada Gula

  • Memenuhi kebutuhan gula nasional secara keseluruhan, baik untuk konsumsi langsung maupun industri;
  • Mendayagunakan sumberdaya/aset secara optimal berdasarkan prinsip keunggulan kompetitif wilayah dan efisiensi secara nasional;
  • Meningkatkan kesejahteraan petani/ produsen dan stakeholder lainnya;
  • Memperluas kesempatan kerja dan peluang berusaha dikawasan pedesaan, sehingga secara nyata berdampak positif terhadap pemberantasan kemiskinan.

Bagikan Artikel Ini  

Hari Krida Pertanian 2010: Bahu Membahu Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Peternak.

Diposting     Kamis, 22 Juli 2010 12:07 pm    Oleh    ditjenbun



SUBANG-“Dengan Semangat Hari Krida Pertanian Kita Bahu Membahu Meningkatkan Kesejahteraan Petani- Peternak Indonesia” merupakan Tema yang diusung dalam peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) tahun 2010 ke 38  di halaman Kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada 21 Juni – 21 Juli 2010. Peringatan HKP dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, dan sejumlah pejabat eselon I dan II dilingkungan Kementerian Pertanian. Selain itu kegiatan ini juga dihadiri Bupati subang dan Muspida Kabupaten Subang serta sejumlah pejabat di lingkup Pemda Jawa Barat.

Bagi Kementerian Pertanian peringatan HKP merupakan hari bersyukur dan mawas diri bagi masyarakat dan insan pertanian atas hasil yang telah di capai selama ini. Tidak heran bila peringatan HKP kali ini Kementerian Pertanian juga menyelenggarakan kegiatan bhakti krida, Bhakti social dan bazaar pangan murah.Untuk  bhakti krida, Ditjen Perkebunan membagikan  beberapai jenis  bibit tanaman perkebunan seperti kelapa, aren, kopi robusta dan manggis kepada petani sebagai symbol ucaapan terimakasih atas peningkatan produktivitas pertanian.

Sedangkan kegiatan bhakti social pada acara ini dilaksanakan khitanan masal bagi 70 orang putra petani sekitar lokasi kegiatan dan pemberian bantuan  biaya pendidikan kepada putra-putri petani berprestasi. Sementara pada acara  bazaar, kementrian pertanian juga menggelar penjualan  bahan pangan dengan harga murah. Komoditas yang dijual dalam bazaar ini seperti beras, minyak goring dan tepung.

Peringatan Hari Krida Pertanian ini dibuka oleh Menteri Pertanian Suswono yang diwakilikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim. Dalam sambutan tertulisnya Mentri Pertanian  mengungkapkan bahwa Hari Krida Pertanian merupakan penjewatqhan rassa syukur  masyarakat pertanian terhadap hasil-hasil yang telah di capai selama ini. Sebab tidak bias dipungkiri selama ini sector pertanian  merupakan bagian yagn sangat penting dalam system perekonomian  Negara. Selain itu sector pertanian juga meruapak sumber  bahan pangan yagn berkesinambungan  bagi masyarakat.

Oleh karena itu dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim,  Mentri Pertanian mengungkapkan pembangunan  pertanian  diarahkan  untuk menfasilitasi,melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi. Untuk itu  berbagai program , kegiatan dankebijakan  yagn pro pembangunan  pertanian dan pro petani terus didorong  dan diluncurkan. Diantaranya yakni seperti bantuan  dan penggunaan benih unggul, perbaikan infrastruktur, fasilitas pembiayaan,perbaikan pasca panen, pembangunan  agro bisnis pedesaan dan pemasaran hasil pertanian.

Sekalipun begitu keberhasilan pembangunan pertanian yang telah di rasaan selama ini,pertanian kita saat ini juga dihadapi adanya perubahan iklim. Dia mengatakan anomali iklim saat ini berbeda dengan El Nino yang berakibat kemarau panjang ataupun La Nina yang berdampak pada bencana banjir. Oleh karena itu Menteri Pertanian  mengharapkan jajaran dinas pertanian dan para penyuluh bersama petani  untuk segera melakukan antisipasi  terhadap pertanaman yang sudah ada serta menanam komiditi lain yang sesuai  dengan intensitas hujan yang cukup tinggi dan peluang pasar.  Sebab peluang pasar berbagai komoditas pertanian masih sangat terbuka di pasar domestik dan ekspor, sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani.

Diakhir sambutannya, Mentri Pertanian  mengajak kita semua untuk  tetap memiliki  keinginan , semangat dan etos kerja yagnkuat untukmaju dan memperbaikai dirinya. Oleh sebab itu halyang paling dibuthkan adalh kepedulian , keberpihakan dan member kesempatan yang seluas-luasnya  kepada petani dan peternak. Mentan juga mengharapkan pengembangan usaha pertanian diharapkan bisa mencapai empat tujuan utama, yaitu swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta meningkatkan kesejahteraan petani.


Bagikan Artikel Ini  

Optimalisasi Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Untuk Meningkatkan Kualitas Tanaman Perkebunan.

Diposting     Selasa, 13 Juli 2010 11:07 am    Oleh    ditjenbun



SURABAYA-Direktorat Jenderal Perkebunan pada tanggal 5-6 Agustus di Surabaya menyelenggarakan Temu Koordinasi Kehumasan Kementerian Pertanian dengan mengusung tema “Kebijakan Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Untuk Meningkatkan Mutu, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan”dan selanjutnya pada hari kedua dilakukan kunjungan lapangan ke Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya di Mojoagung, Kabupaten Jombang.

Acara yang berlangsung selama dua hari, dihadiri oleh Pejabat/Penanggung jawab/Pelaksana Kehumasan Unit Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian, Pejabat Fungsional Pranata Humas dan Wartawan Media Cetak yang tergabung dalam Forum Wartawan Pertanian (FORWATAN) serta menampilkan narasumber Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi, Direktur Perlindungan Perkebunan dan Kepala BBP2TP Surabaya.

Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Pertanian, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kabag Hubungan Media Massa, Dr. Ir. Widi Hardjono, M.Sc, mengatakan bahwa pertemuan ini diharapkan mempunyai peran sebagai wahana tukar menukar informasi dan saling berbagi pengalaman yang akan menambah wawasan dan pengetahuan. Disamping itu, kegiatan ini juga dapat digunakan dalam menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat, terutama kepada para pengambil kebijakan. Serta memberi informasi mengenai program dan kebijakan di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.

“Mengingat penggunaan benih unggul bermutu baru mencapai kisaran 30-80% dari total areal perkebunan, maka disusun sasaran penanganan perbenihan perkebunan. Sasaran dalam jangka pendek, yakni mengoptimalkan dan meningkatkan peran industri perbenihan di dalam negeri dan secara selektif dimungkinkan untuk mengintroduksi benih dari luar negeri. Sedangkan sasaran untuk jangka panjang, berupa perwujudan industri perbenihan perkebunan yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen secara berkelanjutan pada wilayah pengembangan, dengan memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya perbenihan di dalam negeri,” ujar Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi dalam pemaparannya yang disampaikan oleh Kasubdit Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih, Ir. Mudjiati, MM.

Selama ini, paparnya lebih lanjut, sektor perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa, kontribusi PDB, penyediaan bahan baku industri, sebagai pendorong pertumbuhan pusat ekonomi baru, dan pelestarian lingkungan. Dengan semakin meningkatnya harga produk perkebunan di pasar global, maka pembangunan perkebunan pada beberapa tahun belakangan dan diperkirakan pada tahun-tahun yang akan datang akan meningkat secara signifikan. Produksi atau ketersediaan benih unggul dan bermutu merupakan salah satu upaya untuk memberikan jaminan keberhasilan pada pekebun. Seiring dengan itu, pengguna benih unggul bermutu diharapkan juga meningkat, dalam upata tercapainya target peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil perkebunan yang tentunya akan berdampak dalam peningkatan kesejahteraan pekebun.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan yang diwakili Kasubdit Pengendali OPT Tanaman Semusim, Rempah dan Penyegar, Drs. Dudi Gunadi, B.Sc, M.Si, menyampaikan bahwa, dalam usaha agribisnis perkebunan, perlindungan perkebunan juga berperan penting. Perlindungan perkebunan berkontribusi dalam menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil atau produksi tanaman perkebunan. Domain perlindungan tidak hanya terbatas pada gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), namun juga dengan gangguan non-OPT seperti sengketa lahan kebun dan dampak anomali iklim, misalnya kebanjiran, kekeringan dan kebakaran. Selain itu juga terdapat permasalahan pemasaran hasil perkebunan, misalnya munculnya hambatan non-tarif sebagai konsekuensi penghapusan segala bentuk hambatan tariff (Technical Barrier to Trade), adanya berbagai ketentuan, seperti ISPM (International Standart on Phytosanitary Measures), serta permasalahan lain yang sangat menentukan posisi komoditas perkebunan di pasar dunia.

“Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) berkomitmen untuk menjadi balai yang profesional dalam memberikan pelayanan prima di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan. Dengan beberapa misi yang menjadi prioritas balai ini, pertama optimalisasi pengawasan pelestarian plasma nutfah, mutu benih, peredaran benih, hasil rekayasa genetika, dan pemanfaatan agens pengendali hayati. Kedua, pengoptimalan pengujian terhadap mutu benih dalam rangka uji layak edar, introduksi, ex import dan eksport, rekayasa genetika dan agens pengendali hayati. Ketiga, optimalisasi pengujian adaptasi atau observasi dalam rangka pelepasan varietas dan pengujian penilaian manfaat kelayakan benih dalam rangka penarikan varietas. Keempat, pengembangan metode pengujian mutu benih, sertifikasi benih, pengawasan peredaran benih, teknik identifikasi OPT, penerapan PHT, penanggulangan gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim. Kelima, pengembangan jaringan dan kerjasama antar laboratorium penguji mutu benih dan antar laboratorium proteksi tanaman perkebunan. Keenam, melaksanakan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu pengujian benih dan proteksi tanaman perkebunan. Ketujuh, mengoptimalkan pelayanan teknis dan pengembangan informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan,” kata Kepala BBP2TP, Ir. Hudi Haryono, MS. (hukmas)


Bagikan Artikel Ini  

Pesan-Pesan Diakhir Jabatan Bapak Achmad Mangga Barani (Dirjen Perkebunan Periode 2006-2010).

Diposting     Jumat, 02 Juli 2010 12:07 pm    Oleh    ditjenbun



Pesan-Pesan Diakhir Jabatan Bapak Achmad Mangga Barani (Dirjen Perkebunan Periode 2006-2010).

Resopa Tamonangingingi Naletu Pammase Dewata (Dengan Kerja yang Smart mendapat limpahan rachmat dari Tuhan Yang Maha Esa).

JAKARTA– Achmad Mangga Barani , yang mendapat amanah sebagai Direktur Jenderal Perkebunan  sejak tanggal 11 April 2006 dan  mulai 1 Juli 2010 telah mengakhiri tugasnya karena memamsuki usia pensiun.   Selama empat tahun lebih beliau mengemban tugas, tentu  ada keberhasilan-keberhasilan yang telah beliau hasilkan seperti  peningkatan produksi gula, sehingga Indonesia sejak tahun 2008 bisa mencapai  swasembada gula untuk keperluan konsumsi rumah tangga, produksi kelapa sawit meningkat pesat, sehingga Indonesia sejak tahun 2008 menjadi negara produsen minyak sawit terbesar didunia.

Dari segi program, beliau telah berhasil menyusun dan mengimplementasikan program revitalisasi perkebunan, Gerakan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Akselerasi Peningkatan Produksi Gula dan dilanjutkan dengan tersusunnya Roadmap Swasembada Secara Penuh Tahun 2014, Program Peningkatan Produksi Kapas, dll. Dari segi kelembagaan, dibawah kepemimpinan beliau telah berhasil menjadikan 3 (tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perkebunan menjadi Balai Besar yaitu Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Medan, Surabaya dan Ambon. Kemudian berbagai peraturan perundang-undangan untuk pelaksanaan UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan telah diselesaikan seperti PP No.31 Tahun 2009 tentang Perlindungan Wilayah Geografis Penghasil Produk Perkebunan Spesifik Lokasi, Permentan No.26 Tahun 2007 tentang Izin Usaha Perkebunan, dll.

Dari berbagai keberhasilan tersebut, ada kegiatan dan program-program yang perlu dilanjutkan dan ada kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, tanggal 30 Juni lalu, Bapak Achmad Mangga Barani melakukan silaturrahmi dengan seluruh pejabat struktural Ditjen Perkebunan. Dalam acara silaturrahmi tersebut, Pak Achmad menyampaikan beberapa catatan penting untuk penerus beliau yaitu Direktur Jenderal Perkebunan  yang baru. Selesai acara silaturrahmi, besoknya,  tanggal 1 Juli 2010,  Achmad Mangga Barani melakukan serah terima jabatan kepada Menteri Pertanian. Karena belum ada Direktur Jenderal Perkebunan yang definitif maka Mentan menunjuk Dr. Ir. Ahmad Dimyati, MS sebagai Pelaksana Tugas Dirjen Perkebunan. Berikut catatan penting Bapak Achmad Mangga Barani kepada penerus beliau.

 BEBERAPA CATATAN PENTING

BAGI DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN YANG BARU

  1. I.     UMUM

1.    Inventarisasi dan Penataan Aset Perkebunan khususnya ex Proyek Pola UPP dan Berbantuan yang ada di daerah.

2. Penyelesaian Permasalahan PIR baik berupa sertifikasi, konversi, penghapusan pinjaman dan penutupan proyek.

3. Pembinaan/Kaderisasi Pimpinan perkebunan ke depan dengan mengantisipasi pensiunan dalam jumlah yang besar di tahun mendatang.

4.  Melanjutkan membangun kebersamaan dan sinergitas para pelaku pembangunan perkebunan baik di Pusat, Provinsi, dan Kabupaten melalui antara lain :

a.   Merayakan bersama Hari Perkebunan

b.   Hymne dan Mars Perkebunan

c.   Pertemuan/Seminar, dsb.

5. Pengembangan IT yang telah ada dengan memaksimalkan penggunaannya termasuk penanganan pengadaan barang/jasa dan perijinan/ rekomendasi

6.  Menyelesaikan Peraturan Pemerintah yang diamanatkan oleh Undang-Undang No 18 tahun 2004 serta memfasilitasi pembentukan Dewan Gula Indonesia.

7.  Pengembangan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak menjadi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Pontianak.

  1.  II.    KEGIATAN

1.  Memperjuangkan kelanjutan Program Revitalisasi Perkebunan yang akan berakhir tahun 2010 dengan menambah komoditi kelapa, kopi, dan lada

2. Melanjutkan kegiatan pencapaian Swasembada Gula Nasional 2014 dengan membangun dukungan :

a.   Pembiayaan yang memadai

b.   Tambahan lahan di Jawa dan di luar Jawa

c.   Terobosan teknologi baik di on farm dan off farm

d.   Kebijakan pemerintah yang konsisten

e.   Mengintrodusir tanaman penghasil gula lainnya seperti gula Bit.

3.   Melanjutkan kegiatan pengembangan kapas nasional dengan menggunakan bibit transgenic agar petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik.

4.   Memperjuangkan GERNAS KAKAO tidak berakhir tahun 2011 tetapi menjadi kegiatan yang multi years, mengingat “Biaya Keluaran“ Kakao telah diberlakukan awal tahun 2010 yang dapat menjadi salah satu sumber pembiayaannya.

5.   Mewaspadai berbagai upaya negatif Negara pesaing terhadap pengembangan kelapa sawit baik dilakukan melalui NGO maupun Negara, untuk itu perlu mengambil langkah :

a.   Membangun image dalam dan luar negeri bahwa kelapa sawit di Indonesia sangatlah penting karena dapat menyelesaikan masalah : lapangan kerja, kemiskinan, pertumbuhan di pedesaan dan berazas lingkungan.

b.   Menyelesaikan ISPO sebelum tahun 2011 sebagai landasan bagi semua pelaku sawit di Indonesia.

c.  Berperan di dalam pengambilan keputusan Moratorium Hutan dan Lahan Gambut yang dipersiapkan pemerintah saat ini.

d.  Ikut mendorong terwujudnya cluster industry berbasis kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Timur

e. Membangun kerjasama antara Instansi Pemerintah dan NGO didalam negeri

6.  Mengoptimalkan seluruh perangkat dan laboratorium termasuk yang dibangun melalui GERNAS KAKAO agar mampu mendeteksi dini serangan hama penyakit serta pemberantasannya. Fokus penanganan hama penyakit diarahkan kepada komoditi prioritas.

7.  Melanjutkan upaya perbaikan benih/bibit yang digunakan oleh pekebun dengan benih/bibit yang bersertifikat serta pemeliharaan dan pengembangan kebun-kebun induk serta kelanjutan kebun plasma nutfah nasional di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.

8.  Mengoptimalkan peran PPNS baik di pusat maupun daerah dalam pengawasan, investigasi dan penyidikan beredarnya bibit palsu serta pelanggaran terhadap aturan pembangunan perkebunan.

9.  Mencermati Rencana Kegiatan Anggaran Pembangunan tahun 2011 (Pagu Indikatif) agar mendapat anggaran yang layak untuk membiayai antara lain :

a.   Swasembada Gula Nasional

b.   Gerakan Nasional Kakao

c.   Peremajaan Kelapa dan Lada

d.   Kapas Transgenik

10. Memperjuangkan sebahagian dari Biaya Keluaran Kelapa Sawit dan Kakao dipergunakan untuk pengembangan komoditi dan penelitian serta Dewan Komoditi.

11.  Menyelesaikan seluruh persyaratan didalam upaya Kementerian Pertanian menjadi salah satu Kementerian yang melaksanakan “Reformasi Birokrasi“ sejak 1 Juli 2010.

Pesan Bapak Achmad Mangga Barani kepada seluruh karyawan Ditjen Perkebunan

  • Hari Ini Harus Lebih Baik Dari Hari Kemarin dan Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini.
  • Resopa Tamonangingingi naletu pammase dewata (Dengan Kerja yang Smart mendapat limpahan rachmat dari Tuhan Yang Maha Esa).

Bagikan Artikel Ini